SUBANG.KENDALMU.OR.ID. Sahdan Arya Maulana, Ketua RT muda berusia 19 tahun dari RT 07 RW 08, Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, kembali menjadi sorotan publik setelah tindakannya yang tak biasa dalam sebuah pertemuan resmi.
Dikutip RBG.ID, dalam sebuah kunjungan kehormatan ke kediaman Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Lembur Pakuan, Subang, Sahdan secara sopan menolak amplop berisi uang yang diserahkan langsung oleh sang gubernur.
Pertemuan itu sendiri merupakan bentuk apresiasi atas aksi inspiratif Sahdan sebelumnya, yang membongkar dan memperbaiki jalan lingkungan dengan dana operasional Ketua RT—aksi yang menuai pujian luas dan viral di media sosial.
Namun momen yang paling menyita perhatian justru terjadi ketika Dedi Mulyadi menyerahkan sebuah amplop sambil mengatakan, “Ini bisa dipakai buat ngaspal.” Alih-alih menerima, Sahdan merespons dengan tenang dan santun. Ia menangkupkan tangan sebagai tanda hormat, lalu berkata bahwa dirinya datang ikhlas, tanpa niat menerima uang.
“Saya memang dari awal berniat datang cuma ingin ngobrol dan silaturahmi. Sudah cukup, Pak. Saya sudah dapat dukungan dari Pemkot Jakarta Utara untuk lanjutan aspal di lingkungan saya,” ujar Sahdan, merendah.
Dedi sempat membujuk agar amplop itu diterima sebagai bentuk honorarium pertemuan, namun Sahdan tetap menolak dengan alasan yang sama. Respons itu justru membuat Dedi Mulyadi tak bisa menyembunyikan kekagumannya. Ia mengacungkan jempol dan memuji integritas pemuda yang diundangnya itu.
Cuplikan video pertemuan tersebut pun menyebar luas di Instagram dan media sosial lainnya. Warganet ramai-ramai memberikan pujian atas keteguhan idealisme Sahdan.
“Best banget pak RT, mantap,” tulis salah satu netizen.
“Semoga bro selalu dalam lindungan dan di jalan yang benar,” komentar lainnya.
Sosok Sahdan memang mencuri perhatian publik sejak awal. Di usia belia, ia terpilih menjadi Ketua RT dengan suara mutlak dari warga, dan sejak menjabat aktif menggagas berbagai program pemberdayaan masyarakat—dari pengecoran jalan, bantuan sosial, pemasangan CCTV, hingga santunan untuk warga sakit dan meninggal.
Bagi Sahdan, menjadi Ketua RT bukan sekadar jabatan administratif, tetapi panggilan untuk membuktikan bahwa Gen Z juga bisa memimpin dengan hati, bukan hanya teori.
“Prinsip saya sederhana. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama,” tuturnya suatu kali.
Ketegasan moral dan kesederhanaan yang ditunjukkan Sahdan dalam pertemuan dengan Gubernur Dedi Mulyadi menjadi potret langka di tengah krisis keteladanan publik. Di saat banyak pejabat atau tokoh muda tergoda oleh hal-hal pragmatis, Sahdan justru memperlihatkan bahwa nilai-nilai kejujuran, integritas, dan keikhlasan masih bisa hidup—bahkan di usia belasan tahun.