Tahun ajaran 2023 telah tiba, dan suasana di dunia pendidikan dipenuhi dengan kegembiraan. Para murid, orang tua, dan guru merayakan momen ini dengan penuh semangat. Dalam suasana kegembiraan ini, nampaknya masih dihadapkan pada problematika yang memprihatinkan: stigma umum bahwa pendidikan adalah proses yang linier alias terpusat di sekolah. Sebagai seorang yang prihatin terhadap masa depan pendidikan, saya ingin mengajukan argumen bahwa pendidikan sejatinya sebuah konsep Trias melibatkan tiga elemen yang sama pentingnya yakni sekolah, orang tua, dan masyarakat/pemerintah.
Pada tahun 1922, seorang tokoh pendidikan Indonesia yang dihormati, Ki Hajar Dewantara, menggagas konsep Trias Pendidikan. Ia memahami bahwa pendidikan sejati tidak bisa hanya terjadi di dalam dinding-dinding sekolah, melainkan memerlukan peran aktif dari tiga pilar utama: sekolah, orang tua, dan masyarakat/pemerintah. Sekolah bertindak sebagai pusat pembelajaran formal, sedangkan orang tua dan masyarakat/pemerintah memiliki peran yang tak kalah penting dalam membentuk generasi yang berkualitas.
Salah satu alasan mengapa konsep Trias Pendidikan perlu diperkuat adalah karena adanya kesenjangan antara pendidikan di dalam dan di luar sekolah. Dalam suasana yang masih terpusat pada kurikulum dan pembelajaran formal di sekolah, seringkali aspek pendidikan di luar kelas terabaikan. Orang tua dan masyarakat/pemerintah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berharga yang dapat membantu melengkapi proses pembelajaran formal. Mereka dapat memberikan pengajaran tentang nilai-nilai, keterampilan hidup, dan pengalaman praktis yang tidak selalu bisa diberikan di dalam kelas.
Sebagai contoh, ketika murid belajar tentang pentingnya lingkungan hidup di sekolah, orang tua dapat berperan dengan mengajarkan praktik-praktik ramah lingkungan di rumah. Masyarakat/pemerintah juga berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan, melalui penyediaan fasilitas publik seperti perpustakaan, ruang bermain, atau pusat kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian, pendidikan tidak lagi terbatas pada ruang kelas, melainkan merasuki kehidupan sehari-hari.
Lebih jauh lagi, konsep Trias Pendidikan juga memungkinkan adanya sinergi yang kuat antara tiga pilar pendidikan. Ketika sekolah, orang tua, dan masyarakat/pemerintah saling berkolaborasi, terciptalah lingkungan pendidikan yang holistik. Guru dapat bekerja sama dengan orang tua untuk memahami kebutuhan dan potensi anak-anak, sementara masyarakat/pemerintah dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi pengembangan pendidikan. Sinergi ini akan menciptakan pola pikir yang lebih luas dan menyeluruh, serta memperkaya pengalaman belajar para murid.
Untuk mewujudkan konsep Trias Pendidikan, kita perlu merubah pola pikir dan menggencarkan komunikasi antara tiga pilar pendidikan ini. Sekolah harus membuka diri untuk menerima masukan dan keterlibatan orang tua serta masyarakat/pemerintah. Orang tua perlu sadar akan peran penting mereka dalam membentuk pendidikan anak-anaknya, sementara masyarakat/pemerintah harus berkomitmen untuk memberikan dukungan yang berkelanjutan.
Pendidikan di tahun ajaran 2023 harus menjadi momen penting bagi kita semua untuk merefleksikan kembali konsep pendidikan yang kita anut. Mari kita bergandengan tangan dan menggagas konsep Trias Pendidikan yang melibatkan sekolah, orang tua, dan masyarakat/pemerintah sebagai tiga pusat pendidikan yang saling melengkapi. Dengan pendekatan yang holistik ini, kita akan mampu menciptakan generasi penerus yang berkualitas, memiliki wawasan luas, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Masa depan pendidikan ada di tangan kita, dan saatnya untuk mengubah paradigma kita agar sesuai dengan konsep Trias Pendidikan yang diwariskan oleh Ki Hajar Dewantara.
Semoga artikel ini dapat membuka mata kita semua terhadap potensi yang terkandung dalam pendidikan yang melibatkan sekolah, orang tua, dan masyarakat/pemerintah. Marilah kita bergerak maju bersama dan membawa perubahan positif yang sejalan dengan perkembangan zaman.
Artikel ditulis oleh:
MS Viktor Purhanudin
Wakil Ketua MPI PDM Kendal
Dosen UIN Salatiga