NGAMPEL, KENDALMU.OR.ID — Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngampel, Ustadz Adi Ismanto, mengingatkan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi kematian dan kehidupan akhirat. Hal tersebut disampaikannya dalam Kajian Rutin Ahad Pagi Al-Ikhlas PCM Ngampel, yang digelar di Aula Kecamatan Ngampel, Minggu (19/10/2025), dihadiri puluhan anggota jamaah.
Dalam kajian tersebut, Ustadz Adi membuka dengan pembacaan Surat Al-Ankabut ayat 57,
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ ٥٧
Artinya : ‘Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan.’
Ayat itu, katanya, menjadi pengingat bahwa kematian adalah takdir yang pasti bagi setiap manusia tanpa memandang harta, jabatan, atau kedudukan.
“Ayah Bunda sudah siap mati? Ada yang bilang belum, ada yang bilang sudah. Jangan takut, harus senang, karena hidup ini seperti menanam, dan kematian adalah waktu panen,” ujarnya disambut senyum para jamaah.
Menurutnya, manusia harus mempersiapkan kematian dengan amal saleh dan memperbanyak ibadah, sebab kehidupan dunia hanyalah persinggahan sementara. Ia mengutip Surat An-Nahl ayat 61,
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّلٰكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ ٦١
Artinya; ‘Seandainya Allah menghukum manusia karena kezaliman mereka, niscaya Dia tidak meninggalkan satu makhluk melata pun di atasnya (bumi), tetapi Dia menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka, apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan dan percepatan sesaat pun.’

Dia menjelaskan, bahwa umat Nabi Muhammad masih diberi kesempatan untuk bertobat sebelum ajal tiba, berbeda dengan umat para nabi sebelumnya yang langsung mendapat azab saat melanggar perintah Allah.
“Kalau umat Nabi Nuh berbuat zalim langsung ditenggelamkan banjir, umat Nabi Luth berbuat dosa langsung diazab dengan hujan batu. Kita masih diberi waktu, tapi jangan menunggu kematian tanpa bekal,” tegasnya.
Melihat kondisi dunia saat ini — cuaca ekstrem, peperangan, dan maraknya kezaliman — Ustadz Adi juga mengingatkan bahwa tanda-tanda Hari Kiamat semakin nyata. Ia menjelaskan proses terjadinya kiamat dari dua sudut pandang, sains dan Islam.
Secara ilmiah, katanya, bumi yang terbentuk dari gas nebula memiliki panas dalam yang suatu saat akan keluar akibat menipisnya lapisan ozon. Secara astronomi, planet-planet yang kini berputar stabil di orbitnya pun tak akan bertahan selamanya.
Sementara secara Islam, kiamat akan terjadi ketika Malaikat Israfil meniup sangkakala sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Qari’ah ayat 1–5,
اَلْقَارِعَةُۙ(١) مَا الْقَارِعَةُ ۚ (٢) وَمَآ اَدْرٰاكَ مَا الْقَارِعَةُ ۗ (٣) يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ (٤) وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ (٥)
Artinya, “(1) Al-Qari‘ah (hari Kiamat yang menggetarkan). (2) Apakah Al-Qari‘ah itu? (3) Tahukah kamu apakah Al-Qari‘ah itu? (4) Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, (5) dan gunung-gunung seperti bulu yang berhamburan.”
“Bayangkan, listrik mati dua jam saja kita pengap. Bagaimana jika bumi hancur selama empat puluh tahun sebelum tiupan kedua sangkakala?” katanya menggugah jamaah.
Meski demikian, Ustadz Adi juga menyampaikan harapan dengan menyebut tujuh golongan yang mendapat kemuliaan sebelum kiamat, berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah. Mereka adalah: Pemimpin yang adil, Pemuda yang rajin beribadah, Orang yang hatinya terpaut dengan masjid, Dua orang yang bertemu karena Allah, Lelaki yang menolak godaan wanita dan harta, Orang yang bersedekah dengan ikhlas tanpa pamer, dan Orang yang senantiasa mengingat Allah, seperti dalam shalat tahajud.
“Mumpung kita masih hidup, ayo jangan malas ngaji, shalat, dan sedekah. Dunia sudah tua,” tutupnya mengakhiri kajian dengan ajakan penuh makna. (rio)
Kontributor : Ario Bagus Pamungkas
