PEGANDON, KENDALMU.OR.ID — Udara pagi di halaman SD Muhammadiyah Pegandon terasa segar dan penuh semangat dakwah ketika Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pegandon kembali menggelar Kajian Ahad Pagi Ar Rahiim, Ahad (12/10/2025).
Kali ini, kajian istimewa tersebut menghadirkan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, KH. Tafsir yang dikenal luas sebagai sosok ulama cendekia dengan kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan dan kemanusiaan.

Dalam kajian bertema “Menjaga Harmoni dengan Alam, Bersedekah Melalui Hijaukan Bumi”, Ustadz Tafsir menyampaikan pesan mendalam bahwa menjaga kelestarian alam sejatinya juga merupakan bentuk ibadah dan sedekah.
“Ada banyak cara bersedekah. Salah satunya adalah dengan menanam tanaman di tanah yang kita miliki. Itu bukan hanya amal ekologis, tapi juga ibadah sosial — karena memberi manfaat bagi sesama makhluk Allah,” ujar Ustadz Tafsir di hadapan ratusan jamaah yang memadati halaman sekolah.
Dengan gaya tutur yang sederhana namun menggugah, Ustadz Tafsir mengajak jamaah untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam menjaga hubungan harmonis, tidak hanya dengan sesama manusia, tetapi juga dengan alam semesta.

“Rasul menjaga harmonisasi dengan Allah dan alam. Dengan Allah, Nabi menjaga perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan alam, beliau menjaga keseimbangan — salah satunya dengan menanam dan merawat kehidupan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ketua PWM Jawa Tengah itu menekankan bahwa aktivitas menanam tidak semata-mata ditujukan untuk menunggu hasil panen, tetapi juga untuk menjaga keberlangsungan hidup makhluk lain.
“Menanam bukan soal panen. Ia tentang memberi kehidupan, memberi oksigen, memberi keteduhan. Pohon yang kita tanam bisa menjadi sedekah yang terus mengalir,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Tafsir juga memberikan rekomendasi praktis agar setiap keluarga Muhammadiyah berperan aktif dalam gerakan penghijauan.
Ia menyarankan agar setidaknya 30 persen dari lahan rumah dijadikan ruang terbuka hijau.
Menurutnya, langkah sederhana itu dapat menjaga kualitas udara dan menjadi bentuk nyata tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.
“Jika setiap rumah memiliki ruang hijau, maka bumi akan tetap sejuk, udara bersih, dan keberkahan hidup akan terasa. Itulah cara kecil tapi besar maknanya dalam menjaga amanah Allah,” ungkapnya penuh semangat.
Suasana kajian terasa khidmat namun hangat. Para jamaah menyimak dengan penuh perhatian, bahkan beberapa di antaranya tampak mencatat poin-poin penting dari ceramah tersebut.

Sebagai penutup, Ustadz Tafsir berpesan agar setiap muslim tidak membiarkan tanahnya terbengkalai tanpa pepohonan.
“Tanah yang kosong tanpa tanaman adalah tanah yang kering dari keberkahan. Jagalah harmoni dengan alam, rawat hijaunya bumi, karena di situlah keberlanjutan kehidupan,” pesannya menutup kajian.
Ketua PCM Pegandon, Abdul Rosid dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Ustadz Tafsir dan antusiasme jamaah.
Ia berharap kajian tematik semacam ini bisa menjadi inspirasi bagi warga Muhammadiyah untuk lebih peduli pada lingkungan.
“Kajian Ahad Pagi bukan hanya tempat menambah ilmu, tapi juga wadah menumbuhkan kesadaran kolektif untuk beramal nyata. Menjaga alam adalah bagian dari dakwah bil hal yang perlu terus kita hidupkan,” ujarnya.
Kajian ditutup dengan doa bersama dan pembagian bibit tanaman hias serta pohon buah kepada jamaah — sebagai simbol komitmen PCM Pegandon dalam menggerakkan sedekah hijau di tengah masyarakat. (yuyun)
Kontributor : Yuyun Ayunita