SUKOREJO.KENDALMU.OR.ID. Lazismu Daerah Kab.Kendal mengundang kepada 6 Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) yang ada di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kendal, yakni, Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata (MEBP), Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Majelis Lingkungan Hidup (MLH), Majelis Pustaka dan Informasi (MPI), dan Lembaga Resiliensi Bencana (LRB)
Undangan dimaksudkan untuk melakukan kunjungan ke lahan pertanian alpukat di desa Gentinggunung, Sukorejo, Kab. Kendal. Dalam kunjungan tersebut dilakukan penyulaman terhadap beberapa tanaman pohon alpukat yang mati.
Ketua Lazismu Kendal, Sutiyono menyadari bahwa seluruh program kerja Lazismu tidak mungkin dilaksanakan sendiri, karena adanya kompleksitas tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat.
“Dengan bersinergi, Lazismu dapat memanfaatkan keahlian, sumber daya, dan jaringan yang dimiliki oleh majelis dan lembaga lain untuk mencapai dampak yang lebih luas dan signifikan, termasuk kegiatan penyulaman bibit alpukat yang sedang dilakukan,” kata Sutiyono, Rabu (21/2/2024) di Gentinggunung, Sukorejo, Kendal.
Khusus program penananman bibit alpukat, Sutiyono menyampaikan bibit yang ditanam lebih dari 4 ribu batang, diantaranya 1500 bibit dari Lazismu Daerah dan Wilayah Jateng.
“Namun dalam pekembangannya terdapat yang mati sehingga perlu ada penyulaman, ” ujarnya.
Diterangkan, program penanaman bibit alpukat oleh Lazismu Kendal melibatkan beberapa pihak, antara lain donatur dan Lazismu sebagai penyedia bibit, petani lokal sebagai pemilik lahan dan perawatan tanaman alpukat, dan beberapa orang sebagai pendamping.
Menyinggung tentang hasil panen alpukat, Lazismu Kendal dengan beberapa pihak telah melakukan kesepakatan.
“Masa kontrak selama 12 tahun, setelah itu tanaman alpukat milik petani. Selama masa kontrak hasil panennya 50% untuk petani, 15 % pendamping, dan 35% untuk penyandang dana. Kalau dananya dari Lazismu, pengelolanya MEBP,” ungkapnya.
Menurut Sutiyono, model bantuan sekaligus pemberdayaan seperti yang sedang dilakukan oleh Lazismu dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan bantuan murni, seperti hibah yang selama ini sering terjadi.
“Banyak kasus bantuan hibah terbengkelai, ora diopeni , karena tidak ada pendampingan serius,” ujarnya lagi.
Dia berharap, program pendayagunaan dan pendampingan petani alpukat di Gentinggung mendapat respon positif dari para muhsinin untuk berinvestasi dengan 50/100.000 tiap batang, digunakan untuk membeli bibit dan pupuk sampai dengan 3 tahun( mulai berbuah)
“Lahan masih terbentang luas, peluang berinvestasi bibit alpukat masih lebar,” ujarnya lagi.
Sementara itu Wakil Sekretaris Lazismu Jawa Tengah, Akhmad Zaeni mengatakan, program Lazismu dititikberatkan pada pemberdayaan dan pendampingan masyarakat, seperti yang sedang dilakukan oleh Lazismu Kendal bersinegi dengan majelis dan lembaga melalui penanaman bibit alpukat.
Dia berharap model Lazismu Kendal ini terus dikembangkan dan dapat dikloning, ditiru oleh daerah-daerah lain.
“Proyek pemberdayaan dan pendampingan ini sudah digagas dan dilaksanakan beberapa tahun lalu dan sekarang sedang digalakkan dan digencarkan ditingkat nasional oleh Lazismu melalui program inovasi sosial, sebuah gerakan yang bisa menyelesaikan permasalahan di masyarakat,” kata Zaeni.
Dia melihat bahwa di Kendal, salah satu problemnya adalah tanda-tanda tanah gundul yang bisa menjadi ancaman bencana.
“Melalui gerakan penanaman bibit alpukat yang dilakukan bersinergi dengan majelis dan lembaga diharapkan bisa menciptakan lingkungan lebih hijau lagi dan aman untuk semuanya,” ungkapnya.
Menurut Zaeni, inovasi sosial dalam bentuk penanaman bibit pohon insya Allah menghasilkan keberkahan yang luar biasa.
Sedangkan Ketua Kelompom Tani ‘Gunung Rejeki’ Gentinggunung, Afan mengatakan, lahan pertanian alpukat disediakan secara mandiri dan berjalan hampir tiga tahun.
“Untuk penanaman pertama tumbuh dengan bagus, tetapi ada beberapa yang membutuhkan ekstra perawatan sehingga dilakukan penyulaman,” kata Afan.
Menurutnya, semua petani berharap apa yang ditanam bisa tumbuh subur dan biasanya akan mengeluh apabila tanaman tumbuhnya tidak bagus.
Afan berharap, petani yang didampingi dalam penanaman bibit alpukat berorientasi pada proses yang ada dalam Islam, yaitu mengedepankan tawakal setelah ikhtiar secara maksimal.
“Jangan tinggalkan tawakal, karena yang bisa menumbuhkan dan menyuburkan tanaman hanya Allah,” katanya mengutip Al qur’an Surat Al Waqi’ah ayat 64, ‘A-antum tazra’uunahuuu am nahnuz zaari’uuun
Turut hadir di lokasi penanaman/penyulaman bibit alpukat antara lain, Wakil Ketua PDM Kendal, Djamzuri, Ketua MPM PDM Kendal, Faroq Agus Riyadi, Ketua MLH PDM Kendal, Wasito, Anggota Divisi Jasa Keuangan dan Amal Usaha Digital MEBP, Baroroh Barit, Ketua MPW PDM Kendal, Mukmin, dan jajaran Lazismu PDM Kendal. (fur)