PEGANDON.KENDALMU.OR.ID. Tangis haru, senyum bahagia, dan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an berpadu dalam satu momen tak terlupakan di Aula Kecamatan Pegandon, Ahad (22/6/2025).
SD Islam Terpadu (SD IT) Muhammadiyah Pegandon, Kabupaten Kendal, menggelar Akhirussanah dan Gebyar Tahfidz Qur’an Juz 29 dan 30 sebagai penanda berakhirnya masa belajar 30 siswa kelas VI sekaligus wujud syukur atas capaian luar biasa mereka.
Tak hanya dihadiri para siswa dan wali murid, acara ini juga menjadi magnet kehadiran tokoh-tokoh penting seperti Camat Pegandon, Junaedi, dan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pegandon, Abdul Rosid.
Suasana penuh khidmat menyelimuti aula sejak awal, seiring satu per satu penampilan siswa dari kelas bawah menyemarakkan panggung dengan baris-berbaris Hizbul Wathan, atraksi Tapak Suci, hingga sambung ayat tahfidz yang memukau.

Kepala Sekolah SD IT Muhammadiyah Pegandon, Dwi Sufitri, dengan mata berkaca-kaca menyampaikan kebanggaannya. Seluruh siswa dinyatakan lulus 100 persen—buah dari kerja keras bersama.
“Kelulusan ini bukan semata karena upaya sekolah, tetapi juga berkat kepercayaan dan keterlibatan aktif para orang tua serta semangat belajar anak-anak. Kami sangat bersyukur,” ucapnya dengan penuh haru.
Ia juga mengakui bahwa dalam proses enam tahun mendidik, tak semua berjalan mulus. Namun itulah bagian dari perjalanan panjang yang patut dikenang.

“Mungkin ada kekurangan, ada kekhilafan kami sebagai pendidik, tapi yakinlah semua itu lahir dari kasih sayang dan niat mendidik. Hari ini kita rayakan bukan sekadar perpisahan, tapi tonggak awal anak-anak untuk melangkah menuju masa depan,” tambahnya.
Dwi juga menitip pesan penting: kebiasaan baik yang telah tertanam, seperti shalat dhuha, tadarus sebelum pelajaran, dan menghafal Qur’an, jangan sampai hilang.
Ia mendorong para lulusan untuk memilih sekolah lanjutan yang mampu menjaga nilai-nilai tersebut agar karakter Qur’ani terus tumbuh seiring bertambahnya usia.
Sementara itu, Ketua PCM Pegandon, Abdul Rosid, menyoroti pentingnya pendidikan karakter sejak dini. Menurutnya, anak usia sekolah dasar adalah fase emas dalam pembentukan kepribadian.
“Mereka ibarat spons yang menyerap nilai dan perilaku. Inilah saat terbaik menanamkan kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan toleransi,” ujarnya.

Rosid juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada guru dan orang tua atas sinergi dalam mendidik. Ia meyakini, dengan doa dan dukungan yang cukup, anak-anak akan tumbuh menjadi insan berilmu dan berakhlak.
Tak kalah inspiratif, Camat Pegandon, Junaedi, menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan adalah hasil kolaborasi antara sekolah dan keluarga. Ia memberikan empat resep keberhasilan kepada siswa: kesungguhan belajar, doa yang tak putus, ikhtiar maksimal, dan tawakal sepenuh hati kepada Allah.

“Anak-anak adalah investasi bangsa. Jika ingin mereka sukses dunia akhirat, maka orang tua harus menjadi garda terdepan dalam pendidikan,” pesannya.
Acara yang dikemas hangat dan penuh kekeluargaan ini menjadi bukti bahwa SD IT Muhammadiyah Pegandon bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan tempat pembinaan jiwa dan karakter. Momen akhirussanah ini bukan perpisahan, tetapi pelita awal untuk perjalanan baru—mengantar anak-anak menjadi generasi Qur’ani yang siap menorehkan cahaya di masa depan. (fur)
