SUKOREJO.KENDALMU.OR.ID. Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kendal, KH. Ikhsan Intizam meminta kepada seluruh sekolah/madrasah di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah di Kendal yang dinilai besar jangan berlagak egois.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Sillaturrahmi dan Halal Bihalal Keluarga Besar Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan Non Formal (PNF) PDM Kendal yang dihadiri oleh seluruh Kepala Sekolah/Madrasah Muhammadiyah, guru dan pegawai di lingkungan AUM Pendidikan se Kab. Kendal.
Ikhsan Intizam menjelaskan, dalam konteks pendidikan Muhammadiyah, egoisme dapat dijelaskan sebagai suatu keadaan dimana sekolah/madrasah lebih fokus pada kepentingan diri sendiri daripada kepentingan lainnya. Tidak peduli dengan sekolah lain, meskipun dalam satu payung besar Muhammadiyah.
“Kondisi sekolah Muhammadiyah di Kendal posisinya ada yang di atas, juga ada yang di bawah. Artinya di Muhammadiyah ada sekolah besar ada juga yang kecil sehingga menciptakan sekat, dan sekat ini harus kita hilangkan kuncinya hilangkan egoisme,” kata Ikhsan, Sabtu (20/4/2024) di SMK Muhammadiyah 4 Sukorejo.
Sekolah Muhammadiyah yang besar, sambung Ikhsan, jangan merasa besar sendiri. Yang besar harus membesarkan yang kecil, karena sama-sama sekolah Muhammadiyah.
“Amal Usaha Muhammadiyah yang besar membantu yang kecil kita bisa meniru Majelis Pembina Kesehatan Umum di Kendal. RSI Muhammadiyah telah membantu RSA Truko, RS PKU Muhammadiyah Boja, dan sebentar lagi mendirikan RSI 2 di Patean,” ungkapnya.
Menurut Ikhsan, AUM yang besar ketika membantu AUM kecil tidak akan pernah rugi. Ini menjadi PR bersama.
“AUM yang kecil jangan minder. Kita ini satu, Muhammadiyah, dan AUM besar yang masih membawa egonya jangan harap besar selama-lamanya,” tegasnya.
Ikhsan juga menekankan pentingnya saling membantu sesama sekolah Muhammadiyah supaya semuanya menjadi besar.
“Kita bisa besar kalau melakukan ta’awun, saling membantu atau saling menolong sebagai wujud al barakah ma’al jama’ah, ” ujarnya.
Di bagian lain ikhsan menyampaikan jumlah siswa-siswi Muhammadiyah di Kab. Kendal sebanyak 11 ribu, yang dapat diartikan kader kita sebanyak itu, tetapi ketika berorganisasi kemana kader sebanyak 11 ribu ?
“Seolah-olah kader kita hilang semuanya, lalu hasil didikan sekolah kita kemana dan untuk apa ?” tanya Ikhsan.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua PDM memberikan saran supaya semua sekolah/madrasah Muhammadiyah maju dan memiliki kader-kader yang mampu meneruskan kepemimpinan Muhammadiyah di masa depan.
“Setiap pagi sebelum KBM dimulai seluruh siswa dan guru mengawali dengan do’a bersama dilanjutkan menyanyikan lagu sang surya supaya semua tercerahkan. Karena lagu tersebut merupakan simbolisasi agama Islam ataupun organisasi Muhammadiyah itu sendiri, yang memberikan manfaat besar. Sang Surya (lagu-red) ini mengungkapkan organisasi Muhammadiyah akan selalu bersaksi di hadapan Allah SWT, dan meyakini kebenaran wahyu yang disampaikan Nabi Muhammad,” ungkapnya.
Saran kedua, pinta Ikhsan supaya dilaksanakan, semua guru, pegawai dan seluruh siswa Muhammadiyah harus menjaga komitmen sholat lima waktu dan membaca Al qur’an setiap hari.
“Seluruh kepala sekolah, guru, pegawai dan siswa haru komitmen menjaga akhlqul karimah sebagai implementasi nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan,” imbuhnya.
Sedangkan komitmen selanjutnya adalah siap berprestasi dan siap menjadi kader persyarikatan.
Melalui komitmen-komitmen tersebut, Ketua PDM Kendal merasa dapat dilaksanakan dengan baik sebagai ikhtiar mewujudkan sekolah/madrasah besar dan berkemajuan.
Sedangkan Ketua Majelis Dikdasmen PNF PDM Kendal, Inu Indarto mengatakan, sillaturrahmi dan halal bihalal ini sebagai media membangun jejaring kebersamaan, kolaborasi dalam rangka memajukan pendidikan Muhammadiyah di Kab. Kendal.
“Di bulan yang baik ini, Syawal ini kita mulai dengan niat kita, karena akan mendapatkan pencerahan agar pendidikan kita lebih modern, holistrik, intregratif, berkemajuan, dan mencerahkan,” kata Inu.
Diharapkan forum sillaturrahmi ini menjadi motivasi dan terinsirasi setelah mengikuti paparan dari nara sumber, Motivator dan Pendidik, Ahmad Said Matondang. (fur)