Oleh Arif Subakir*
PADA dasarnya, setiap manusia hidup di muka bumi ini adalah musafir (orang yang menempuh perjalanan), baik disadari maupun tidak, yaitu perjalanan menuju Akherat.
Setiap manuasia hidup, pasti mengalami ujian/cobaan berani hidup harus berani mengalami ujian, hal ini telah Allah jelaskan dalam Surat Al Mulk ayat 2 “yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun”.
Ujian yang Alllah berikan kepada manusia bentuknya sangat beragam, ada yang diuji dengan kekurangan harta, namun ada juga yang diuji dengan harta yang melimpah.
Ada juga yang diuji dengan keluarganya yang harmonis, dan taat kepada Allah SWT, ada juga yang diuji dengan keluarga yang ingkar/ tidak mau beriman dan tidak taat kepada Allah SWT.
Ada yang diuji dengan badan yang sehat dan kuat, ada juga yang diuji dengan sakit yang tidak kunjung sembuh, ada juga yang diuji dengan tetangga yang selalu usil dan membuat masalah sehingga hidupnya tidak pernah tenang dan tenteram dan masih banyak lagi bentuk ujian yang dialami manusia dalam kehidupan.
Dalam menghadapi berbagai macam ujian diatas, manusia ada yang berhasil/ lulus dan berhak masuk Surga, dan ada juga yang tidak lulus/gagal sehingga dilemparkan ke Neraka/ Naudzubillahi min dzalik.
Allah SWT menegaskan bahwa sebaik-baik bekal yang harus kita bawa, dan kita siapkan dalam mengarungi kehidupan adalah bekal “Taqwa”.
Allah SWT menegaskan dalam Surat Al Baqarah Ayat 197 “….. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. “
Pengertian takwa secara umum adalah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan segala perintah Allah SWT dan bersungguh-sungguh pula untuk menjauhi/ menghidari larangan-larangan Allah SWT.
Sahabat Ali Bin Abi Thalib radiyallahu anhu mengajarkan kepada kita bahwa Takwa itu meliputi 4 hal yaitu :
1. Al-khoufu minal Jalil (merasa takut kepada Allah SWT), takut akan siksanya yang sangat pedih bila berani melanggar larangan Allah.
2. Al-‘Amalu bi At-Tanzil (beramal dengan yang diwahyukan oleh Allah SWT), yaitu berusaha untuk membaca, mentadaburi dan mengamalkan Al quran dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadikan Al quran sebagai pedoman hidup seorang muslim (way of life).
3. Ar-Ridha bil-Qalil (merasa cukup dan Ridha terhadap pemberian Allah SWT)
4. Al-Isti`dadu li Yaumir-Rahil (sentiasa mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian dan kembali menghadap Allah SWT).
Seruan untuk selalu bertakwa dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT adalah selalu kita dengar dari setiap Khotib dalam khotbahnya, dan ini merupakan rukun khotbah.
Semoga kita dan keluarga kita termasuk golongan orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.
Aamiin ya robbal Aalamiin.
Arif Subakir, SE adalah Mahasiswa. Sekolah Tabligh PWM Jatebg di UMKABA).