WELERI.KENDALMU.OR.ID. Kisah para relawan Muhammadiyah yang tanpa pamrih mengabdi di garis depan kemanusiaan kini hadir dalam bentuk visual yang menggugah.
Film Pandawa, karya produksi Kultumsinema Pemuda Muhammadiyah Weleri, Kendal yang disutradarai Sani Alkindi, secara resmi menggelar gala premier Sabtu malam (14/6/2025) di Hall Centre RSI Weleri.
Film ini dipersembahkan untuk seluruh relawan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) dan Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) yang selama ini bekerja dalam senyap, tapi sarat makna.
Cuplikan film dibuka dengan suara khas Ndan Umam—sapaan akrab Naibul Umam Eko Sakti, yang menuturkan kalimat sarat makna.
“Sing diarani sami’na wa atha’na kuwi: ikhlas ora ikhlas mangkat, seneng ora seneng dilakoni, semangat ora semangat kudu dirampungi.”
Sebuah pernyataan yang merepresentasikan semangat totalitas para relawan: patuh, tuntas, tanpa banyak keluh.
Film Pandawa dijadwalkan tayang perdana pada Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah di Karanganyar, Jawa Tengah, bulan Juni 2025 mendatang.
Disusun dari potongan kisah nyata para relawan, film ini menyoroti betapa kerja-kerja kemanusiaan bukan semata urusan fisik, tetapi juga ruh keikhlasan, persaudaraan, dan kebersamaan.

Sutradara Sani Alkindi mengungkapkan bahwa seluruh pemeran dalam Pandawa adalah Pemuda Muhammadiyah dan relawan asli MDMC yang tersertifikasi nasional dan global.
“Mereka bukan aktor sewaan, melainkan para pejuang kemanusiaan yang sehari-harinya turun langsung di medan bencana, bahkan di bulan Ramadan sekalipun,” ungkap Sani.
Menurtnya film Pandawa syuting penuh dari 10 Mei hingga 10 Juni. Alhamdulillah rampung dalam satu bulan. Sebuah persembahan kecil untuk gerakan besar Muhammadiyah.
Tak hanya soal film, Kultumsinema telah membuktikan bahwa karya seni juga bisa menjadi jalan dakwah dan pendidikan.
Sani bercerita, dua film sebelumnya yang diproduksi Kultumsinema, yakni PKO dan Titir, telah menjadi sumber inspirasi akademik.
“Titir diangkat dalam delapan skripsi, dua tesis, bahkan ada jurnal ilmiah yang ditulis Prof. Munir Mulkhan. Meski para pemainnya bukan sarjana, film ini justru mengantarkan banyak orang jadi sarjana,” tambahnya, disambut tepuk tangan tamu undangan.

Sani menambahkan film Pandawa tidak hanya bercerita soal kerja tim dan ketangguhan relawan dalam menghadapi bencana. Ia juga dibalut keindahan budaya, seperti tembang Jawa Gambuh yang menjadi latar suara, dan lagu baru berjudul Fatamorgana yang tengah digarap sebagai pelengkap soundtrack.
Produser film Pandawa, Naibul Umam, menyampaikan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya bermain film. Namun ia mengaku sangat menikmati prosesnya, terutama karena film ini dibuat oleh para pemuda Muhammadiyah yang kompak dan penuh semangat.
“Dulu ada relawan berambut gondrong dan bertato, sering dianggap bukan sosok yang cocok untuk tugas kemanusiaan. Tapi justru merekalah yang kini berdiri paling depan,” kenangnya.

Menurut Naibul Umam, Pandawa bukan sekadar film. Ia adalah testimoni tentang kekuatan iman, persaudaraan, dan pengabdian. Tentang para manusia biasa yang melakukan hal luar biasa. Tanpa pamrih. Tanpa sorotan. Tapi selalu hadir saat kemanusiaan memanggil.
Turut menyaksikan gala premier Pandawa antara lain Staff Ahli Mendikasmem RI. Marimam Darto, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Prof. Masrukhi, Ketua PDM Kendal, Ikhsan Intizam, jajaran LRB PP Muhammadiyah, Ketua MPKU PDM Kendal, Taufik Husein, jajaran PCM Weleri, Ortom Daerah Kendal, dan seluruh crew film Pandawa (fur)
