PATEAN. KENDALMU.OR.ID. Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kendal menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) perdana sekaligus Bimbingan Teknis (Bimtek) Aplikasi Sinarmu, Ahad (15/6/2025) di Omah Opa, Patean, Kendal.
Kegiatan ini diikuti lebih dari 60 peserta dari seluruh unsur MPKSDI Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kabupaten Kendal.
Ketua MPKSDI PDM Kendal, Edy Hansa, menyampaikan bahwa Rakerda pertama ini sebenarnya telah lama dirancang, namun baru bisa direalisasikan karena pertimbangan waktu. Selain Rakerda, kegiatan ini juga dirangkai dengan pelatihan Training of Trainer (ToT) selama dua hari sebelumnya.

“ToT ini kami maksudkan untuk memperkuat kesiapan internal MPKSDI dalam mengelola pengkaderan Baitul Arqam di tiap PCM se-Kabupaten Kendal,” ujar Edy.
Ia mengakui, selama ini MPKSDI merasa cukup kewalahan dalam mengatur penyelenggaraan Baitul Arqam di tingkat cabang. Namun, pihaknya tetap menargetkan agar semua PCM menyelenggarakan pelatihan kader Baitul Arqam secara merata.
Tak hanya berhenti di tingkat PCM, lanjut Edy, pelaksanaan pengkaderan akan meluas ke amal usaha Muhammadiyah (AUM).
“Setelah PCM, seluruh Kepala Sekolah SD dan SLTP Muhammadiyah wajib mengikuti Baitul Arqam, lalu para guru, terutama guru Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, hingga seluruh pimpinan AUM,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Edy juga menyoroti pentingnya pendataan kader Muhammadiyah. Menurutnya, MPKSDI perlu memiliki data akurat mengenai jumlah dan sebaran kader di seluruh cabang. Data tersebut akan dihimpun secara digital melalui Aplikasi Sinarmu.
“Kami harus tahu siapa sebenarnya yang disebut kader Muhammadiyah. Apakah cukup dengan memiliki Nomor Baku Muhammadiyah (NBM) atau pernah mengikuti Baitul Arqam? Ini yang perlu kita sepakati dan pertegas,” tuturnya.

Wakil Ketua PDM Kendal, Maryono, menyebut bahwa Rakerda ini merupakan momen strategis dalam merancang arah kebijakan pengkaderan Muhammadiyah di daerah.
MPKSDI, menurutnya, adalah pabrik pencetak kader-kader unggul sesuai dengan bidang dan kompetensinya.
“MPKSDI ini ibarat mesin kaderisasi. Maka program kerja yang dirancang tentu harus selaras dengan arah kebijakan MPKSDI PWM maupun PP Muhammadiyah,” kata Maryono.
Ia juga mengingatkan bahwa kader Muhammadiyah tidak selalu berasal dari daerah tempat mereka berdomisili. Bisa saja mereka berasal dari luar daerah, namun aktif sebagai kader karena tugas profesi atau kepemimpinan.
“Saya sendiri lahir di Klaten, tapi karena tugas negara ditempatkan di Kendal, maka saya pun menjadi kader Muhammadiyah di Kendal,” ujarnya memberi contoh.
Terkait sistem pendataan kader, Maryono menyambut baik kehadiran Aplikasi Sinarmu. Ia menilai, sebagai organisasi modern, Muhammadiyah harus memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah dan mempercepat pengelolaan data kader.
“Kita dikenal sebagai organisasi dengan administrasi yang tertib. Maka kehadiran Sinarmu adalah jawaban untuk pendataan kader secara profesional dan terstruktur,” ucapnya.
Ia berharap, Rakerda dan Bimtek Aplikasi Sinarmu tidak hanya menjadi ajang formalitas, tetapi juga menjadi batu loncatan untuk memperkuat sistem kaderisasi Muhammadiyah yang tangguh secara ideologis, unggul secara keilmuan, dan siap menghadapi dinamika zaman. (fur)
