WELERI.KENDALMU.OR.ID. Ribuan warga Muhammadiyah di Kab. Kendal memadati Gedung Olahraga (GOR) Universitas Muhammadiyah Kendal Batang (Umkaba) Ngasinan, Weleri, Kab. Kendal.
Mereka hadir dari berbagai sudut Kab. Kendal untuk mengikuti Pengajian Akbar Ramadan 1446 H bersama KH. Supandi yang diselenggarakan oleh PD Muhammadiyah Kendal, Ahad (9/3/2025).
KH Supandi adalah sosok mubaligh yang dikenal dengan gaya ceramahnya yang lucu dan menghibur.
Hampir semua kelucuan yang disampaikan ada di youtube dengan pesan-pesan agama yang menarik dan menggelitik.
KH Supandi memiliki kemampuan untuk menyisipkan humor dalam ceramahnya. Hal ini membuat para jamaah tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga terhibur.
Seperti yang diungkapkan ketika ia ceramah di salah satu daerah di Jateng.
Saat itu lantaran KH Supandi tidak mengenakan pakaian seperti mubaligh pada umumnya, mengenakan atribut seperti gamis, dan bersorban sebagai bagian dari identitas mereka sehingga KH Supandi terlihat seperti jamaah pada umumnya.
“Karena datang agak terlambat dan ada kursi kosong saya duduki saja, jebul kiri kanan tidak kenal saya dan agak cerewet,” ucapnya.
Dia melanjutkan, ketika makanan datang, ia ditawari, kowe mangan po ora ? Aku yo mangan, dan dia tidak bisa disalahkan kalau saya kiainya. Saat minuman disuguhkan, orang itu nawari, ngombe po ora, aku yo ngombe.
“Nah, saat nama saya dipanggil untuk memberi sabdo utomo, dan hendak naik panggung, orang yang tadi nawani mangan narik klambiku buri, kowe arep ning ndi ? ngaji arep dimulai malah lungo,” ungkapnya disambut geerr jamaah.
Menurutnya, apa yang ia alami adalah nyata, tidak karangan, karena selama ia berceramah di berbagai tempat berpakaian seperti orang mau kondangan dan orang tidak percaya kalau dia kiai.
KH Supandi dalam ceramahnya juga memuji seluruh jamaah yang hadir lantaran ketika petugas qori’ selama melantunkan ayat-ayat suci Al qur’an terkesan khidmad, mendengarkan, diam dan tidak ada sahutan ‘Allah’ dari jamaah.
“Karena sahutan Allah belum tentu tepat dan sesuai makna dari ayat-ayat yang dilantunkan,” ujarnya.
Ia memberi contoh, sahutan Allah tepat maknanya di kalimat ‘Bismillahirrahmanirrahim’ (dengan menyebut nama Allah maha pengasih lagi penyayang).
“Tetapi merespon dengan kata Allah tidak tepat pada ayat ‘a raaitalladzii yukadzdzibu biddiin sangat tidak tepat, dan kurang ajar,” imbuhnya.
Menyinggung karakter orang Islam ketika bulan suci Ramadan datang, KH Supandi membagi tiga watak.
“Pertama Ramadan dianggap biasa-biasa saja, sesok poso yo poso,” ucapnya.
Kedua merasa susah ketika Ramadan tiba, karena ia tidak bisa udud.
“Ketiga, hatinya senang ketika Ramadan datang. Orang seperti itu jasadnya haram tersentuh api neraka,”
Disampaikan, orang yang hatinya senang ketika Ramadan tiba jumlahnya sedikit, karena puasa itu kebutuhan seseorang muslim yang ingin mendapat predikat taqwa
“Kalau seorang mukmin mencapai orang yang bertaqwa, ia diwajibkan puasa,” pungkasnya.
Ketua PDM Kendal, KH. Ikhsan Intizam mengajak kepada jamaah memanfaatkan kesempatan bulan Ramadan dengan amal sholeh, membaca Al quran, dan zakat.
Diharapkan tahun ini Lazismu Kendal mampu mengumpulkan zakat, infaq dan shadaqah sebanyak 25 milyar.(fur)