SUKOREJO.KENDALMU.OR.ID . Ratusan jamaah hadir dari berbagai penjuru menuju lapangan futsal SMA N Sukorejo, Kab. Kedal.
Kedatangan jamaah disambut mentari pagi merekah, memancarkan sinar keemasan yang membelai lembut wajah bumi. Udara terasa sejuk, menyatu dengan gemuruh hati penuh syukur.
Langkah-langkah kaki para jamaah penuh harap beriringan menuju lapangan yang sudah bersolek dalam kesederhanaan.
Pelaksanaan Sholat Id ini tidak hanya menjadi momen ibadah, tetapi juga mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat Sukorejo.
Jamaah dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga lansia, berkumpul dalam kebersamaan yang hangat, saling bersalaman dan bermaafan, meneguhkan kembali nilai-nilai persaudaraan dalam Islam.
Sementara dari soundsystem terdengan suara takbir bergema merdu, menggema di langit cerah, mengiringi setiap kedatangan jamaah yang mengenakan pakaian terbaik mereka, putih bersih, seolah melambangkan jiwa yang kembali suci.
Wajah-wajah berseri, senyum tersungging dari bibir yang tergetar oleh lantunan doa, menghapus lelah perjalanan yang mungkin panjang.
Anak-anak berlarian riang, tangan kecil mereka menggenggam kuat jemari orang tua, sementara yang lebih dewasa menunduk khusyuk, menyambut pagi penuh berkah.
Aroma wangi sajadah yang baru digelar menyatu dengan harumnya bumi yang basah oleh embun, menciptakan kesan sakral yang mendalam.
Mereka sudah menata niat terbaiknya, hadir di tanah lapang untuk mengikuti prosesi Idul Fitri 1446 H dengan khidmat dan penuh rasa syukur sesuai tuntunan Rasulullah :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى
“Rasulullah SAW keluar pada hari Idul Fitri dan Idul Adha menuju tanah lapang, lalu beliau mengawali sholat sebelum berkhutbah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Prosesi shalat Idul Fitri 1446 H di SMA N Sukorejo, Senin (31/3/2025) dengan imam shalat Ustadz Muhammad Yusuf dan bertindak khotib Ustadz Susapto.

Dalam khutbahnya Ustadz Susapto menjelaskan tetang makna Idul Fitri sebagai momentum untuk mensyukuri nikmat Allah karena diberi kesempatan menunaikan amalan terbaik di bulan Ramadhan.
“Bulan Ramadhan dengan segala keutamaannya telah berlalu, meninggalkan kita dengan pelajaran berharga. Betapa beruntungnya mereka yang mengisi bulan suci ini dengan amal sholeh dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda,” terangnya.
Dikatakan, seluruh ibadah Ramadan yang telah kita tunaikan sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat
Dia menekankan pentingnya mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat, sebagaimana nasihat Rasulullah SAW kepada Abu Dzar:
“Perbanyaklah bekal untuk perjalanan panjang menuju akhirat.”
Di hadapan ratusan jamaah, Ustadz Susapto mengajak untuk selalu sadar bahwa semua perbuatan, baik ucapan maupun tindakan, tercatat dalam pengawasan Allah SWT.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Artinya : “Tak ada satu kata pun yang terucap kecuali ada malaikat yang mencatatnya,” Al qur’an Surat Qaf : 18
Dia juga mengingatkan Al qur’an tidak sekedar dilantunkan, dihafalkan tetapi sebagai pegangan hidup
“Jutaan manusia berlomba-lomba mengkhatamkan Al-Qur’an saat Ramadhan. Namun, apakah cukup hanya dengan membaca? Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa dan bagi seluruh manusia,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an adalah kunci keberhasilan hidup di dunia dan akhirat.
“Sebagaimana kata RA Kartini yang terinspirasi dari Kyai Sholeh Darat, ‘Habis gelap terbitlah terang’. Demikianlah Al-Qur’an, membawa cahaya dalam kegelapan kehidupan,” tambahnya.
Di bagian penutup, Ustadz Susapto mengajak seluruh jamaah untuk terus mendekatkan diri kepada Al-Qur’an, tidak hanya dengan membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan juga saling mengajak kebaikan agar Negara kita menjadi Baldatun Tayyibatun wa rabbun ghofur. (silo)