SURAKARTA.KENDALMU.OR.ID. Pakistan merupakan bagian dari India yang mengalami penjajahan dari Inggris, dan menjadi negara berdaulat dan merdeka, setelah terjadi benturan kepentingan serta perbedaan dengan negara India.
Pakistan adalah negara muslim terbesar kedua di dunia, dan memiliki latar
belakang etnik yang cukup beragam, yakni Punjabi, Shindhi, Pathan, Baluch dan etnis India, dengan latar belakang agama yang beragam, dengan mayoritas muslim serta minoritas non muslim yaitu Kristen, Hindu, dan Persi. Islam dan umat Islam di Pakistan telah memberikan kontribusi secara nyata dalam perkembangan peradaban di dunia Islam.
Pakistan merupakan suatu Negara yang mengambil Islam sebagai sumber hukum telah menjadi fenomena tersendiri dalam kajian tentang hubungan Negara dan agama dalam Islam.
Pakistan melahirkan banyak tokoh intelektual muslim di antaranya Muhammad Iqbal sebagai penggagas utama berdirinya Negara Pakistan, Muhammad Ali Jinnah dan Fazlurr
Dilangsir newsroom jurnalis jateng, dalam perkembangan kekinian, Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan Pengabdian Masyarakat bertajuk “Sharing Islam in Pakistan” yang berlangsung di Masjid Sholihin, Desa Potronayan, Nogosari, Boyolali.
Menghadirkan akademisi dan praktisi dari Pakistan, Assist. Prof. Muhammad Ajmal Shah, PharmD, Mphil, PhD., acara itu bertujuan untuk memperluas wawasan tentang Islam di Pakistan melalui pemaparan langsung dari seorang ahli terkemuka. Ajmal yang dikenal luas karena keahliannya dalam bidang farmasi dan studi Islam, menyampaikan materi yang sangat informatif tentang kehidupan beragama di Pakistan. Pemaparan materi tersebut didampingi oleh penerjemah, Apt. Peni Indrayudha, PhD., yang memastikan bahwa setiap kata dan pesan dapat dipahami dengan baik oleh peserta.
Peni menerangkan bahwa terdapat sekitar 100 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk tokoh agama, akademisi, dan anggota komunitas setempat yang hadir untuk mengikuti acara itu dengan penuh antusias.
“Ajmal memulai presentasinya dengan memperkenalkan latar belakang sejarah dan budaya Pakistan yang kaya, yang memberikan konteks penting bagi pemahaman lebih lanjut tentang praktik Islam di negara tersebut,” kata Peni yang juga merupakan Dosen UMS, saat ditemui pada Selasa, (17/9).
Ajmal menjelaskan, lanjut Peni, tentang struktur masyarakat muslim di Pakistan, tantangan yang mereka hadapi, serta bagaimana ajaran Islam yang diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari dan kebijakan publik.
Peni juga menerangkan bahwa materi yang disampaikan tidak hanya mencakup aspek sosial dan budaya, tetapi juga membahas isu-isu kontemporer yang relevan, seperti peran wanita dalam masyarakat Islam Pakistan, upaya pemberdayaan ekonomi, dan hubungan antara Islam dan sains. Ajmal juga berbagi cerita tentang berbagai proyek sosial dan inisiatif yang dijalankan oleh komunitas Muslim di Pakistan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mendukung kesejahteraan masyarakat.
Selama sesi tanya jawab, peserta menunjukkan ketertarikan yang mendalam dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang menyoroti rasa ingin tahu mereka tentang perbedaan dan persamaan antara praktik Islam di Indonesia dan Pakistan. Diskusi berlangsung dalam suasana yang sangat interaktif, memungkinkan pertukaran ide dan pemahaman yang lebih luas antara Ajmal dan peserta.
Acara tersebut diakhiri dengan pernyataan terima kasih yang tulus dari Ajmal Shah. Ia menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas sambutan hangat dan antusiasme dari semua peserta.
“Saya berharap pengetahuan yang saya bagikan selama acara ini dapat memperkuat hubungan antar komunitas muslim di seluruh dunia dan mendorong lebih banyak dialog serta kerjasama internasional kedepannya,” ungkap Ajmal
Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan pada Selasa, (27/8) itu merupakan contoh nyata dari upaya untuk membangun jembatan pemahaman antar budaya dan negara melalui dialog yang konstruktif dan berbasis pengetahuan. Para peserta meninggalkan Masjid Sholihin dengan wawasan baru dan semangat yang terbarukan, menjadikan acara ini sebagai pengalaman yang berharga dan berdampak positif bagi semua yang hadir.
Dengan demikian, Masjid Sholihin kembali menunjukkan komitmennya dalam memfasilitasi kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, menjadikan tempat ibadah ini sebagai pusat pembelajaran dan pertukaran budaya yang harmonis.