BOJA, KENDALMU.OR.ID. “Ingatlah, Allah akan matikan kita sesuai kebiasaan manusia di akhir hidup. Maka biasakanlah ibadah.” Kalimat penuh makna ini menjadi pembuka pesan penting dari Ustadz Miftahul Ulum dalam Kajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Boja, Ahad (10/8/2025).
Kegiatan berlangsung di halaman PAY Sholahudin Al Ayubi Tampingan, Boja, Kendal, dan dihadiri ratusan jamaah dari berbagai wilayah.
Dalam kajiannya, Ustadz Miftahul Ulum mengingatkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, sedangkan akhirat kekal abadi.
“Segala yang dimiliki manusia—keluarga, harta, jabatan—akan kembali. Saat kematian tiba, hanya amal yang akan menemani di alam kubur,” ujarnya.
Beliau menegaskan, salah satu tanda kematian adalah keluarnya ruh dari jasad, disusul prosesi perawatan jenazah hingga pemakaman. Semua itu menjadi bukti bahwa manusia akan kembali ke asalnya, yakni tanah.
Karena itu, ia mengingatkan agar jangan sekali pun menjadikan kuburan sebagai perantara untuk mencari keuntungan dunia.

“Ziarah kubur bukan untuk meminta pada mayit, tetapi untuk mendoakan dan mengingat mati,” tegasnya.
Ustadz Miftahul Ulum juga menekankan bahwa setiap manusia pasti pernah berbuat salah, namun yang terbaik adalah segera bertaubat.
Ia mengajak jamaah memperbanyak istighfar—minimal 70 hingga 100 kali sehari—sebagai bentuk permohonan ampun dan penyucian hati.
Doa yang dianjurkan, salah satunya: Rabbighfirli watub ‘alayya innaka anta at-Tawwabur Rahih,
yang berarti “Ya Rabb, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Menurutnya, doa adalah senjata utama seorang Muslim untuk tetap istiqamah di jalan yang diridhai Allah dan tidak tergelincir ke jalan orang-orang kafir.
Ia mendoakan agar seluruh jamaah diberikan akhir hidup yang baik (husnul khotimah) dengan mengucapkan kalimat terakhir:“Laa ilaaha illallah”, sebagai tiket menuju surga-Nya.
“Semoga kita dimatikan dalam keadaan membawa iman, amal, dan hati yang bersih. Karena itulah sebaik-baiknya bekal,” pungkasnya. (din)
Kontributor: Kholidin. Editor : Abdul Ghofur