Dua bulan lalu kami mendatangi Binatu Semarang (BS) untuk melaundrykan jaket kulit dan beberapa dasi yang selesai dipakai acara hajatan. Sudah 17 tahun kami menjadi pelanggan BS yang berdiri sejak 1918 di kota Semarang. Tepatnya di jalan Gajahmada 18, sebelah kanan jalan sebelum lampu bangjo perempatan jalan Pemuda.
Kebiasaan mensucikan jas, jaket, dasi dan pakaian berbahan khusus seperti kulit, sutra, batik tulis mengingatkan kami tatkala masih anak-anak terhadap sosok mbah Parji. Dia marbot, muadzin dan keluarga muwakif masjid kecil “tingkat” dari kayu sekarang mushola putri Aisyiyah dukuh Kedonsari (kampung Solo) desa Penyangkringan Weleri.
Saya dan teman-teman Madrasah Ibtidaiyah (SD Muhammadiyah) sering tidur malam di teras atas masjid itu. Jelang waktu subuh tiba maka beliau yang membangunkan dengan menabuh kentongan keras. Kalau masih belum bangun, kadangkala disiram air atau “diraupi banyu” (muka diusap air) sampai bangun.
Pekerjaan mbah Parji sebagai penatu pakaian, khususnya jas. Konsumennya banyak dari warga Tionghoa/Pecinan Weleri. Selain sebagai penatu, banyak warga kampung menggunakan jasa beliau sebagai penyembelih ayam/itik/mentok tatkala menyambut idul fitri atau keperluan hajatan warga. Kata suwargi bapak kami Damanhuri Syiroj biar afdhol, halal sesuai syariat Islam.
Sayangnya tidak ada penerus usaha penatu (binatu/laundry) seperti mbah Parji di kampung Kedonsari. Telah tergantikan dengan ART dan buruh “umbah-umbah” (tukang cuci). Sekarang sebagian besar warga memakai jasa “tenaga kerja asing” berupa mesin cuci berbagai merk produk impor.
Penatu, Binatu, Laundry
Dalam catatan sejarah, usaha penatu pertama dilakukan oleh Wah Lee, seorang imigran China di Amerika, tahun 1851. Penatu/binatu/laundry adalah usaha jasa pencucian pakaian dan linen kotor menjadi bersih, wangi dan rapi. Laundry merupakan jasa pelayanan yang dibutuhkan oleh orang, perusahaan, hotel, rumah sakit dan unit-unit lain. Kegiatannya meliputi penerimaan, pemilahan, perendaman, pencucian, perapian/setrika, packaging dan pengiriman pakaian dan linen.
Dahulu hampir semua proses laundry dilakukan secara manual, hand made, mengandalkan ketrampilan tangan. Sekarang berkembang teknologi laundry dengan aneka pelayanan, termasuk dry cleaning. Yakni mencuci tanpa mempergunakan air. Unit housekeeping hotel membutuhkan penatu trampil guna membersihkan sprei, kain pembungkus (urung) bantal dan bed cover yang umumnya berwarna putih.
Pada unit binatu rumah sakit merupakan pelayanan yang diberikan kepada unit rawat inap kamar pasien yang membutuhkan linen bersih dan higienis untuk menunjang perawatan pasien. Dihindari pencampuran linen kotor dari kamar pasien yang terkontaminasi penyakit infeksius akibat virus, bakteri dan spora dengan pasien yang non infeksius. Seorang penatu Rumah Sakit tidak cukup memiliki ketrampilan mencuci pakaian atau linen biasa. Tetapi dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman akan resiko penularan penyakit melalui linen kotor yang terkontaminasi virus atau bakteri.
Di kota Weleri setidaknya terdapat 7 unit usaha laundry yang menetap dalam lokasi rumah atau kios. Belum termasuk 2 jasa laundry keliling yang pernah kami jumpai. Ada jasa laundry yang melayani bijian, kiloan ataupun jasa penyetrikaan saja. Ada satu yang mengkhususkan diri melayani laundry karpet, kambal, tikar dan linen tebal dimana kami sering memakai jasanya.
Tiga tahun belakangan teman sekolah anak kami membuka jasa laundry sepatu. Pada beberapa tempat lain juga muncul usaha yang sama di kota kecil Weleri dengan pelayanan via daring, jemput dan antar. Semua ini semakin meneguhkan Sunatullah bahwa setiap syariat akan memiliki implikasi ekonomi dan bisnis. Tak terkecuali syariat agama yang menyuruh manusia agar berpakaian yang baik dan beradab sesuai etika sosial dan norma agama.
UMKM Sandang
UMKM sandang tidak hanya berkaitan dengan industri tekstil dan produk tekstil ATM (Alat Tenun Mesin) dan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), batik serta printing. Tetapi juga sub bidang lain diantaranya desain pakaian, jenis pakaian dan asesorisnya (sepatu, sandal, sal, rompi, topi, kerudung, peci, bros, dll), pakaian dalam, tailor/penjahit, penatu/laundry dan prelove goods (pakaian rombeng/second hand).
Kebutuhan manusia akan sandang berbanding lurus dengan kebutuhan akan pangan dan papan (rumah). Tiga kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan. Apalagi hidup di perkotaan yang hanya menempati rumah kecil (type 21-36) atau rumah susun, akses air yang terbatas dan mahal, serta tiadanya waktu untuk mencuci pakaian sendiri. Tentu tidaklah elok dan membuat mata “jamuran” ketika melihat pakaian dalam dijemur di depan rumah.
Alhasil, jasa penatu/laundry/binatu sebagai salah satu unit UMKM bidang sandang makin dibutuhkan masyarakat di masa mendatang. Artinya menjadi peluang UMKM Perempuan yang menjanjikan penghasilan tambahan bagi keluarga. Syaratnya harus memiliki ilmu dan ketrampilan yang mumpuni dalam binatu, berani memulai, fokus pada bidang yang digeluti, “temen” (jujur dan fairness) serta istiqomah (konsisten dan berkelanjutan). Sebagaimana doa pagi seperti diajarkan ustadz kyai, yang artinya : “Ya Allah Tuhan kami, karuniakan kepada kami ilmu yang bermanfaat, rejeki yang “lumintu” (berkelanjutan) dan amal shalih yang Engkau terima”. Bangkitlah UMKM Sandang Indonesia. Wallahu’alam
Artikel ditulis oleh:Khafid SirotudinKetua Lembaga Pengembang UMKM PWM Jawa Tengah