BOJA, KENDALMU.OR.ID — Halaman PAY Sholahudin Al-Ayyubi, Tampingan, Boja, tampak ramai pada Ahad pagi (12/10/2025). Ratusan jamaah dari berbagai ranting Muhammadiyah di wilayah Boja hadir mengikuti pengajian rutin Ahad Pagi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Boja.
Kali ini, pengajian menghadirkan Ketua PCM Patean, Ustaz H. Sumanto, S.Ag. sebagai penceramah dengan tema “Pentingnya Peran Keluarga sebagai Pilar Pendidikan.”
Dalam tausiyahnya, Ustaz Sumanto menegaskan bahwa keluarga adalah pondasi pertama dan utama dalam membentuk karakter serta pendidikan anak sebelum mereka mengenal dunia sekolah maupun masyarakat.
“Jika keluarga jauh dari nilai-nilai keteladanan, maka sekolah dan lingkungan pun akan kehilangan arah,” tegas Ustaz Sumanto di hadapan jamaah.
Ia kemudian menguraikan makna Surah An-Nisa ayat 34, yang menjelaskan tanggung jawab dan peran masing-masing anggota keluarga. Menurutnya, dua amanah yang diberikan Allah kepada laki-laki—yakni sebagai pemimpin dan penanggung jawab keluarga—bukanlah bentuk keistimewaan, melainkan beban tanggung jawab yang harus dijalankan dengan kasih sayang, keadilan, dan kebijaksanaan.
“Kekuasaan bukanlah kehormatan, tetapi amanah. Kepemimpinan dalam rumah tangga harus dijalankan dengan cinta, bukan dengan kesewenang-wenangan,” ujarnya penuh penekanan.
Dalam konteks kehidupan rumah tangga, Ustaz Sumanto menekankan pentingnya keharmonisan dan ketaatan kepada Allah SWT sebagai dasar membangun keluarga sakinah. Ia juga mengingatkan bahwa suami memiliki kedudukan mulia dalam Islam dan karenanya wajib dihormati serta ditaati oleh istri, selama kepemimpinannya selaras dengan ajaran agama.
Lebih lanjut, ia menyinggung perbandingan hak waris antara laki-laki dan perempuan sebagaimana disebut dalam Surah Al-Baqarah ayat 282. Ia menegaskan bahwa ketentuan tersebut bukan bentuk ketidakadilan, tetapi bentuk keadilan yang disertai dengan tanggung jawab yang berbeda.
“Laki-laki mendapat bagian lebih besar karena ia menanggung tanggung jawab lebih besar. Namun jika dalam kenyataan, saudari perempuanlah yang merawat orang tua dengan penuh kasih, maka laki-laki yang berjiwa adil akan dengan tulus berbagi haknya. Itulah hakikat keadilan dalam Islam—menempatkan sesuatu sesuai tanggung jawab dan pengorbanannya,” jelasnya.

Dalam penutup tausiyah, Ustaz Sumanto mengingatkan bahwa harmoni keluarga tidak hanya dibangun dengan kepemimpinan yang tegas, tetapi juga dengan komunikasi yang baik dan kasih sayang yang tulus. Ia mengajak jamaah menjaga tiga hal penting dalam rumah tangga, yakni menjaga komunikasi yang jujur dan terbuka antara suami dan istri, menegakkan saling menghormati serta menghargai perbedaan peran, dan berpegang pada ajaran Allah dalam menghadapi setiap ujian kehidupan.
“Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Jika madrasah ini kuat dan penuh nilai iman, maka akan lahir generasi yang kokoh, jujur, dan berakhlak mulia,” pesan beliau mengakhiri ceramah.
Sementara itu, anggota Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PCM Boja, Didik, menjelaskan bahwa pengajian Ahad Pagi ini menjadi agenda rutin yang diselenggarakan secara bergilir di setiap ranting.
“Kegiatan ini bukan sekadar pengajian, tapi juga media mempererat ukhuwah dan menghidupkan semangat dakwah di kalangan warga Muhammadiyah,” ungkap Didik.
Ia menambahkan bahwa hari Ahad dipilih karena menjadi waktu terbaik bagi warga yang umumnya sibuk bekerja di hari biasa.
“Ahad pagi adalah waktu yang paling tepat. Jamaah bisa hadir dengan tenang untuk menimba ilmu dan memperkuat silaturahmi,” katanya.
Dengan semangat kebersamaan itu, Didik berharap kegiatan ini terus menjadi sarana memperkuat dakwah dan menanamkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan.
“Melalui pengajian rutin ini, kita ingin membangun keluarga-keluarga yang kokoh dalam iman, adil dalam tanggung jawab, dan harmonis dalam kehidupan. Sebab, dakwah sejati dimulai dari rumah,” pungkasnya.
Pengajian Ahad pagi PCM Boja pun ditutup dengan doa bersama dan suasana penuh kehangatan. Jamaah pulang membawa renungan bahwa keluarga bukan sekadar tempat bernaung, tetapi pilar peradaban Islam yang menentukan arah masa depan umat. (lia)
Kontributor : Auliya Nur Arisa Ulfa