KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Sekolah Tabligh Muhammadiyah Jateng angkatan ke 4 dibuka secara resmi oleh Ketua PW Muhammadiyah Jateng, KH. Tafsir.
Usai membuka, Tafsir menyampaikan kuliah umum kepada 60 peserta tentang 4 corak faham agama, yakni, tradisionalisme, reformisme –modernisme, revivalisme, dan skriptialisme.
Tafsir mengatakan, tradisionalisme merupakan faham yang menggabungkan antara syariah dan tradisi.
“Menggabungkan antara syariah dan tradisi berarti mengintegrasikan ajaran Islam (syariah-red) dengan budaya dan tradisi lokal yang sudah ada di masyarakat. Ini dilakukan dengan memperhatikan batasan-batasan syariah, yaitu bahwa tradisi yang tidak bertentangan dengan syariah adalah diperbolehkan (mubah-red). Proses ini bertujuan agar masyarakat dapat menerima ajaran Islam secara lebih mudah dan tidak kehilangan budayanya,” beber Tafsir, Ahad (14/7/2024) di Kampus Utama Umkaba Kendal.
Dalam perjalanan faham tradisionalisme Islam berawal dari Wali Songo yang sampai saat ini diteruskan oleh NU.
Sedangkan corak faham keagamaan reformisme dalam Islam, kata Tafsir, adalah gerakan yang berusaha kembali ke Al-Qur’an dan hadits, serta membebaskan umat dari taklid buta (taklid yang tidak berpikir) dengan menganjurkan ijtihad (pemikiran bebas berdasarkan hukum Islam).
“Gerakan ini bertujuan untuk memodernisasi pola pikir dan praktik keagamaan Islam agar sesuai dengan konteks dan kebutuhan zaman modern. Reformisme dalam Islam juga mencakup penggunaan kapasitas intelektual yang lebih tinggi dalam memahami teks suci, serta mempertimbangkan latar belakang sosial-kultural dan dinamika kehidupan ekonomi dan politik yang ada,” katanya.
Faham reformisme merupakan faham yang ingin melakukan tajdid atau pembaharuan agar umat Islam maju sesuai modernitas, perkembsngan zaman dan iptek.
Sedangkan corak faham revivalisme ingin menghidupkan kembali umat Islam masa lalu (salaf) di bawa ke masa sekarang.
“Revivalisme dalam Islam merupkan gerakan yang berusaha memulihkan dan memperkuat kembali kekuatan Islam seperti pada zaman Nabi Muhammad,” ujarnya.
Adapun corak faham skriptualisme, Corak faham keagamaan cenderung literal dan totalistik, dengan menganggap bahwa semua ajaran dan praktik harus sesuai dengan teks-teks Al qur’an dan Hadits tanpa memperhatikan konteks historis, sosial, atau budaya. Corak faham skriptualisme, seperti Persis, LDII, dan MTA.
Turut hadir dalam acara, Sekretaris PDM Kendal, Moechammad Noer Agoes Hidayat, Ketua Majelis Tabligh PWM Jateng, Ali Trigiyatno dan Rektor Umkaba, Sri Rejeki. (rif)