PEGANDON.KENDALMU.OR.ID. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Muhammadiyah Pegandon, Kab. Kendal merupakan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan berdiri 22 Nopember 2012 dengan tujuan menanamkan nilai-nilai keIslaman kepada anak didik sebagai bekal masa depan dan mengembangkan potensi siswa menuju terbentuknya insan yang berakhlakul karimah.
Dalam menghadapi tantangan hidup di masa depan, anak-anak peserta didik harus dibantu mengembangkan hafalan Al-Qur’an sebagai bekal masa depan dan merupakan bagian dari pendidikan Islam yang integral dengan pendidikan umum juga dibantu dalam mengembangkan ketrampilan.
Kepala SDIT Muhammadiyah Pegandon, Dwi Sufitri mengatakan, peserta didik harus dibantu mengembangkan karakter yang baik, seperti akhlakul karimah, melalui pendidikan Islam yang komprehensif dan pengembangan diri yang terintegrasi.
“Selain konsisten menerapkan kurikulum merdeka, SD Muhammadiyah Pegandon juga memiliki program unggulan, yaitu Tahfidz al Qur’an dan ketrampilan membatik,” kata Dwi Sufitri kepada kendalmu.or.id, Kamis (6/6/2024).
Dia mengakui, tahfidz Al-Qur’an dan membatik tidak memiliki hubungan langsung, tetapi Tahfidz Al-Qur’an dan membatik selaras dengan kurikulum merdeka.
“Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi guru untuk mengintegrasikan tahfidz Al-Qur’an ke dalam kurikulum, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an secara lebih efektif. Sedangkan membatik dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum merdeka sebagai bagian dari projek-projek yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, kreativitas, dan pengalaman siswa,” beber Dwi.
Dwi Sufitri menambahkan, pelaksanaan program unggulan tahfidz Al Qur’an diimplementasikan dalam keseharian di sekolah maupun di rumah. Sedangkan membatik dilaksanakan setelah jam pelajaran berakhir.
“Jadi di sekolahan anak sudah terbiasa dengan kegiatan keruhaniyahan selain tahfidzul qur’an, seperti sholat dhuha, dzikir bersama dan melantunkan asmaul husna,” ujarnya.
Kepala sekolah berharap program unggulan di SD IT Muhammadiyah Pegandon, seperti tahfidz Al Qur’an dan membatik menjadi daya tarik masyarakat sehingga putra-putrinya diserahkan kepada kami untuk dididik sesuai visi dan misi sekolahan.
Sementara itu Wakasek Bidang Kesiswaan, Meisy Rahma Putri Budiyanti mengatakan, pembiasaan anak-anak dalam melaksanakan ritual keagamaan berdampak pada prilaku keseharian baik di sekolahan maupun di rumah.
“Pengaruh keruhaniyan anak-anak diekspresikan dalam bentuk penghormatan kepada guru, kasih sayang sesama teman dan saudara, patuh dan taat kepada kedua orang tua, dan berhubungan dengan masyarakat lebih baik,” kata Meisy.
Menyinggung tentang prestasi olahraga, Meisy mengungkapkan tiga siswa SD IT Muhammadiyah pernah juara 1 lomba Basket tingkat Kec. Pegandon.
“Tahun ini ajang Popda Kabupaten, ketiga anak kami juara 1 tingkat Kecamatan, dan juara 3 Kabupaten. Juara seni beladiri Tournament Pencak Silat Of Tugu muda Championship (Pencak Silat), juara 3,” katanya.
Sedangkan guru pembimbing membatik, Alya Anggitasari mengatakan, mempelajari membatik untuk anak-anak diawali dengan mengetahui dasar-dasar untuk membatik, seperti canting, gawangan, bahan/kain, wajan kompor minyak tanah, malam/lilin batik, zat pewarna, motif, dan lainnya.

Menurut Alia, ketika bahan dan peralatan batik dikenalkan, siswa awalnya merasa penasaran dan ingin tahu.
“Setelah mereka tahu mereka kita ajari tehnik membatik dengan beberapa langkah yang sederhana dan mudah dipahami,” ujarnya.
Membatik sederhana menurut Alia adalah batik jumputan, teknik yang menggunakan pengikat kencang untuk membuat motif.
“Anak-anak dapat belajar membuat batik jumputan dengan cara mengikat kain mori dan kemudian mencelupkan kain tersebut pada pewarna,” terangnya.
Meski demikian, sampai saat ini produk batik oleh anak-anak SD IT Muhammadiyah Pegandon telah mampu membuat sapu tangan batik.
“Dan dalam waktu dekat, anak-anak kita akan memproduksi taplak meja dan akan kita jadikan sovenir dan kita berikan kepada tamu undangan ketika diselenggarakan gelar tahfidz nanti,” pungkas Alia. (fur)