NGAMPEL.KENDALMU.OR.ID. Ibadah qurban bukan sekadar menyembelih kambing atau sapi lalu membagikan dagingnya kepada yang berhak. Lebih dari itu, qurban adalah momentum spiritual untuk meningkatkan ketakwaan dan keikhlasan.
Hal inilah yang disampaikan oleh Ustadz Sugiyono dalam Kajian Ahad Pagi yang digelar oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngampel di Aula Kecamatan Ngampel, Ahad (8/6/2025).
Dalam kajiannya, Ustadz Sugiyono menekankan pentingnya memahami makna terdalam dari ibadah qurban, agar tidak jatuh pada sekadar ritual tahunan yang kehilangan ruh dan hikmahnya.
“Dewasa ini banyak terjadi pengaburan makna qurban oleh kaum munafik dan kafir, yang menyamakannya dengan praktik pengorbanan dalam agama lain. Padahal, qurban adalah perintah langsung dari Allah dan Rasul-Nya, bukan karena hawa nafsu,” tegasnya dalam pembukaan kajian.
Ia pun mengutip sabda Rasulullah SAW dan ayat Al-Qur’an untuk memperkuat makna tersebut:
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا
“Barangsiapa yang memiliki kemampuan namun tidak mau berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat kami.” (HR. Ahmad 7924)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
“Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)

Menurut Ustadz Sugiyono, setiap tetesan darah hewan qurban, setiap helai bulunya, bahkan setiap langkah menuju tempat penyembelihan akan dicatat sebagai pahala. Karena itu, setelah qurban dilakukan, masih ada langkah lanjutan yang harus ditunaikan agar ibadah ini benar-benar membekas dalam kehidupan seorang muslim.
Berikut tujuh poin penting tindak lanjut qurban yang disampaikan Ustadz Sugiyono:
1. Refleksi Diri dan Evaluasi Amal
Idul Adha menjadi waktu terbaik untuk merenungkan kembali keikhlasan dalam beribadah. “Apakah qurban kita benar karena Allah, atau sekadar riya?” tanyanya retoris. Ia mengingatkan bahwa riya itu halus, seperti semut hitam di atas batu hitam di malam gelap.
2. Menjaga Komitmen untuk Terus berbagi
Semangat berbagi tak boleh berhenti di hari tasyrik. Muslim perlu terus membantu sesama melalui sedekah, bantuan sosial, atau kegiatan kemanusiaan lainnya.

3. Mengingat Hikmah Qurban
Qurban adalah pengingat akan pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Nilai-nilai keikhlasan, cinta kepada Allah, dan kepedulian terhadap sesama harus terus dihidupkan.
4. Menjaga Tradisi dan Kebrsamaan
“Selama tidak bertentangan dengan syariat, tradisi seperti makan bersama usai penyembelihan adalah bentuk mempererat persaudaraan,” jelasnya.
5. Belajar dan Pengalaman
Setiap pelaksanaan qurban pasti memiliki tantangan. Penting untuk melakukan evaluasi agar distribusi daging lebih tepat sasaran dan pelaksanaan tahun depan lebih baik.
6. Memperkuat Rasa Syukur
Momentum Idul Adha sepatutnya menjadi pemicu untuk memperbanyak dzikir dan doa, serta semakin mensyukuri nikmat hidup yang diberikan Allah SWT.
7. Menyiapkan Diri untuk Qurban Selanjutnya
Qurban adalah ibadah tahunan. Karena itu, umat Islam dianjurkan mempersiapkan diri sejak awal: menabung, belajar tata cara qurban, dan menumbuhkan niat sejak dini.
“Dengan mengikuti tindak lanjut ini, semangat dan nilai ibadah qurban akan terus hidup dalam masyarakat, tidak sekadar menggugurkan kewajiban tahunan,” pungkas Ustadz Sugiyono. (rio)
Kontributor : Ario Bagus Pamungkas. Editor : Abdul Ghofur
