Oleh Supardi *)
KENDALMU.OR.ID. AMAL Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan salah satu media dakwah yang dirintis oleh organisasi Muhammadiyah untuk mencapai tujuan penegakan dan pengamalan ajaran Islam.
AUM berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sejati melalui berbagai kegiatan sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan.
AUM adalah usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah untuk mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup berbagai bentuk amal saleh dan kemanfaatan yang tidak hanya bersifat materi, tetapi juga program-program non-fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Keberadaan AUM berperan dalam membimbing masyarakat menuju perbaikan kehidupan sesuai ajaran Islam. AUM juga berfungsi sebagai wadah bagi warga Muhammadiyah untuk beribadah dan berkontribusi dalam masyarakat.
Amal Usaha Muhammadiyah didirikan untuk menjunjung tinggi agama Islam dan mewujudkan masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Ini mencakup upaya meningkatkan kesejahteraan sosial, menyediakan pendidikan yang berkualitas, memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
AUM dalam gerakan Muhammadiyah memiliki kedudukan sangat strategis, di mana ia menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan misi dakwah. Dengan semboyan “Sepi Ing Pamrih rame ing gawe,”.
AUM juga menekankan pentingnya tindakan nyata dibandingkan dengan pembicaraan semata. Hal ini mencerminkan komitmen Muhammadiyah untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Secara keseluruhan, Amal Usaha Muhammadiyah tidak hanya berfungsi sebagai lembaga bisnis atau usaha material, tetapi lebih sebagai upaya kolektif untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam dan meningkatkan kualitas hidup umat manusia.
Dalam kontek perkembangan semua AUM tampak berbeda dari sisi kualitas, kuantitas, dan nilai jual sehingga eksistensi AUM terkelompok dalam empat varian, yaitu besar, menengah, kecil, dan AUM memprihatinkan.
Pertumbuhan dan perkembangan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang mendukung maupun yang menghambat.
Kualitas dan komitmen SDM yang terlibat dalam AUM sangat berpengaruh, seperti pelatihan dan pembinaan yang baik akan meningkatkan kemampuan pengelola dan karyawan, sehingga AUM dapat beroperasi lebih efisien dan efektif.
AUM yang maju biasanya memliki budaya kuat, termasuk nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan yang dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.
Hal ini mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik dan berkontribusi pada tujuan AUM.
Faktor yang Menghambat Perkembangan AUM
1. Kurangnya Rasa Memiliki: Banyak anggota Muhammadiyah yang terlibat dalam AUM tidak memiliki rasa memiliki terhadap organisasi. Hal ini dapat mengurangi motivasi untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan AUM
2. Keterbatasan Pendanaan: AUM sering kali menghadapi tantangan dalam hal pendanaan. Ketergantungan pada sumber dana yang tidak stabil dapat menghambat operasional dan pengembangan program-program baru.
3. Perubahan Fokus Pengelola: Pergeseran pengelola yang focus pada sektor pendidikan ke bidang lain yang menjanjikan dapat memperlemah keberadaan AUM dalam waktu tertentu. Pengelola yang awalnya fokus di Pendidikan merasa goyah dan mulai tertarik di usaha lain.
4. Tantangan Eksternal: Persaingan di pasar serta perubahan kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi keberlangsungan AUM. Ketidakpastian ekonomi dan regulasi yang berubah-ubah sering kali menjadi hambatan bagi pertumbuhan AUM.
5. Sentimen antara lembaga pendidikan swasta dan Muhammadiyah dapat mempengaruhi keberadaan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan, baik secara positif maupun negatif. Sentimen persaingan antara keduanya bisa mengakibatkan fragmentasi dalam komunitas Muslim di Indonesia. Jika masing-masing organisasi terlalu fokus pada perbedaan mereka, hal ini dapat mengurangi dukungan bagi AUM, terutama jika masyarakat merasa terpecah dalam memilih lembaga pendidikan
AUM yang besar memiliki tanggung jawab untuk membantu AUM yang kecil dalam rangka menciptakan sinergi dan memperkuat jaringan Muhammadiyah secara keseluruhan.
Hal ini penting karena setiap AUM, terlepas dari ukuran atau kapasitasnya, berkontribusi pada misi dakwah dan sosial Muhammadiyah, maka AUM besar dapat memberikan dukungan berupa sumber daya, pengalaman, dan jaringan kepada AUM kecil untuk lebih berkembang dan lebih berdaya saing.
AUM besar dapat berperan dalam pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi pengelola AUM kecil. Dengan berbagi pengetahuan dan praktik terbaik, AUM kecil dapat meningkatkan kinerjanya.
Bantuan dari AUM besar kepada AUM memprihatinkan tidak hanya bertujuan untuk menyokong secara finansial, tetapi juga untuk memberdayakan AUM kecil agar mampu mandiri dan berkontribusi lebih besar dalam masyarakat.
*) H. Supardi, S.Pd; M.Pd adalah Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PD Muhammadiyah Kendal dan Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Boja, Kab. Kendal