KENDAL. KENDALMU.OR ID. Sebanyak 274 jamaah calon haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arrahmah Kabupaten Kendal dipastikan dalam kondisi sehat dan siap secara mental, spiritual, serta fisik untuk berangkat ke Tanah Suci.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Koordinator Wilayah (Korwil) KBIH Arrahmah Kendal, Ustaz Akhmad Sulkhan kepada kendalmu.or.id, Kamis siang (8/5/2025) via voice note.
“Alhamdulillah, semua jamaah calon haji KBIH Arrahmah dalam keadaan sehat wal afiat. Hasil pemeriksaan kesehatan di Donohudan menyatakan bahwa seluruh jamaah layak untuk diberangkatkan,” ujar Ustaz Sulkhan.

Dia menjelaskan, kesiapan para jamaah juga ditunjang oleh pembekalan yang intensif. Seluruh jamaah telah mengikuti 20 kali pertemuan manasik haji yang diselenggarakan oleh KBIH Arrahmah, ditambah 6 kali manasik yang digelar oleh KUA Kecamatan.
Tak hanya pembekalan teori, para jamaah juga telah mendapatkan pelatihan praktik ibadah umrah dan haji secara langsung. Mereka juga dibekali dengan materi budaya Arab, etika pergaulan sesama jamaah, serta pentingnya menjaga keikhlasan dan kesabaran, khususnya saat berada dalam kondisi ihram yang menuntut ketaatan terhadap berbagai larangan syariat.
“Jadi secara ilmu dan pemahaman ibadah, insyaallah semua jamaah telah siap,” tegasnya.
Dijelaskan, para jamaah tergabung dalam Kloter SOC 27 dan termasuk dalam gelombang pertama keberangkatan. Mereka akan langsung diterbangkan dari Donohudan ke Madinah, mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz. Setelah tinggal selama delapan hingga sembilan hari di Kota Nabi itu, jamaah akan melanjutkan perjalanan ke Makkah untuk melaksanakan umrah dan bersiap menjalani rangkaian ibadah haji.

“Ibadah haji yang dijalankan oleh jamaah kita adalah haji tamattu’. Jamaah akan melaksanakan umrah terlebih dahulu, baru kemudian menunggu waktu puncak ibadah haji. Dalam haji tamattu’, jamaah dikenai dam berupa penyembelihan seekor kambing,” jelas Ustaz Sulkhan.
Jamaah KBIH Arrahmah dipimpin oleh dua pembimbing utama, yakni Ustaz KH. Moh Farchan Tontowi dan Ustaz H. Mustofa. Sementara pembinaan secara wilayah dilakukan oleh para pembina di lima koordinator wilayah (korwil) di Kabupaten Kendal, yaitu Korwil Boja, Kaliwungu, Weleri, Sukorejo, dan Kota Kendal.
Ustaz Sulkhan menegaskan pentingnya menjaga kesehatan selama menjalani ibadah di Tanah Suci.
“Haji adalah ibadah fisik. Kami terus mengingatkan jamaah agar menjaga stamina dan melaksanakan ibadah sesuai dengan yang telah dipelajari selama manasik,” tuturnya.
Ia pun berharap seluruh jamaah mampu menunaikan rukun, wajib, dan sunnah haji secara sempurna, sehingga pulang ke tanah air dengan membawa predikat haji yang mabrur.
Ustaz Sulkhan menerangkan ciri-ciri haji mabrur, antara lain thayyibul kalam, ifsaussalam, ithamuttha’am, dan meningkatnya kepedulian sosial.
Thayyibul kalam, kata Ustaz Sulkhan, merupakan ciri utama dari haji yang mabrur, yakni munculnya perubahan dalam cara seseorang berbicara.
“Thayyibul kalam berarti tutur kata yang lembut, santun, penuh hikmah, dan jauh dari ujaran kebencian, ghibah (menggunjing), atau fitnah,” ujarnya.
Menurutnya, orang yang telah melaksanakan haji mabrur cenderung berhati-hati dalam berucap. Ia lebih banyak menyampaikan hal-hal yang membangun, menenangkan, dan memotivasi, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun media sosial.
“Kebiasaan memuliakan orang lain dengan lisan menjadi bagian dari integritas spiritual yang terbawa sepulang dari Tanah Suci,” ucap Ustaz Sulkhan.
Yang kedua, lanjutnya, ifsa’us salam, menebarkan salam dan kedamaian. Haji mabrur akan terlihat dari sikap yang ramah dan damai.
“Ifsa’us salam berarti aktif menyebarkan salam, bukan hanya dalam bentuk ucapan “Assalamu’alaikum,” tapi juga dalam bentuk sikap: menghadirkan rasa aman, menghormati perbedaan, dan menjadi peredam konflik di tengah masyarakat,” terangnya.
Menurut Ustaz Sulkhan, seorang haji mabrur tak mudah marah, tidak provokatif, dan selalu membawa suasana adem dalam pergaulan. Ia menjadi pribadi yang menyejukkan dan menyenangkan untuk diajak berinteraksi.

Yang ketiga, ith’amut tha’am, memberi makan atau berbagi rezeki, sebagai ciri haji mabrur, meningkatnya kepedulian terhadap sesama, terutama dalam hal berbagi makanan atau rezeki.
“Ith’amut tha’am mencerminkan semangat berbagi, baik secara langsung maupun melalui kegiatan sosial seperti sedekah, menyediakan konsumsi untuk pengajian, atau mendukung kegiatan masyarakat yang menyejahterakan,” ujarnya.
Kepedulian ini, kata Ustadz Sulkhan bukan hanya simbolik, tetapi menjadi kebiasaan. Orang yang telah berhaji mabrur akan lebih ringan tangan dalam membantu dan lebih sensitif terhadap kebutuhan orang lain.
Dia menegaskan, puncak dari semua tanda tersebut adalah tumbuhnya empati yang mendalam dan kepedulian sosial yang nyata.
“Haji mabrur mendorong seseorang untuk terlibat dalam kegiatan kemanusiaan, peduli terhadap tetangga, ikut memikirkan solusi masalah sosial, serta tampil sebagai pribadi yang berguna di lingkungannya,” katanya.
Menurutnya, kepedulian ini tidak sebatas materi, tetapi juga berupa kehadiran, dukungan moral, dan keikutsertaan dalam memperkuat solidaritas sosial. Dengan kata lain, haji mabrur menciptakan pribadi yang tidak hanya shalih secara individu, tapi juga muslih secara sosial
Tak lupa, Ustadz Akhmad Sulkhan juga menyampaikan pesan kepada keluarga jamaah di rumah.
“Kami mohon keluarga di tanah air senantiasa mendoakan para jamaah agar diberi kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji sesuai tuntunan Rasulullah Sallawahu Alaihi Wasallan,” pungkasnya. (fur)