KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Terdapat 7 kader persyarikatan Muhammadiyah bertugas memperkuat kabinet merah putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Ke 7 kader tersebut terlibat sebagai menteri dan wakil menteri. Keterlibatan mereka menunjukkan peran aktif Muhammadiyah dalam membantu pemerintahan.
Dilansir muhammadiyah.or.id berikut adalah profil singkat kader Muhammadiyah yang diangkat dalam dalam kabinet Merah Putih :
1. Abdul Mu’ti-Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed adalah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2027. Abdul Mu’ti dilahirkan di Kudus, 2 September 1968, menamatkan pendidikan dasarnya di Kudus, yaitu Madrasah Ibtidaiyah Manafiul Ulum (tamat 1980), Madrasah Tsanawiyah Negeri (tamat 1983), Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Filial di Kudus (tamat 1986).
Selanjutnya gelar sarjana S-1 diperoleh di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1991, jenjang selanjutnya, S-2 diraih dari School of Education, Flinders University of South Australia (Adelaide, 1997).
Short Course on Governance and Shariah the University of Birmingham (Birmingham, UK, 2005), dan pendidikan S-3 ditempuh di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, 2008). Selanjutnya bekerja sebagai dosen IAIN Walisongo sejak 1993 dan merupakan salah satu Advisor di The British Council London sejak 2006.
2. Muhadjir Effendy – Penasihat Khusus Presiden Bidang Urusan Haji
Sebelumnya, Muhadjir dipercaya menjadi Menko PMK periode tahun 2019-2024. Awal karir sebagai menteri Muhadjir
Effendy ketika menjabat sebagai Mendikbud tahun 2016-2019, kemudian Plt Menteri Sosial pada tahun 2020 dan 2024, dan Plt Menpora tahun 2023.
Sosok kelahiran Madiun, 29 Juli 1956 ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sejak 2004-2016, saat ini diberi amanah sebagai Badan Pembina Harian (BPH) UMM.
Muhadjir adalah putra ke-6 dari 9 bersaudara dari pasangan Bapak Soeroja dan Ibu Sri Soebita. Pendidikan formal mulai SD hingga PGAN 6 tahun dijalani di daerah asalnya. Melanjutkan kuliah di IAIN Malang dan memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) tahun 1978.
Selanjutnya dia menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana di IKIP Negeri Malang (sekarang Universitas Malang) tahun 1982. Pendidikan Strata 2 diselesaikan di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar Magister Administrasi Publik (MAP) tahun 1996.
Tahun 2008, Muhadjir berhasil menyelesaikan pendidikan strata 3 pada Jurusan Ilmu-ilmu Sosial dan memperoleh gelar doktor bidang sosiologi militer di Program Doktor Universitas Airlangga.
Selain pendidikan formal, dia juga beberapa kali mengikuti kursus di luar negeri, antara lain di National Defence University, Washington DC (1993) dan di Victoria University, British Columbia, Canada (1991).
3. Raja Juli Antoni – Menteri Kehutanan RI
Raja Juli Antoni dilantik sebagai Menteri Kehutanan dalam Kabinet Merah Putih. Lahir pada 13 Juli 1977 di Riau, ia merupakan putra dari Raja Ramli Ibrahim, seorang tokoh Muhammadiyah yang pernah menjabat Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau.
Kiprah Antoni di Muhammadiyah dimulai sejak ia menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat. Raja Antoni juga dikenal sebagai mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) periode 2000–2002 serta Direktur Eksekutif Maarif Institute.
Raja Juli meraih gelar Sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dari IAIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) pada tahun 2001. Kecintaannya pada dunia akademik membawanya untuk melanjutkan studi S2 di The Department of Peace Studies, Universitas Bradford, Inggris, melalui beasiswa Chevening Award. Gelar Ph.D. ia raih dari Universitas Queensland, Australia, dengan fokus pada peran agama dalam pembangunan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
4..Fauzan – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi
Fauzan dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Science, dan Teknologi, membantu Menteri Satriyo Soemantri Brojonegoro. Fauzan lahir di Kediri, 14 Agustus 1961. Ia tercatat sebagai Ketua Bidang II Majelis Ekonomi dan Pendampingan Masyarakat PP Muhammadiyah serta sebelumnya Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama dua periode, dari 2016 hingga 2024.
