NGAMPEL.KENDALMU.OR.ID. Puasa di bulan suci Ramadhan diperlukan persiapan fisik dan mental yang prima karena dapat membantu tubuh untuk beradaptasi dengan perubahan pola makan dan tidur selama bulan puasa. Puasa juga mengubah komposisi bakteri saluran cerna, meningkatkan bakteri baik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium, serta mengurangi bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi dan gangguan pencernaan.
Dengan puasa Ramadhan pola makan ketika berbuka dan sahur diatur, sehingga tubuh sehat dan ibadah puasa dapat dijalankan dengan baik dan lancar.
Demikian kesimpulan pengajian Ahad Pagi Al Ikhlas PCM Ngampel yang disampaikan Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Muhammadiyah Darul Istiqomah (RSDI) Kaliwungu, dr Muhammad Arif Rida, Ahad (23/2/2025) di aula Kec. Ngampel.
Diterangkan, selama puasa di bulan Ramahan terjadi perubahan pada kondisi mulut karena tidak ada asupan makanan dan minuman selama kurang lebih 12 jam.
“Puasa memberikan waktu bagi sistem pencernaan untuk beristirahat, yang dapat mengurangi risiko atau menyembuhkan masalah kesehatan pada pencernaan,” katanya.
“Selain itu, puasa Ramadhan dapat meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dan penyerapan nutrisi karena mengaktifkan enzim-enzim pencernaan,” imbuhnya.
Menurutnya, organ-organ pencernaan bekerja saat berpuasa.
“Produksi asam lambung menurun untuk mencegah pengikisan dinding lambung oleh asam sehingga lambung terhindar dari iritasi. Hati membantu memecah glukosa yang disimpan di hati agar tubuh tetap mendapatkan energi untuk beraktivitas. Cairan empedu menjadi lebih pekat untuk persiapan pemecahan lemak saat berbuka puasa. Pankreas berhenti memproduksi insulin selama puasa, dan tubuh akan memerintahkan hati (liver) untuk melakukan pemecahan glukosa yang tersimpan di dalam organ hati. Penyerapan nutrisi di usus halus akan berhenti karena hanya sedikit makanan yang masuk. Usus halus hanya akan bergerak normal setiap empat jam, dan bentuk usus juga akan mengecil saat puasa. Penyerapan air di usus besar dapat dikontrol karena terbatasnya asupan cairan yang masuk, sehingga keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga,” bebernya.
Dikatakan juga, puasa Ramadhan membawa hikmah, meningkatnya ketaqwaan, kesehatan fisik dan psikis, meningkatnya rasa sosial kemanusiaan, dan melatih kesabaran.
“Ketaqwaan sebagai puncak ibadah puasa,” ujarnya mengutip Al qur’an Surat Al Baqarah ayat 183 dan hadits Nabi :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya : ‘Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,’(QS. Al Baqarah 183)
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
‘Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari )
Diharapkan, puasa Ramdhan membawa dampak positif fisik dan psikis, tubuh sehat dan ibadah semakin meningkat untuk meraih ketaqwaan.
“Jangan sampai usai Ramadhan justru kondisi tubuh sakit, masuk rumah sakit,” ujarnya. (rio)
Kontributor : Ario Bagus Pamungkas
Editor : Abdul Ghofur