KENDAL. KENDALMU.OR.ID. Dalam suasana khusyuk Sholat Idul Adha 1446 H, ribuan jamaah yang memadati stadion Utama Kebondalem Kendal mendengarkan khutbah Ketua Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kota Kendal, Ustadz R. Bayu Adhi Pamungkas penuh makna tentang hakikat kehidupan dunia yang fana dan pentingnya menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat.
Dalam khutbahnya, Ustadz Bayu mengajak jamaah untuk merenung bahwa hidup di dunia ini tidaklah abadi. Sehat maupun sakit, kaya atau miskin, semua manusia akan mengalami kematian. Bahkan kekuasaan dan kejayaan yang tampak megah pun akan sirna seiring waktu.
“Orang yang paling hebat sekalipun, tidak akan bisa berlama-lama hidup di dunia ini. Semua akan ditinggalkan. Bahkan kerikil pun tak terbawa ke liang kubur,” ujar Ustadz Bayu, Jum’at (6/6/2025) dalam khutbahnya yang sarat perenungan.
Ia menegaskan bahwa dunia ini hanyalah tempat ujian. Firman Allah dalam Surah Al-An’am ayat 32 menegaskan, “Kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.”
Khatib juga mengingatkan bahwa jabatan tinggi, harta melimpah, dan pujian manusia tidak menjamin kesuksesan di hadapan Allah.
Ustadz Bayu memberi contoh bahwa para raja besar seperti Raja Persia, Romawi, hingga tokoh sejarah bangsa seperti Bung Karno dan Soeharto kini telah tiada, meninggalkan dunia tanpa membawa apa pun.
Dalam khutbahnya, Ustadz Bayu membacakan Surah Fatir ayat 5 sebagai peringatan keras: “Janganlah kehidupan dunia memperdayakanmu, dan jangan pula setan menipumu tentang Allah.”

Ia menyebut bahwa sukses sejati bukan terletak pada materi atau kemewahan dunia, tetapi pada keistiqamahan dalam beriman dan beramal shaleh.
“Dunia hanyalah tempat ujian untuk melihat siapa yang paling baik amalnya,” ujarnya mengutip Surat Al-Mulk ayat 2.
ࣙالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Artinya. “Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun,”
Dengan penuh semangat, ia menyampaikan bahwa baik sehat maupun sakit, kaya atau miskin, semuanya adalah ujian dari Allah. Yang lulus adalah mereka yang istiqamah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dalam kondisi apa pun.
“Kalau orang kaya istiqamah dalam ketaatan, dan orang miskin tetap bergantung kepada Allah, mereka semua termasuk orang yang sukses,” tegasnya.
Khutbah kemudian ditutup dengan kisah reflektif tentang seorang anak kecil yang salah paham soal makna ujian.
Anak itu merasa sukses karena diberi kursi empuk dan makanan lezat saat ujian sekolah, padahal ia tidak bisa menjawab satu soal pun. Analogi ini menjadi cerminan banyak manusia yang tertipu oleh kenikmatan dunia, namun lalai terhadap bekal akhirat.
Sebagai penutup, khatib menegaskan bahwa kunci lulus dari ujian dunia ada dua: iman dan amal. Dengan mengamalkan dua kalimat syahadat, “Laa ilaaha illallah, Muhammadur rasulullah”, serta menjadikannya sebagai prinsip hidup, umat Islam akan mampu meraih kesuksesan sejati, yaitu surga Allah.
Khutbah diakhiri dengan harapan agar seluruh jamaah termasuk golongan orang-orang yang lulus dalam ujian dunia dan meraih kebahagiaan abadi di akhirat.
“Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang kembali kepada Allah dalam keadaan beriman dan beramal shaleh. Aamiin,” tutupnya.
