NGAMPEL.KENDALMU.OR.ID Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngampel, Ustadz Abdul Ghofur mengatakan, Allah menyediakan Shaum Ramadan sebulan penuh kepada orang-orang beriman sebagai media yang tepat agar mereka dalam jangka panjang menjadi orang-orang yang berkualitas di sisihNya, karena bulan ke 9 hijriyah tersebut memiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak sama dengan bulan-bulan lain.
“Keistimewaan bulan Ramadan tidak sama dengan bulan-bulan lain dalam kalender Hijriah. Ramadan memiliki banyak keutamaan yang menjadikannya istimewa dan mulia di sisi Allah Subhanahu Wata’ala,” kata Ustadh Gofur pada pengajian Ahad Pagi Al Ikhlas PCM Ngampel, (20/4/2025) di aula Kec. Ngampel.
Menurutnya, keistimewaan-keistimewaan Ramadan bagi orang-orang mukmin sebagai pengharapan hidup ke depan dan Ramadan tidak sebatas sebagai rutinitas setiap tahunnnya, sehingga tidak ada al-mutāba‘ah ba‘da Ramaḍān, follow-up after Ramadan.
“Bagi orang-orang yang beriman shaum Ramadan harus ditindaklanjuti, karena Allah berharap mereka menjadi orang-orang terbaik,” ujarnya.
Ustadz Ghofur mengungkapkan 4 harapan Allah kepada orang-orang beriman yang memanfaatan shaum Ramadan sebagai momentum yang tepat.
Pertama, kata dia, Allah berharap orang mukmin atau komunitas mukmin dengan shaum Ramadan menjadi orang-orang yang bertaqwa.
“Saat shaum Ramadan, seseorang menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa bukan karena diawasi manusia, tetapi karena Allah melihat. Ini melatih kepekaan ruhani untuk selalu merasa diawasi Allah. Inilah inti taqwa, selalu sadar bahwa Allah melihat dan hadir,” terangnya.
Harapan Allah kepada orang-orang mukmin. lanjutnya bertaqwa tidak berlaku hanya sebulan penuh, shaum Ramadan, tetapi seumur hidup.
“Ketika puasa Ramadan sebagai perisai (junnah), penangkal keburukan, karena setan membisikkan kejahatan, dosa yang berasal dari lidah, mata, pikiran, maka junnah juga digunakan pasca Ramadan,” tegasnya.
“Lebih dari itu, puasa sebagai perisai mengharuskan orang bersabar dari rasa lapar, dahaga, emosi, dan godaan-godaan.” imbuhnya mengutip Al qur’an Surat Ali Imran Ayat 134 :
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Yang kedua, harapan Allah kepada orang mukmin yang shaum Ramadan supaya menjadi orang-orang bersyukur.
“Allah Subhanahu Wata’ala menginginkan agar puasa Ramadan tidak sekadar menjadi rutinitas fisik, tapi membangkitkan kesadaran mendalam tentang karunia-Nya, sehingga hati terdorong untuk bersyukur secara total,” kata Ustadz Ghofur.
Bersyukur, kata dia, karena di bulan Ramadan Allah memberi petunjuk (hidayah), berkesempatan beribadah, diberi ampunan, dan dibimbing menuju taqwa.
“Bersyukur setelah Ramadan bukan sekedar diucapkan alhamdulillah, tetapi melanjutkan ibadah-ibadah setelah Ramadan melalui amal, menjaga akhlaq, semangat taqwa , dan menggunakan nikmat waktu, harta dan kesehatan untuk kebaikan,” terangnya.
Yang ketiga harapan Allah kepada orang-orang yang shaum Ramadan memperoleh kebenaran.
“Setelah Allah menyebut tujuan puasa sebagai taqwa (ayat 183), dan menyebut petunjuk serta syukur (ayat 185), maka dalam ayat 186, Allah menyampaikan harapan lebih dalam: agar orang-orang yang berpuasa memperoleh kebenaran (petunjuk), yakni “yarsyudūn”, menjadi orang yang mendapat petunjuk hidup,” ungkapnya.
Allah berharap, setelah Ramadan, hamba-Nya tidak hanya jadi orang yang taat, tapi orang yang tercerahkan (rāsyid), tahu arah hidupnya, berjalan di jalan yang benar, dan tidak tersesat.
Keempat, Harapan Allah agar seluruh umat manusia bertaqwa karena menunaikan shaum Ramadan.
“Umat bertaqwa dimulai dari pribadi-pribadi mukmin yang bertaqwa. Artinya setiap individu diberi ayat agar dia sendiri bertakwa. Dan jika banyak individu bertakwa, maka lahirlah masyarakat yang bertakwa.” ujarnya.
Menurut Ustadz Ghofur, agar mereka bertakwa dalam Surat Al Baqarah ayat 187 adalah harapan untuk umat secara kolektif, namun tetap dimulai dari pribadi-pribadi mukmin yang sadar, taat, dan menjalankan syariat.
Diharapkan para jamaah bertaqwa tidak pada shaum Ramadan, justru setelah Ramadan dan seterusnya hadir pribadi-pribadi mukmin yang bertaqwa, bersyukur, menemukan kebnaran sehingga tercipta umat yang bertaqwa. (rio)
Kontributor : Ario Bagus Pamungkas
Editor : Abdul Ghofur