KANGKUNG, KENDALMU.OR.ID Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kangkung kembali menggelar Pengajian Ahad Pagi “An Nur” pada Ahad (21/12/2025) di SD IT Muhammadiyah Truko.
Kegiatan rutin tersebut diikuti ratusan jamaah dari berbagai kalangan yang datang sejak pagi hari untuk mengikuti tausiyah.
Pengajian menghadirkan Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kendal, KH. Farchan Tontowi.
Dengan penampilan khas mengenakan sarung dan sepatu kets, KH Farchan menjadi sosok yang dirindukan jamaah. Acara dipandu oleh Moh Bakir selaku Bendahara PCM Kangkung.
Ratusan jamaah tampak memadati tiga ruang kelas utama yang dipenuhi ibu-ibu. Sementara itu, anak-anak panti asuhan dan karyawan Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) menempati teras, sedangkan para bapak-bapak mengikuti pengajian dari halaman sekolah sambil berjemur.
“Jamaah memang sudah lama menantikan KH Farchan Tantowi. Kehadirannya selalu dinanti karena penyampaiannya sederhana tapi mengena,” ujar Mustaghfirin, anggota PRM Truko.
Dalam tausiyahnya, KH Farkhan Tantowi mengangkat tema Menjaga Kesehatan Hati. Ia menjelaskan bahwa penyakit raga dapat diikhtiarkan melalui pengobatan medis, sementara penyakit hati lebih kompleks karena menyangkut aspek jiwa dan spiritual.
“Penyakit hati tidak cukup disembuhkan dengan cara medis. Dibutuhkan upaya spiritual agar hati tetap sehat dan selamat,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa hari akhir kelak, yang memberi manfaat hanyalah hati yang selamat, yakni hati yang bersih dari syirik. Menurutnya, perbuatan apa pun akan sia-sia jika seseorang menyekutukan Allah.

Untuk menjaga kesehatan hati, KH Farchan menyebutkan lima hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu sabar dalam ketaatan, meninggalkan maksiat, sabar menghadapi musibah, menjaga sholat, dan memperbanyak doa.
“Sabar dalam ketaatan adalah kunci keberuntungan iman. Orang-orang beriman itu saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran,” katanya seraya mengutip QS Al-Asr ayat 3.
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ ٣
Artinya : ‘Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
Ia juga mengingatkan pentingnya berjamaah dan tidak memisahkan diri dari lingkungan yang baik. Menurutnya, seseorang yang menyendiri lebih mudah tergoda oleh keburukan.
Terkait meninggalkan maksiat, KH Farchan mencontohkan kesabaran saat berpuasa sebagai bentuk pengendalian diri dan ketaatan kepada Allah. Ia juga menekankan pentingnya menahan amarah meski mengetahui kesalahan orang lain.
“Sabar menghadapi musibah berarti menerima segala ketentuan Allah dengan prasangka baik. Bisa jadi kegagalan atau sakit adalah jalan untuk lebih dekat kepada Allah,” jelasnya.
Ia menambahkan, sholat seharusnya tidak dipandang sebagai beban, melainkan sebagai kebutuhan. Sholat yang dijaga dengan baik akan menenangkan hati dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
“Semakin seseorang menjaga sholatnya, semakin tenang hatinya. Hati yang selalu ingat kepada Allah tidak mudah gelisah,” tegasnya.
Menutup tausiyah, KH Farchan mengajak jamaah untuk memperbanyak doa. Menurutnya, doa tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga memberikan ketenangan batin dan kekuatan menghadapi berbagai persoalan hidup.
“Doa adalah penguat hati, penenang jiwa, dan pendamping ikhtiar. Dengan doa, hati menjadi lebih sehat dan lebih dekat kepada Allah SWT,” pungkasnya. (yani)
