KENDAL, KENDALMU.OR.ID – Kembali Masjid Mujahidin Kendal menggelar pengajian rutin Ahad pagi (12/10/2025).
Ratusan jamaah tampak antusias mengikuti kajian yang menghadirkan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kendal, Ustadz KH. Ikhsan Intizam, sebagai penceramah dengan tema “Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 45–50.”
Dalam penyampaiannya, Ustadz Ikhsan Intizam menuturkan bahwa ayat-ayat tersebut memberikan pelajaran mendalam tentang peringatan Allah kepada manusia dan keadilan mutlak-Nya di hari kiamat.
Menurutnya, orang-orang yang menolak kebenaran tidak akan mampu mendengar peringatan, meskipun disampaikan dengan lembut dan penuh kasih.
“Peringatan itu adalah nasihat agar manusia sadar. Tetapi bagi mereka yang menolak kebenaran, telinga dan hatinya tertutup. Azab akan menjadi ganjaran bagi yang tetap dalam kekufuran,” ungkapnya.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa keadilan Allah di akhirat tidak akan menyisakan sedikit pun dari amal manusia.
Setiap perbuatan, baik kecil maupun besar, akan mendapat balasan yang setimpal.
“Di akhirat nanti, pelaporannya sangat detail. Tidak bisa mengelak. Semua amal akan ditimbang dengan seadil-adilnya oleh Allah,” jelas Ustadz Ikhsan.
Dalam tausiahnya, beliau menyisipkan perumpamaan yang menggelitik tetapi sarat makna,
“Seperti halnya akreditasi, yang penting bagus di atas kertas, entah dikerjakan atau tidak. Tapi di hadapan Allah, semua ada buktinya. Tak bisa dimanipulasi.”
Mengutip hadis riwayat Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan Ahmad, beliau menegaskan bahwa orang-orang beriman yang miskin akan masuk surga lebih dahulu daripada orang kaya dengan selisih waktu setengah hari, yang setara dengan 500 tahun di dunia.
“Itu menunjukkan betapa Allah Maha Adil. Tidak diukur dari harta, tapi dari ketulusan amal dan ketakwaan,” tambahnya.
Ustadz Ikhsan juga menekankan pentingnya menjaga lisan dan memperbaiki salat sebagai kunci keselamatan di akhirat.
“Pertama kali nanti di akhirat yang akan dihisab adalah salatmu. Kalau salatnya baik, amal lain dianggap baik. Tapi kalau salatnya rusak, amal lain pun akan ikut rusak,” tegasnya.
Beliau juga mengutip Surat Al-Anbiya ayat 48, yang menegaskan bahwa Allah telah memberikan kepada Musa dan Harun al-Furqan sebagai cahaya dan petunjuk bagi orang bertakwa.
“Ini menjadi penguatan bahwa wahyu Allah selalu hadir sebagai pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Taurat bagi Nabi Musa, dan Al-Qur’an bagi kita adalah kelanjutan dari cahaya itu,” jelasnya.
Menutup ceramahnya, Ustadz Ikhsan mengajak jamaah untuk meningkatkan kualitas ibadah, menjaga lisan, serta menjadikan salat sebagai pondasi amal kehidupan.
“Mari terus menebar kebaikan. Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Kita buktikan itu dengan amal yang nyata, bukan hanya ucapan,” pungkasnya.
Pengajian Ahad pagi di Masjid Mujahidin Kendal ini menjadi momentum reflektif bagi jamaah untuk memperkuat keimanan dan memperbaiki diri. Suasana penuh kehangatan, ilmu, dan motivasi terasa hingga akhir acara, menegaskan bahwa dakwah adalah napas kehidupan umat yang tak boleh padam. (belva)
Kontributor : Belvaza Feilasifa