MEDAN, KENDALMU.OR.ID – Muhammadiyah sejak awal kelahirannya tidak pernah menjadi pengekor zaman. Justru sebaliknya, Muhammadiyah selalu hadir sebagai pelopor dengan berbagai inovasi yang memberi manfaat luas bagi umat dan bangsa.
Hal itu ditegaskan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad, saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembelajaran Mendalam, Koding, dan Kecerdasan Artifisial yang digelar di Polonia Hotel, Medan, Rabu (1/10/2025).
Dilansir dari muhammadiyah.or.id, Dadang mengungkapkan, kepeloporan Muhammadiyah sudah terbukti sejak lama.
Di bidang pendidikan, Muhammadiyah menjadi organisasi Islam pertama yang merintis sekolah modern dengan integrasi antara pelajaran umum dan keagamaan.
Di bidang kesehatan, Muhammadiyah juga tercatat dalam sejarah sebagai organisasi bumiputera yang mendirikan rumah sakit, bahkan ketika pemerintah Indonesia sendiri belum memiliki layanan kesehatan.
“Tradisi kepeloporan ini jangan sampai pudar. Justru harus terus kita pertahankan dengan inovasi baru, termasuk dalam bidang pendidikan di era digital saat ini,” ujar Dadang.
Ia berharap, Bimtek yang digelar tidak hanya menjadi ajang pelatihan, melainkan juga penegas kembali peran kepeloporan Muhammadiyah di dunia pendidikan.
“Hari ini saya tidak hanya sekadar membuka suatu pelatihan, tetapi membuka pintu masa depan bagi pendidikan Muhammadiyah yang lebih mendalam, lebih cerdas, dan lebih berkarakter,” tegasnya.
Dalam paparannya, Dadang menjelaskan tiga pilar utama yang dikuatkan melalui Bimtek, yaitu:
Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) – bukan sekadar teknologi, tetapi juga pendekatan pedagogis yang menumbuhkan daya nalar, kreativitas, dan pemahaman esensial.
Koding dan Kecerdasan Artifisial – sebagai bentuk kesiapan menghadapi era revolusi industri 4.0 dan 5.0. Guru Muhammadiyah, menurutnya, tidak cukup hanya menjadi pengajar, tetapi juga pengarah ke masa depan digitalisasi yang beretika, berkeadaban, dan berkepribadian.
Penguatan Pendidikan Karakter – fondasi utama agar generasi muda tumbuh dengan akhlak mulia, integritas, dan semangat kebermanfaatan.
“Teknologi tanpa karakter adalah pisau bermata dua,” ucap Dadang mengingatkan.
Merespon cepatnya kemajuan teknologi informasi, Dadang menekankan bahwa guru Muhammadiyah tidak cukup hanya siap menghadapi perubahan, tetapi juga harus mampu unggul dibandingkan yang lain.
“Kita ingin guru Muhammadiyah hadir sebagai pembaharu. Mereka bukan sekadar menguasai teknologi, tapi juga mengarahkan peserta didik agar cerdas secara digital sekaligus berkarakter kuat,” imbuhnya.
Dengan penguatan tiga pilar ini, Dadang optimistis pendidikan Muhammadiyah akan tetap menjadi pelopor dalam menjawab tantangan zaman, sekaligus melahirkan generasi berilmu, berakhlak, dan siap berkarya untuk kemajuan bangsa.
