KALIWUNGU.KENDALMU.OR.ID. Tradisi Syawalan di Kaliwungu pada tahun 2025 berlangsung dari tanggal 3 hingga 16 April.
Acara ini resmi dibuka pada tanggal 3 April 2025 oleh Wakil Bupati Kendal, H. Benny Karnadi, dan melibatkan berbagai kegiatan seperti ziarah ke makam, pengajian, dan pertunjukan seni yang melibatkan pelaku UMKM lokal.
Puncak dari kegiatan ini adalah Haul Kyai Asy’ari, yang menjadi bagian penting dari tradisi tersebut.
Selain aspek religius, fakta menunjukkan bahwa tradisi syawalan di Kaliwungu, Kendal, memiliki hubungan dengan perekonomian
Dalam aspek religius terjadi penghormatan dan mendoakan arwah para ulama, khususnya KH Asy’ari, yang memiliki peran penting dalam sejarah dan pengembangan agama Islam di daerah tersebut.
Mengutip laman halosemarang.id. Kegiatan ini melibatkan ziarah ke makam para wali dan ulama, serta melakukan tahlil dan doa bersama, yang merupakan bentuk pengabdian dan penghormatan terhadap jasa-jasa mereka dalam menyebarkan ajaran Islam.
Seiring berkembangnya tradisi Syawalan, acara ini juga menjadi pasar malam yang ramai dengan hadirnya para pedagang dari berbagai daerah menjajakan produk mereka, mulai dari makanan hingga kerajinan tangan.
Hal ini memberikan peluang ekonomi bagi para pedagang musiman dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Namun para pedagang syawalan bermain spekulatif, karena kondisi ekonomi masyarakat di Kab. Kendal kurang baik-baik saja.
Dilansir laman tribunbatam.id. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kendal hingga April 2025 menunjukkan bahwa pendapatan daerah baru mencapai 7,12% dari total pagu, dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sebesar 6,33% dari target. Hal ini mencerminkan tantangan dalam pengelolaan keuangan daerah yang dapat mempengaruhi program-program pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Ketua Majelis Ekonomi Pariwisata dan Bisnis Pimpinan Cabang Muhammadiyah (MEPB PCM) Kaliwungu, Ahmad Syukillah Adhim mengatakan para pedagang yang memanfaatkan momentum syawalan di Kaliwungu sifatnya spekulatif.
“Meskipun Festival Syawalan kali ini melibatkan sekitar 85 pelaku UMKM lokal dari Kaliwungu dan daerah lain di Jawa Tengah. Keterlibatan banyak pelaku usaha kecil ini menunjukkan bahwa ada peluang bisnis yang ingin dimanfaatkan oleh pedagang, meskipun ada risiko terkait dengan fluktuasi permintaan dan persaingan,” ungkap Adhim kepada kendalmu.or.id Selasa petang (8/4/2025) via sambungan telephone.
Dia menjelaskan, di awal Ramadan tahun ini terjadi PHK cukup besar yang menimpa para pekerja dari Kendal dan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat juga berdampak pada pedagang musiman seperti di syawalan Kaliwungu.
“Meskipun bermain spekulatif mereka para pedagang di syawalan Kaliwungu ada beban sewa lapak untuk menjual dagangannya. Kisaran 1 setengah juta untuk 2 x 2 meter selama 2 pekan,” ujarnya.
Menyinggung UMKM Muhammadiyah, Adhim mengatakan warga Muhammadiyah di Kalisebrang (Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, dan Brangsong) belum memanfaatkan momentum syawalan Kaliwungu secara maksimal.
Dia mengungkapkan beberapa alasan selain banyaknya pelaku UMKM yang terlibat, termasuk dari luar daerah, pedagang kecil Muhammadiyah mungkin merasa tertekan oleh persaingan yang ketat.
“Mungkin mereka ragu untuk berinvestasi dalam dagangan jika merasa tidak dapat bersaing dengan pedagang yang lebih besar atau lebih berpengalaman,” ungkapnya.
Namun Adhim melihat terdapat beberapa pedagang asongan yang kreatif memanfaatkan pesta syawalan Kaliwungu dengan tanpa menyewa lapak.
“Mereka memilih untuk menjajakan dagangan secara keliling di area sekitar Alun-Alun Kaliwungu, sekitar makam atau tempat-tempat strategis lain. Dengan cara ini, mereka dapat menjangkau pengunjung yang hadir untuk merayakan Syawalan tanpa terikat pada satu lokasi tetap yang menyewa itu,” terangnya.
Sebagai Ketua MEBP PCM Kaliwungu, Adhim berharap pedagang-pedagang kecil Muhammadiyah dapat berpartisipasi dalam pesta Syawalan sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian lokal.
“Melalui penjualan produk, baik makanan, kerajinan, maupun barang lainnya, mereka dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan memberdayakan pelaku usaha kecil di daerah tersebut, meskipun UMKM Muhammadiyah di Kaliwungu belum dikoordinir,” pungkasnya. (fur)