KANGKUNG.KENDALMU.OR.ID. Membaca peluang dalam dunia bisnis sangat penting karena sebagai kesempatan yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Analisis peluang usaha memungkinkan bisnisman untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah usaha, termasuk kelebihan, kelemahan, dan ancaman atau resiko.
Seperti yang dialami oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kangkung, Kab. Kendal, Junaedi (60) yang awalnya telah merintis usahanya di bidang penyediaan pupuk pertanian.
Usaha jualan pupuk dan obat-obat pertanian yang dirintis dan dikelola oleh Junaedi dengan konsep-konsepnya menunjukkan perkembangan dengan dimilikinya 5 kios toko yang berjajar di depan Pasar Kangkung, Kab. Kendal.
Junaedi memilih jualan pupuk pertanian waktu itu karena masyarakat di Kec. Kangkung dan sekitarnya adalah petani yang membutuhkan pupuk.
“Jualan pupuk waktu itu sifatnya musiman. Setelah penen tembakau, petani liren (istirahat-red) dan pupuk di toko juga sepi yang beli, tapi sekarang jualan pupuk tidak mengenal musiman” kata Junaedi ketika ditemui kontributor kendalmu.or.id, Sabtu (17/2/2024) di Toko Tani Mukti miliknya.
Dia mengenang awal-awal merintis jualan pupuk dan obat-obatan pertanian di tahun 1986. Setelah lulus SMA, Junaedi pernah nganggur selama 3 tahun, dan merasa betapa susahnya menjadi pengangguran.
“Pengangguran yang saya dikmati bukan karena tidak ada pekerjaan, tapi karena perguruan tinggi favorit saya tidak mau menerima sebagai mahasiswa” ungkapnya.
Dia mengakui selama mengelola toko pupuk dan obat-obatan pertanian, Junaedi sebagai Ketua PCM Kangkung tiga periode mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi adalah piutang petani atau pembeli kepada tokonya.
“Piutang mereka ke toko itu sudah biasa, dan saya mensikapinya dengan bijaksana akan membuat diri nyaman, meskipun jumlah piutang hampir 50%, yang bisa menimbulkan tidak semangat dodolan” ujarnya.
Junaedi menilai piutang itu sebagai peristiwa alam berjualan, dan tinggal kita bagaimana mensikapinya secara positif.
“Meskipun dalam Islam mengajarkan, kalau ada orang utang kepadamu harus dicatat, ada saksi, kapan, berapa nominal utangnya, dan kapan akan mengembalikan, tetapi apabila hatimu ingin tenang, karena telah tercukupi kebutuhan pokok keluargamu, maka jangan terlalu berharap banyak piutang mereka akan dikembalikan. Apalagi kalau yang utang itu sangat membutuhkan barang itu,” ungkap Junaedi mengingat nasehat seorang Kyai dalam sebuah pengajian yang diikuti beberapa puluhan lalu.
Masih terkait piutang pembeli di Toko Tani Mukti, Junaedi ternyata memiliki buku tebal catatan piutang sejumlah pembeli yang disebut sebagai Buku Jamu Toko Tani Mukti.
“Saya sangat tidak berharap piutang tersebut membayarnya, karena saya dan keluarga masih merasa cukup dan saya positif thinkink saja,” ujarnya lagi.
Konsep sukses berwirausaha, Junaedi memiliki prinsip yang sama dengan sejumlah teori, yaitu ulet, sabar, berdo’a, pelayanan yang prima, berbuat baik, dan kejujuran yang mutlak.
“Barang apa yang dibeli dan uang yang dibayarkan itu di kami sama-sama berharap membawa keberkahan tidak hanya manfaat barang dan uang, bertendensi tokonya laris, tetapi berdampak pada perbuatan baik lainnya sesama manusia,” bebernya.
Berbuat baik kepada sesama, lanjutnya, belum tentu mendapat balasan baik, tapi terkadang sebaliknya memperoleh kedholiman. Tetapi berbuat baik tidak perlu berhenti, karena Allah yang tahu, seperti pesan moral yang tercantum dalam nota Tani Mukti ‘Santum terhadap sesama mulia disisi Allah. Menuju Ridho Alah. Keberkahan Allah Bermuara pada Kejujuran dan Keikhlasan’
Junaedi dan keluarga merasa bersyukur atas usaha ekonomi melalui Toko Tani Mukti yang benar-benar membawa keberkahan dengan menunaikan ibadah haji bersama keluarga.
“Bermula ketika saya pindah toko bersamaan dengan waktu keberangkatan saya ibadah haji yang kebetulan saya sendiri, karena istri hamil. Di sana saya berdo’a mohon dikembalikan. Begitu pulang haji saya langsung mendaftar lagi, malah berenam, saya tidak terasa mbayari enam anggota keluarga untuk ke baitullah itu, dan saya tidak tahu uang itu dari mana,” kenangnya.
Menyinggung tentang jabatan sebagai Ketua PCM Kangkung, Junaedi menilai sebagai amanah yang mesti ditunaikan, dan ketika menghadiri kegiatan Muhammadiyah, dia hanya mengatakan kepada anak-anak toko ‘apa yang kalian lakukan ditoko, mengambil uang, barang atau lainnya yang tahu hanya kamu dan Allah, saya tidak tahu’
“Ketika saya keluar ngurusi organisasi (Muhammadiyah-red), seperti rapat dan kegiatan lainnya, pasti saya meninggalkan toko, dan selama kegiatan tersebut saya tidak tahu kondisi toko seperti apa. Tetapi anehnya pagi hari ketika toko buka, anak-anak toko menyampaikan, ‘kemarin bapak rapat, tokonya ramai, banyak pembeli’. (fur)
2 Komentar
Mashaallah, sukses utk bapak Junaedi.. sukses niaga, sukses bergerak dakwah, ber Muhammadiyah…
smoga rejekinya berkah selalu…aamiin..
Beliau Sosok Yg Dermawan, cukup lama Mengemban Tugas di AUM bersama Beliau, Semoga selalu Dilimpahkan Keberkahan Aamiin