SUKOREJO.KENDALMU.OR.ID. Beberapa dekade terakhir, tenaga pendidik dan praktisi pendidikan di seluruh dunia mulai menyadari bahwa mempelajari berbagai hal di luar kelas dapat membantu peserta didik berkembang dengan lebih baik. Mempelajari hal-hal di kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan kepekaan dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya.
Gagasan tentang pentingnya mempelajari hal-hal di luar kelas tersebut pernah disampaikan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, bahwa …perlulah anak-anak (Taman siswa) kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki pengetahuan saja tentang hidup rakyatnya, tetapi juga dapat mengalami sendiri, dan kemudian tidak hidup berpisah dengan rakyatnya.
Memahami konteks tersebut, SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo, Kendal mempraktekkan Kurikulum Merdeka dalam bentuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dengan mengusung tema bangunlah jiwa dan raganya dengan topik ‘Stop Bullying, Jalin Komunikasi, dan Selamatkan Generasi’.
Kepala SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo, Diah Rohmiatun mengatakan, Kurikulum Merdeka melalui P5 salah satunya melakukan sosialisasi dan kampanye stop bullying, karena dapat membantu mencegah terjadinya perundungan di kalangan pelajar.
“Perundungan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan pelajar, baik secara fisik maupun psikologis. Dengan menghentikan perundungan, pelajar dapat merasa lebih aman dan nyaman di lingkungan sekolah, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas pendidikan mereka” kata Diah pada Sabtu (28/10) di ruang kerjanya.
Menurutnya, terdapat banyak bentuk kegiatan yang dapat disajikan untuk mencegah perundungan pelajar, diantaranya adalah Pentas Aksi Pelajar Anti Perundungan mengambil tema ‘Bangunlah Jiwa Raganya’.
“Kegiatan ini melibatkan siswa-siswa dalam berbagai aksi dan pertunjukan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang perundungan dan mendorong sikap yang lebih baik antara sesama siswa” terangnya.
Menurut Diah, kegiatan ini dapat melibatkan siswa dalam berbagai bentuk seni, seperti tari, drama, musik, majalah dinding (Mading-red), dan bazar jajanan sehat yang dapat menjadi sarana ekspresi dan komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan anti-perundungan kepada siswa lainnya.
Diah berharap pentas seni tersebut mampu meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya saling menyayangi, saling berteman yang positif, serta saling menghargai perbedaan yang ada karena perbedaan bukan untuk disamakan melainkan untuk disatukan.
“Salah satu tujuan utama dalam mencegah perundungan adalah menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan dan mengedepankan rasa aman dan nyaman bagi semua siswa”
Acara pentas seni tersebut disaksikan oleh para siswa SD Muhammadiyah Sukorejo, MI Muhammadiyah Bangunsari dan MI Muhammadiyah Damarjati. (sih)