WELERI, KENDALMU.OR.ID – Suasana mendadak riuh di lingkungan SMK Muhammadiyah 3 Weleri, Jumat (17/10/2025), ketika sirine berbunyi keras dan asap tebal membumbung tinggi di area sekolah.
Ratusan siswa berlarian keluar kelas mencari tempat aman. Namun, kepanikan itu bukanlah bencana sungguhan—melainkan bagian dari simulasi penanganan kebakaran yang digelar sekolah.
Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan SMK Muhammadiyah 3 Weleri (Muga).
Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman serta kesiapsiagaan warga sekolah dalam menghadapi situasi darurat kebakaran.
Kepala SMK Muhammadiyah 3 Weleri, Maulana Malik Ibrahim, mengatakan kegiatan simulasi ini bukan sekadar latihan rutin, melainkan bentuk pembelajaran nyata yang menanamkan karakter disiplin, sigap, dan tanggap terhadap keadaan darurat.
“Kegiatan simulasi bukan sekadar latihan. Ini adalah pembelajaran nyata agar peserta didik terbiasa menghadapi situasi darurat dengan tenang dan terukur,” ujarnya.
Menurut Maulana, pendidikan kebencanaan penting dikenalkan sejak dini agar para siswa memiliki kesadaran dan kemampuan dasar menyelamatkan diri maupun membantu orang lain ketika terjadi bencana.
“Harapan kami, kegiatan ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kesiapsiagaan di kalangan siswa. Mereka harus siap menjadi generasi tangguh yang mampu bertindak cepat saat dibutuhkan,” tambahnya.
Selain latihan evakuasi, simulasi juga meliputi pelatihan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR), teknik pertolongan pertama, serta prosedur keselamatan saat gempa maupun kebakaran.
Maulana menegaskan, pihak sekolah akan terus berkolaborasi dengan lembaga seperti MDMC, BPBD, PMI, dan Damkar dalam memperkuat program pendidikan kebencanaan di lingkungan sekolah.
“Kami ingin SMK Muga tidak hanya unggul dalam keterampilan vokasi, tapi juga menjadi sekolah tangguh bencana dengan siswa yang siap menghadapi berbagai situasi darurat,” tegasnya.
Perwakilan dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) yang turut memberikan pelatihan menambahkan, langkah pertama saat menghadapi kebakaran adalah mengenali sumber api sebelum melakukan tindakan pemadaman.
“Saat terjadi keadaan darurat seperti kebakaran, kita harus mencari tahu dulu dari mana sumber apinya,” jelasnya.
Sementara itu, Ade Ahmad, siswi kelas 10, mengaku mendapatkan banyak manfaat dari simulasi tersebut. Ia mengatakan, latihan ini membuat dirinya lebih memahami jalur evakuasi dan titik kumpul yang aman di lingkungan sekolah.
“Saya senang dengan adanya simulasi ini. Sekarang kami jadi tahu apa yang harus dilakukan, lebih tenang, dan terarah kalau menghadapi situasi nyata,” ujarnya dengan antusias.
Melalui kegiatan ini, SMK Muhammadiyah 3 Weleri berharap semangat kesiapsiagaan dan budaya siaga bencana dapat terus tumbuh di kalangan pelajar, sehingga mereka siap menghadapi tantangan dan keadaan darurat di masa depan. (amalia)
Kontributor : Amalia Azzahra