SURAKARTA.KENDALMU.OR.ID. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar jumpa pers pengenalan dua calon guru besar di Dapur Solo, Rabu (18/6), sehari menjelang prosesi pengukuhan resmi. Acara ini menjadi ajang bagi para akademisi untuk memperkenalkan diri sekaligus membagikan perjalanan keilmuan dan gagasan besar yang mereka usung dalam bidang masing-masing.
Dua nama yang akan segera dikukuhkan adalah Prof. Dr. Eny Purwandari, S.Psi., sebagai Guru Besar ke-60 UMS dalam Bidang Psikologi Kesehatan Mental, dan Prof. Ir. Mochamad Solikin, M.T., Ph.D., sebagai Guru Besar ke-61 dalam Bidang Teknologi Bahan Konstruksi.
Literasi Kesehatan Mental dan Tantangan Era Digital
Dalam pemaparannya, Eny Purwandari menekankan pentingnya literasi kesehatan mental sebagai bagian dari adaptasi sosial di era teknologi. Ia menyoroti fenomena maraknya penggunaan gawai oleh anak-anak tanpa kontrol, yang menurutnya dapat berdampak serius pada perkembangan psikologis.

“Sekarang handphone jadi ‘senjata’ agar anak tenang. Padahal dampaknya bisa serius bagi perkembangan mental mereka,” ungkap Eny.
Dosen Psikologi UMS tersebut telah lama fokus pada isu-isu psikologi klinis seperti adiksi, bullying, rehabilitasi, dan kampanye anti-narkoba berbasis komunitas. Ia menilai pendekatan komunitas dan sistem pendampingan psikologis menjadi sangat relevan di tengah derasnya pengaruh teknologi terhadap perilaku anak dan remaja.
Sebagai respons konkret, UMS kini mengembangkan layanan konseling daring Student Mental Health Support and Wellbeing (SMGWS) sebagai bagian dari adaptasi menuju era tele-mental health.
Beton Ramah Lingkungan dan Teknologi Sensor
Sementara itu, Mochamad Solikin memaparkan penelitiannya dalam bidang konstruksi berkelanjutan. Fokus utamanya adalah pemanfaatan fly ash—limbah pembakaran batu bara dari PLTU—sebagai substitusi semen dalam campuran beton.
“Dalam skala laboratorium, saya buktikan bahwa kita bisa mengganti setengah dari semen dengan abu batu bara,” jelas Solikin.

Menurutnya, penggunaan fly ash tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga meningkatkan ketahanan beton terhadap lingkungan ekstrem. Ia telah mengembangkan berbagai inovasi berbasis beton ramah lingkungan, seperti genteng tipis, pelat bangunan ringan, dan struktur berongga dengan beton self-compacting.
Tak hanya itu, Solikin juga menjajaki integrasi teknologi digital dalam dunia konstruksi. Salah satu gagasannya adalah menanamkan sensor pintar di dalam material beton untuk mendeteksi beban kendaraan secara real-time—solusi inovatif untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi infrastruktur publik.
Prosesi Pengukuhan: Apresiasi dan Komitmen Akademik
Pengukuhan resmi kedua calon guru besar ini dijadwalkan berlangsung pada Kamis (19/6). Momen tersebut bukan sekadar seremoni, tetapi juga penanda atas dedikasi panjang dalam dunia akademik dan penelitian.
UMS menegaskan bahwa pengukuhan ini merupakan bagian dari upaya kampus untuk memperkuat kontribusi ilmiah yang berdampak langsung pada masyarakat. Dengan bertambahnya dua guru besar dari bidang yang berbeda namun sama penting, UMS berharap dapat terus mendorong kemajuan ilmu pengetahuan sekaligus menjawab tantangan zaman.
