NGAMPEL.KENDALMU.OR.ID. Perhelatan permusyawaratan tertinggi di tingkat Ranting Muhammadiyah se Kec. Ngampel telah memilih dan menetapkan, yaitu menetapkan 9 Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) se Kec. Ngampel periode Muktamar ke 48.
Adapun ke 9 Ketua PRM tersebut yakni Yohan Kalisa (Ketua PRM Kebonagung), Ali Musirin (Ketua PRM Winong), Setyo Pranoto (Ketua PRM Jatirejo), M. Supri (Ketua PRM Putatgede), Sumbiyono (Ketua PRM Bojonggede), Fatkhurrohman (Ketua PRM Ngampel Wetan), Sodikin (Ketua PRM Sumbersari), Mustaghfirin Murod (Ketua PRM Dempelrejo), dan Kumaidi (Ketua PRM Ngampel Kulon).
Sebagaimana diberitakan kendalmu.or.id bahwa PCM Ngampel telah menfasilitasi penyelenggaraan Musyran serentak yang berlangsung pada Ahad (2/1/2024) di aula Kec. Ngampel.
Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PCM Ngampel, Musyfak mengatakan, Musyran secara serentak diikuti oleh 87 utusan dari 7 PRM yang ada dan 2 PRM baru.
“Ada 7 PRM lama yang sudah berdiri dan 2 PRM yang baru berdiri” kata Musyfak pada Ahad (31/12) di aula Kec. Ngampel.
Disebutkan, ke 7 PRM tersebut yakni PRM Kebonagung, Winong, Bojonggede, Putatgede, Jatirejo, Ngampel Kulon, dan Ngampel Wetan. Adapun 2 PRM yang baru adalah Sumbersari, dan Dempelrejo.
Musyafak menjelaskan, di Musyran tersebut selain PRM menyampaikan perkembangan dan kendala masing-masing, juga melakukan pemilihan PRM baru periode Muktamar ke 48.
Diharapkan, Musyran tersebut dapat meningkatkan semangat seluruh anggota Muhammadiyah di semua ranting dalam berdakwah melalui Muhammadiyah.
“Melalui kegiatan seperti Musyawarah Ranting, Pimpinan Ranting Muhammadiyah juga berperan dalam pemilihan dan transisi kepemimpinan, serta dalam menggerakkan program-program kerja yang membantu masyarakat” ujat Musyafak.
Sementara itu Ketua PCM Ngampel, Abdul Ghofur mengatakan, keberadaan Ranting di Muhammadiyah sangat penting sebagai penggerak di akar rumput.
“PRM berperan dan sebagai kunci dalam menanamkan ideologi Muhammadiyah kepada anggotanya dan dalam rekruitmen anggota serta kaderisasi’ kata Ghofur.
Menurutnya, keberadaan Pimpinan Ranting dianggap penting dalam pengembangan dan perkembangan Muhammadiyah, serta sebagai instrumen penting dalam memajukan dakwah dan pembangunan masyarakat sesuai dengan konteks kebutuhan lokal.
Ghofur mengingatkan, bahwa Musyran serentak ini menunjukkan kolaborasi dan kerjasama antara PRM dan PRM lain di Cabang Ngampel dalam mengembangkan organisasi dan menjalankan program-program kerja yang membantu masyarakat.
Sedangkan Wakil Ketua PDM Kendal, Muntoho mengatakan, diselenggarakannya Musyran serentak ini telah mendapat rekomendasi dari PDM Kendal sebagai upaya mempermudah konsolidasi seluruh anggota Muhammadiyah di ranting yang ada di Cabang Ngampel.
“Idealnya Musyran Muhammadiyah diselenggarakan di masing-masing ranting, tetapi karena masih terbatasnya jumlah anggota Muhammadiyah di setiap desa, maka kita selenggrakan Musyran bersama. Yang jelas setiap PRM minimal 5 orang sebagai anggota pimpinan, dan itu sesuai dengan AD dan ART Muhammadiyah” jelas Muntoha.
Dia berharap, dari 9 ranting yang menyelenggarakan Musyran serentak mampu menumbuhkambangkan keberadaan PRM di setiap desa sehingga Pimpinan Muhammadiyah di tingkat bawah mampu menunjukkan kiprahnya di desa masing-masing.
Muntoha juga mengingatkan, peran setiap pegawai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Setiap Pegawai Amal Usaha Muhammadiyah memiliki peran penting dalam pengurus Muhammadiyah, termasuk di tingkat Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM). Mereka diharapkan tidak hanya sebagai tumpuan, tetapi juga aktif dalam kegiatan-kegiatan Muhammadiyah” tegasnya.
Menurutnya, hal ini sejalan dengan pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, yang menekankan bahwa karyawan di AUM harus aktif dalam organisasi dan tidak hanya sekadar bekerja dan mendapat upah.
“Jangan pikir, pegawai di AUM Muhammadiyah hanya sebatas kerja dan kerja untuk mendapatkan gaji” ujarnya.
Muntoha berharap, pegawai AUM yang aktif di persyarikatan dapat mendukung berbagai program kerja dan kegiatan Muhammadiyah di tingkat ranting, termasuk dalam upaya dakwah dan pembangunan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip Muhammadiyah. (mus)