KENDALMU.OR.ID. Dalam Pemilu 2024 ini, ada ribuan orang berkompetisi dalam setidaknya lima kontestasi berbeda. DPR RI, DPRD I, DPRD II, DPD RI dan Pilpres.
Jumlah terbanyak kontestan adalah calon legislatif (caleg). Alhasil, banyak pula caleg gagal. Pun dengan tim suksesnya.
Usai Pemilu, ada yang gembira dan ada yang sedih. Gembira karena memenangkan kompetisi. Sebaliknya, ada pula yang bersedih karena kegagalannya.
Dalam kondisi tertentu, kesedihan atau kekecewaan ini bahkan bisa memicu stres, dengan tingkat berbeda. Ada pula di antara mereka yang depresi.
Muhammad Utama Al Faruqi, Konsultan Pendidikan, Sejarah dan Filsafat menulis dalam website muhammadiyah.or.id, menyampaikan, dalam setiap kompetisi selalu ada pihak yang diputuskan menang, dan ada pula yang diputuskan kalah. Setiap pihak yang mendapatkan hasil akhir dari kompetisi itu perlu untuk menerima kedua keputusan itu dengan bijak. Jikapun ada yang membutuhkan klarifikasi atau peninjauan ulang, tentu ditempuh dengan cara yang elegan dan tidak menimbulkan efek destruktif.
“Begitu juga pemilihan umum (Pemilu), di setiap Pemilu selalu ada berita tentang tim sukses hingga calon legislatif yang merasa stres hingga depresi ketika keputusan final telah ditetapkan. Lalu bagaimana terapi Islami dan mandiri pada mereka yang menghadapi keputusan yang kurang memuaskan, ?” ujar Faruq yang juga translator Arab di Redaksi Website PP Muhammadiyah.
Menurutnya, Islam menawarkan terapi stres bagi mereka yang gagal menjadi legislatif, yaitu seorang Muslim harus berprasangka baik kepada Allah.
“Berprasangka baik, mengembalikan semua permasalahan kepada Allah adalah kunci mendasar untuk menenangkan diri. Karena semua yang terjadi di dunia ini atas izin Allah, dengan semua pengetahuan-Nya dan kebijakan-Nya. Sedangkan manusia tidak mampu menjangkau hikmah di balik semua peristiwa itu kecuali setelah terjadinya dengan merenung dan memikirkannya dengan tenang,” urainya.
Dia melanjutkan yang ke kedua untuk terapi stress, banyak berdo’a dan berdzikir.Diterangkan, memperbanyak istighfar, berdzikir, berdo’a dan membaca Al-Qur’an adalah salah satu cara terbaik bagi seorang muslim untuk menenangkan diri dan memandang semua kejadian dengan lebih baik. Menepi sejenak untuk menenangkan diri dalam kegiatan untuk mengasah batin itu perlu. Atau setidaknya sering memperdengarkan murottal Al-Qur’an.
Al Faruqi melanjutkan, perlu melakukan aktifitas fisik secara rutin. Aktifitas rutin seperti jalan kaki, olah raga, bersih-bersih rumah adalah salah satu cara yang baik untuk menenangkan diri. Terlebih lagi dengan berolahraga yang meningkatkan hormon endorfin yang dapat mengurangi rasa sakit, menambah energi positif dan memperbaiki suasana batin dan hormon dopamin untuk merangsang rasa bahagia.
Keempat, Tetap Bersosialisasi dengan Siapapun. Dalam kondisi tertekan, seseorang membutuhkan dukungan dari orang-orang yang memberikan respon positif kepadanya. Maka perlu untuk tetap bersosialisasi, berkomunikasi dan berdialog dengan orang-orang dekat agar mendapat dukungan positif yang baik, hingga membantu untuk menghadapi tekanan yang timbul setelah Pemilu. Terlebih jika mereka adalah orang-orang yang memang tepat untuk membantu.
Kelima, Fokus Untuk Menjalani Hidup Seperti Biasa. Walaupun perkara politik memang suatu hal yang serius dan mempertaruhkan banyak hal, dunia ini tetap berjalan seperti biasanya. Pekerjaan, organisasi, dan kewajiban-kewajiban lain tetap menjadi tanggung jawab masing-masing. Mengungkit masalah yang sebenarnya sudah usai akan menjadikan tekanan dan masalah itu menjadi awet dan seolah belum usai.