KENDAL, KENDALMU.OR.ID – Kementerian Luar Negeri melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal menggelar Training for Trainer (ToT) bertajuk “Mencetak Guru Inti Matematika: Dari Pengajar Menjadi Trainer Transformatif”, pada Selasa-Rabu (7–8/10/2025) di Aula Gedung PGRI Kendal.
Kegiatan yang diikuti 40 guru Sekolah Dasar (SD) dari berbagai kecamatan di Kendal ini bertujuan mencetak guru-guru penggerak yang kreatif, menyenangkan, dan mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam belajar Matematika.
Program ini mendapat dukungan penuh dari Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) — sebuah gerakan masyarakat yang diinisiasi oleh Yayasan Penggerak Indonesia Cerdas untuk meningkatkan kemampuan numerasi dan cara mengajar Matematika di Indonesia.
Kegiatan ToT ini dibuka oleh Sekretaris Disdikbud Kendal, Sulardi, yang menyampaikan apresiasi atas kolaborasi lintas lembaga ini.
Menurutnya, pelatihan ini menjadi bagian penting dari program Kapasitas Guru Berkelanjutan (Kapas Gula), yang telah berjalan sejak tahun sebelumnya.
“Disdikbud Kendal berharap para peserta ToT dapat menyebarluaskan hasil pelatihan ini kepada rekan sejawat. Sebab, kegiatan numerasi dasar dan literasi baru akan dimulai pada 20 Oktober mendatang. Para peserta ToT inilah yang nantinya menjadi fasilitator di sekolah masing-masing,” ujarnya.
Sulardi menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi numerasi dasar menuju literasi matematika.
“Literasi di Kendal sudah cukup baik, yakni 54,9%, sementara numerasi baru 45,1%. Kita targetkan tiga tahun ke depan bisa mencapai 75%. Jika itu tercapai, Kendal bisa menjadi pusat literasi dan numerasi di Jawa Tengah,” tegasnya.
Ia juga menambahkan, ToT ini menjadi proses berkelanjutan dari tingkat kabupaten, KKG, MGMP, hingga sekolah.
“Guru inti diharapkan bukan hanya mahir mengajar, tetapi juga menjadi teladan perubahan dan penggerak profesionalisme di sekolahnya,” pesannya.
Sementara itu, Duta Besar Diar Nurbiantoro menjelaskan bahwa program ToT ini merupakan bagian dari diplomasi nyata Kementerian Luar Negeri yang langsung dirasakan masyarakat.
“Ini wujud dukungan terhadap program Asta Cita untuk membangun sumber daya manusia unggul, cerdas, sehat, dan produktif. Kita berharap lahir guru-guru inspiratif yang mampu mencetak generasi Indonesia siap berkompetisi di tingkat global,” ungkapnya.
Ketua Yayasan Gernas Tastaka, Akhmad Sururi Azis, menyampaikan keprihatinannya terhadap rendahnya capaian literasi dan numerasi Indonesia.
“Indonesia masih berada di peringkat kedua dari bawah dalam kemampuan numerasi. Kondisi ini membuat kita gelisah — bagaimana mungkin kita bicara Indonesia Emas 2045 kalau fondasi dasarnya belum kuat?” katanya.
Azis menekankan pentingnya meningkatkan mutu guru sekolah dasar sebagai titik awal perubahan.
“Peserta ToT di Kendal ini menjadi harapan agar daerah ini menjadi salah satu penopang kebangkitan Indonesia Emas,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pelatihan ini telah memiliki dasar hukum yang jelas dan menggunakan pendekatan INONTIN (Informasi, Orientasi/Training, dan Tindak Lanjut).
“Kami percaya peserta ToT ini istimewa, karena setelah kegiatan ini mereka akan menjadi agen perubahan dan berbagi pengetahuan dengan guru lainnya,” tambahnya.
Azis juga mengimbau peserta untuk aktif dalam grup komunikasi dan melaporkan tindak lanjut pelatihan sebagai bentuk tanggung jawab profesional.
Kegiatan ToT ini merupakan bagian dari Diklat Terintegrasi Sekolah Staf dan Pimpinan (Sesparlu) Angkatan ke-77 serta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II, hasil kolaborasi antara Pusdiklat Kemlu dan Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Selain pelatihan ToT, para peserta Sesparlu juga menggelar Career Day di empat SMP di Kendal untuk memperkenalkan dunia diplomasi, keterampilan global, dan pentingnya penguasaan bahasa asing serta teknologi. Acara ini turut menayangkan video pesan dari para diplomat asal Kendal yang telah berkiprah di panggung internasional sebagai inspirasi bagi para pelajar. (fur)