YOGYAKARTA. KENDALMU.OR.ID. Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi meluncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) dalam sebuah acara monumental yang digelar di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Rabu (25/06).
Dikutip dari muhammadiyah.or.id, peluncuran ini menjadi tonggak bersejarah dalam 14 abad perjalanan peradaban Islam, sekaligus menandai langkah nyata Muhammadiyah dalam mewujudkan penyatuan kalender Islam secara global.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas, dalam sambutannya menegaskan bahwa KHGT adalah bentuk tajdid (pembaharuan) untuk menjawab “utang peradaban” umat Islam dalam menciptakan sistem kalender yang universal, pasti, dan berdaya guna jangka panjang.
“KHGT memenuhi standar internasional karena sifatnya yang universal, dapat dihitung jauh hari, dan relevan untuk penggunaan jangka panjang,” ujar Hamim.
KHGT dibangun atas dasar semangat ad-dīn al-qayyim sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 36. Sistem ini mengusung prinsip utama: satu hari, satu tanggal, untuk seluruh dunia, demi menciptakan keseragaman awal bulan Hijriah secara global.
Gagasan penyatuan kalender Islam global pertama kali dicetuskan oleh Jamaluddin ‘Abd ar-Raziq dari Maroko pada tahun 2004.

Konsep ini mendapat sambutan luas dan resmi dari Organisasi Konferensi Islam (OKI) melalui Deklarasi Dakar 2008, dan kemudian diadopsi oleh ISESCO. Puncaknya terjadi pada Konferensi Internasional Penyatuan Kalender Islam di Istanbul tahun 2016, ketika mayoritas negara-negara Islam menyepakati sistem ini sebagai arah unifikasi kalender Islam global.
KHGT berlandaskan tiga prinsip utama, keseragaman tanggal dan hari di seluruh dunia dalam memulai bulan baru, [enggunaan hisab astronomi untuk prediksi waktu yang akurat dan jangka Panjang, kesatuan matlak, yakni menjadikan bumi sebagai satu zona waktu kalender Islam.
Sebagai penunjang implementasi KHGT, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah mengembangkan tiga aplikasi digital berbasis teknologi falak modern, aplikasi desktop Hisab Muhammadiyah, aplikasi web KHGT (www.khgt.muhammadiyah.or.id), dan aplikasi Android MASA untuk perangkat mobile
Seluruh aplikasi tersebut tersedia dalam tiga bahasa: Indonesia, Arab, dan Inggris, serta dilengkapi dengan peta interaktif untuk memvisualisasikan parameter KHGT secara presisi.
“Dengan KHGT dan perangkat pendukungnya, Muhammadiyah berupaya memperkuat kesatuan umat Islam global melalui sistem kalender yang terpadu dan mudah diakses,” jelas Hamim.
KHGT tidak hanya berbicara soal teknis penanggalan, tetapi juga menyentuh aspek filosofis dan spiritual umat. Muhammadiyah, sesuai paham Islam berkemajuan, mengadopsi KHGT untuk mewujudkan visi ummatan wasaṭan (umat pilihan yang unggul dalam kebaikan) sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Baqarah ayat 143.
Hamim mengingatkan bahwa pengelolaan waktu yang benar akan membentuk umat yang unggul secara peradaban, bukan menjadi ummat magbūnah (yang merugi) apalagi mal‘ūnah (yang terkutuk), sebagaimana disinggung dalam hikmah:
“Man istawā yawmāhu fahuwa maghbūn, wa man kāna yawmuhu syarran min amsihi fahuwa mal‘ūn”
(Barang siapa harinya sama dengan kemarin, maka ia merugi; dan siapa yang harinya lebih buruk dari kemarin, maka ia terlaknat.)
Dalam penutupan, Hamim mengajak umat untuk menjadi ahlil-wafā’ (umat yang setia dan konsisten), serta menjelma menjadi ummat rābiḥah (umat yang terus bertumbuh dan menang). Ia bahkan mengaitkan kesadaran ini dengan nasib umat Islam global, terutama di Palestina:
“Jika kita menjadi ummat rābiḥah, insyaallah kita tidak akan menjadi ‘aborigin yang akan datang’ seperti yang dialami rakyat Palestina saat ini,” pungkasnya.
Peluncuran KHGT oleh Muhammadiyah bukan hanya peristiwa akademik, tapi sebuah lompatan spiritual dan intelektual umat Islam menuju kesatuan waktu, kesadaran peradaban, dan cita-cita global yang telah lama dinanti.