Fauzan menempuh pendidikan di Universitas Negeri Surabaya untuk studi doktoralnya, Universitas Negeri Malang untuk magister pendidikan, dan meraih gelar sarjana dari Universitas Muhammadiyah Malang. Sebagai guru besar di UMM, ia juga merupakan penggagas Program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M), yang mengarahkan para akademisi untuk terlibat langsung dalam pengembangan masyarakat, terutama di sektor pangan.
5. Fajar Riza Ul Haq – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah
Fajar Riza Ul Haq ditunjuk sebagai Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, mendampingi Abdul Mu’ti. Fajar adalah tokoh Muhammadiyah yang lahir di Sukabumi pada 1 Februari 1979. Saat ini, Fajar juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis PP Muhammadiyah periode 2022–2027.
Fajar menempuh pendidikan sarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), sekaligus menjadi santri di Pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran. Ia meraih gelar Master dari Universitas Gadjah Mada melalui Center for Religious and Cross Cultural Studies, dan baru saja menyelesaikan pendidikan doktoralnya di UGM pada 2024.9
6. Dzulfikar Ahmad Tawalla – Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Dzulfikar Ahmad Tawalla diangkat sebagai Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, mendampingi Abdul Kadir Karding. Lahir di Sungguminasa, Gowa, pada 28 April 1987, Dzulfikar adalah putra K.H. Ahmad Tawalla, seorang ulama Muhammadiyah di Sulawesi Selatan.
Kiprahnya di Muhammadiyah semakin berkembang ketika ia menjadi Sekjen Pemuda Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Cak Nanto. Dzulfikar terpilih sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2023–2027, setelah melalui proses pemilihan yang ketat.
Dzulfikar menyelesaikan studi S1 di Universitas Muhammadiyah Makassar pada tahun 2013 dengan gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Ia melanjutkan pendidikannya dengan menempuh program Magister Komunikasi di STIKOM InterStudi Jakarta, yang berhasil diselesaikannya pada tahun 2021.
Kehadiran para kader Muhammadiyah di Kabinet Merah Putih menunjukkan komitmen Persyarikatan untuk terus berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Sebagai organisasi yang memiliki akar kuat dalam tradisi pendidikan dan sosial, Muhammadiyah akan terus menjadi penggerak perubahan, memberikan solusi bagi berbagai tantangan bangsa, serta memastikan Indonesia dapat bersaing di kancah global tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur keislaman dan kebangsaan.
7. Dahnil Anzar Simanjuntak – Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Indonesia
Dahnil Anzar Simanjuntak dipercayai menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Indonesia, mendampingi Mochamad Irfan Yusuf. Dilahirkan pada tanggal 10 April 1982, Dahnil pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah 2014 hingga 2018.
Pendidikan formal Dahnil dimulai dengan meraih gelar S1 dalam Ilmu Akuntansi Publik dari Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, Jakarta. Tidak berhenti di situ, pada tahun 2005, ia melanjutkan pendidikan ke tingkat magister dengan mengambil Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik (MPKP) di Universitas Indonesia, dengan konsentrasi dalam Desentralisasi Keuangan Pusat dan Daerah dari Fakultas Ekonomi.
Selama menempuh pendidikan S2, Dahnil tetap aktif dalam dunia pendidikan sebagai Dosen di Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT). Selain itu, ia juga aktif dalam mengembangkan bidang ilmu ekonomi, yang dibuktikan dengan keputusannya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Doktor Ilmu Ekonomi di Universitas Diponegoro, Semarang, mulai tahun 2018.