YOGYAKARTA, KENDALMU.OR.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, menyampaikan selamat Milad ke-60 kepada Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM).
Pada momentum enam dekade kiprah KOKAM, ia mengingatkan pentingnya menjaga semangat pengabdian demi bangsa dan negara.
Milad ke-60 KOKAM tahun ini mengangkat tema “KOKAM Tangguh, Sinergi Menjaga dan Membangun Negeri.” Menurut Haedar, makna ketangguhan tidak boleh hanya dimaknai sebatas fisik dan kedisiplinan, tetapi harus meluas hingga aspek moral, mental, dan intelektual.
“Sehingga KOKAM menjadi kader Pemuda Muhammadiyah, kader Muhammadiyah yang mampu menggabungkan kekuatan fisik, kedisiplinan, dan kekuatan akhlak atau karakter,” ujarnya, Kamis (2/10/2025) sebagaimana dinukil dari muhammadiyah.or.id
Haedar menegaskan, karakter dan akhlak mulia adalah kekuatan utama dalam gerak langkah KOKAM dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) pada umumnya. Tanpa landasan moral, gerakan mudah terjebak arus materialisme, hedonisme, dan pragmatisme yang dapat menggerus semangat perjuangan.
“KOKAM tangguh harus merupakan satu keutuhan. Sinergi membangun dan membela bangsa harus dimulai dengan membangun persatuan,” imbuhnya.
Menurutnya, kebersamaan dalam membangun bangsa dan negara harus dibarengi dengan ketulusan, keikhlasan, pengabdian, serta semangat berbagi. Karena itu, KOKAM dituntut tampil di garda depan untuk memperkuat persatuan nasional.
Haedar menambahkan, usaha membangun bangsa harus selaras dengan jejak Muhammadiyah: berdiri di atas semangat ibadah, keikhlasan, dan pengintegrasian nilai keislaman dengan keindonesiaan.
“Wujudkan peran Islam yang wasathiyah, Islam berkemajuan, Islam rahmatan lil alamin dengan peran kebangsaan. Sehingga peran kebangsaan dan negara dituntut untuk mengabdi dan berbakti,” jelasnya.
Guru Besar Sosiologi ini juga menekankan bahwa mengabdi kepada bangsa dan negara pada hakikatnya adalah memberi, bukan meminta. Semangat pengabdian, menurutnya, harus menjadi kekuatan utama dalam membangun negeri, sekaligus menjadi jaringan kebajikan yang terus dikembangkan.
Ia menegaskan, membangun Indonesia bukanlah tugas satu kelompok atau golongan tertentu. Indonesia adalah milik bersama.
“Sebagaimana Bung Karno mengatakan, Indonesia adalah milik semua. Bukan satu golongan, bukan bangsawan atau yang kaya semata, tetapi milik seluruh rakyat,” katanya.
Haedar menutup pesannya dengan harapan agar KOKAM hadir sebagai kekuatan pengabdian.
“Bangunlah bangsa dengan jiwa beribadah kepada Allah SWT, tulus, berkhidmat, serta menjalankan misi dakwah dan tajdid untuk kemajuan Indonesia,” pungkasnya.
