WELERI.KENDALMU.OR.ID. Gelar tahfidz Al qur’an untuk seluruh santri kelas X dan XI Muhammadiyah Boarding School (MBS) Weleri, Kendal di hadapan wali santri berlangsung sangat khidmad.
Kekhidmatan tercipta setiap kali empat siswi kelas X dan XI dalam satu kelompok yang didampingi oleh wali siswa masing-masing naik panggung. Kelompok siswi kelas X putri tersebut menghafalkan Al qur’an juz ke 1 Surat Al Baqarah halaman/lembar 7a dan b, dengan jumlah 10 ayat yang dihafal dengan lancar sesuai dengan tajwid atau mahrajnya. Sedangkan kelas XI Putri menghafal juz kedua.
Usai menghafal ayat-ayat Al qur’an mereka menghampiri orang tuanya masing-masing yang duduk dibelakangnya untuk memohon do’a agar diberi kelancaran dan kemudahan selama menghafal Al qur’an di MBS Weleri. Masih di tempat, prosesi dilanjutkan masing-masing siswa memberi kado, hadiah kepada orang tuanya, begitupun siswi yang telah menghafal ayat-ayat Al qur’an tersebut menerima plakat, sebagai penghargaan untuk mengapresiasi individu yang telah berhasil menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dimaksud.
Prosesi gebyar tahfidz Al qur’an dipungkasi dengan basuh kedua kaki orang tua siswa masing-masing.

“Membasuh kedua kaki orang tua, khususnya ibu, merupakan tradisi yang mengandung makna kebaktian dan penghormatan kepada orang tua,” kata Ketua Panitia Gelar Thfidz Al qur’an MBS Weleri, Abdul Haris Firdaus, Jum’at (14/6/2024).
Haris menerangkan, tradisi membasuh kaki ibu mencerminkan ketaatan dan rasa syukur seorang anak kepada ibunya yang telah berjuang melahirkan dan membesarkannya.
“Ini merupakan bentuk penghormatan tertinggi kepada ibu yang telah berjasa besar dalam kehidupan anaknya,” ujarnya.
Menurut Haris, secara religius, membasuh kaki ibu dipandang sebagai wujud berbakti kepada orang tua yang diperintahkan dalam Islam.
“Ridha Allah bergantung pada ridha orang tua, sehingga memuliakan ibu merupakan kunci kesuksesan hidup seorang anak. Membasuh kaki ibu juga mengajarkan nilai rendah hati, dan cinta,” tegasnya.
Menyinggung gelar tahfidz santri MBS Weleri, Abdul Haris menjelaskan ajang tersebut sebagai performe dan persembahan santri kepada orang tuanya, sehingga anak-anak dalam persiapannya lebih semangat.
“Anak-anak sebelumnya lebih semangat dalam murajaah, dan tidak mau malu di hadapan orang tuanya maupun tamu undangan,” ujarnya.

Salah satu siswi kelas X Putri, Adilla Rizky Nanda, merasa terharu dan terkesan mengikuti rangkaian prosesi gelar tahfidz meskipun grogi ketika menghafal di hadapan orang banyak.
“Ini pengalaman, padahal saya hampir hafal 1 juz, dan semoga selama 3 tahun di MBS saya bisa hafal 3 juz sesuai target,” akunya.
Adilla berharap, gelar tahfidz ini sebagai media pembelajaran yang memberi motivasi dirinya dan teman-temannya sehingga selama 3 tahun di MBS mampu mencapai target.
Sementara itu Kepala SMA Muhammadiyah 1 Weleri, Nurudin mengatakan, program gelar tahfidz Al qur’an sudah berjalan tiga kali selama tiga tahun yang didasarkan pada program kerja MBS dan SMA Muhi.

“Tahfidz, hafalan anak-anak disaksikan langsung oleh orang tuanya, dan kami menyaksikan mereka terkesima,” kata Nurudin.
Dia menilai, kehadiran orang tua dalam acara tahfidz al qur’an penting, disamping memberi motivasi, juga sebagai bentuk kesaksian langsung, bahwa anak-anaknya mampu menghafal Al qur’an sesuai program dari MBS.
“Program tahfidz di MBS untuk kelas X capaiannya hafal juz 1, dan kelas XI tercapai hafal juz 2,” ujarnya.
Diketahui, gelar tahfidz Al qur’an dilaksanakan selama 2 hari, Jum’at-Sabtu (14-15/6/2024), dengan jadwal kelas X dan XI Putri di hari pertama dilanjutkan kelas X dan XI Putra di hari ke dua.
Tampak hadir dalam acara Ketua Komite SMA Muhi Weleri, Bambang Setio Utomo yang menyampaikan pesan kepada yang hadir untuk tidak bosan dalam berbuat baik yang menjadi salah satu bekal, selain beriman, bertaqwa masuk surga. (fur)