Oleh : Alif Khoirotun Ulfa, S.Pd*)
HARI ini 21 April 2024 kita memperingati hari Kartini. Peringatan itu kita lakukan untuk menghormati perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita.
Peringatan Hari Kartini telah mengalami perkembangan dari masa ke masa dan pada awalnya, Hari Kartini diperingati sebagai hari kelahiran Raden Ajeng Kartini pada tanggal 21 April 1879.
Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia yang memperjuangkan hak-hak perempuan untuk memperoleh pendidikan dan kesetaraan.
Pada tahun 1964, Presiden Soekarno menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan menjadikan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini.
Sejak saat itu, peringatan Hari Kartini semakin berkembang dengan berbagai kegiatan seperti upacara peringatan, seminar, dan pameran.
Dewasa ini, Hari Kartini tidak hanya dirayakan secara formal, tetapi juga menjadi momentum untuk menginspirasi kemajuan perempuan Indonesia dari generasi ke generasi, sesuai dengan cita-cita Kartini.
Peringatan Hari Kartini terus dilakukan dengan konsep yang berbeda-beda, namun tujuannya tetap sama yaitu mengenang perjuangan Kartini.
Kumpulan surat yang ditulis oleh RA Kartini dan sangat monumental adalah ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ yang menginspirasi kita sebagai wanita agar tidak patah semangat dalam menuntut ilmu. Wanita yang dahulu selalu berada dibelakang dengan tugas-tugas domestiknya, terkungkung dalam tradisi patriarki membuat keterbatasan dalam berkarya. Impian Kartini telah menjadi kenyataan. Kini, kita telah diberikan keleluasaan dalam berkarya dan berkarir tentunya dengan batasan-batasan yang tidak melanggar kodrat kita sebagai wanita sekaligus ibu dalam rumah tangga.
Goresan – goresan tajam tinta pendidikan RA Kartini ini tentunya harus kita syukuri bersama. Karena keberadaan kita sebagai wanita adalah kunci suksesnya suatu bangsa. Bangsa yang sukses tentunya diawali dalam lingkup kecil yaitu keluarga. Ibu yang cerdas menjadi pondasi utama kokohnya sebuah bahtera rumah tangga. Dan akan mewariskan anak – anak yang cerdas pula.
Islam mengajarkan kita untuk selalu menuntut ilmu, sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Tidak ada kata “aku sudah tua makanya aku cukup diam dan duduk bersantai saja”. Atau “aku sudah sibuk dengan pekerjaanku, makanya aku ta perlu repot-repot menuntut ilmu yang terpenting pekerjaan rumahku sudah beres”. Pemikiran-pemikiran seperti ini harus kita hilangkan dari benak kita.
Nasyiatul Aisyiah yang merupakan organisasi otonom di Persyarikatan Muhammadiyah memiliki 10 komitmen sebagai bentuk respon terhadap nilai-nilai emansipati yang digaungkan pertama oleh RA Kartini. Dan apabila dijalankan dengan sesungguhnya dunia akan menghadirkan Nasyiah-nasyiah yang tidak hanya sekedar terpenuhinya emansipasi, tetapi lebih hebat.
Ke 10 komitmen tersebut yaitu senantiasa shalat fardhu tepat waktu dan berjamaah, membaca Al-Quran dan maknanya, beradab Islami dalam kehidupan, beramal shaleh mulai dari diri sendiri, shadaqah waktu untuk Nasyiah minimal satu minggu satu kali, membaca satu hari satu tema, mengikuti kajian minimal satu minggu satu kali, berjiwa mandiri dan berpikir positif dalam segala hal, responsif terhadap permasalahan lingkungan sekitar dan mampu membagi waktu antara keluarga dan Nasyiah.
Selamat Hari Kartini
*) Alif Khoirotun Ulfa, S.Pd adalah Ketua PD Nasyiatul Aisyiyah Kendal