NGAMPEL.KENDALMU.OR.ID. Rusaknya sebuah tatanan organisasi tidak mesti karena serangan dari luar, tetapi juga dari internal organisasi yang dilakukan oleh oknum.
Bentuk serangan dari luar di era digital diantaranya adalah menyebarkan informasi palsu, hoax, disinformasi untuk merusak reputasi organisasi atau menciptakan kekacauan internal. Sedangkan dari internal dalam bentuk perbedaan pendapat atau gesekan-gesekan pendapat yang tak kunjung selesai karena dikompori oleh oknum.
Hal tersebut mendapat sorotan Ustadz Drajat dalam kajian Ahad pagi Al Ikhlas PCM Ngampel (23/3/2025) di aula Kec. Ngampel
Dia mengutip Al qur’an Surat Al Baqarah ayat 19-20 :
اَوۡ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَآءِ فِيۡهِ ظُلُمٰتٌ وَّرَعۡدٌ وَّبَرۡقٌ ۚ يَجۡعَلُوۡنَ اَصَابِعَهُمۡ فِىۡۤ اٰذَانِهِمۡ مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الۡمَوۡتِؕ وَاللّٰهُ مُحِيۡطٌۢ بِالۡكٰفِرِيۡنَ ١٩
“Seperti hujan lebat dari langit, yang disertai kegelapan, petir dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya, (menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir.” (Qs. Al-Baqarah 19)
يَكَادُ الۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ اَبۡصَارَهُمۡؕ كُلَّمَاۤ اَضَآءَ لَهُمۡ مَّشَوۡا فِيۡهِۙ وَاِذَاۤ اَظۡلَمَ عَلَيۡهِمۡ قَامُوۡاؕ وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَاَبۡصَارِهِمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ ٢٠
“Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah 20)
Menurut Ustadz Drajat ayat tersebut merupakan perumpamaan lain terhadap kaum munafiq atau kaum yang dhohirnya mengatakan Islam lain waktu mereka ragu hati mereka dalam keraguan atau kembimbangan.
“Ayat ini menggambarkan kondisi orang-orang munafiq dengan dua perumpamaan, hujan, kegelapan, guruh, dan kilat,” katanya.
“Hujan di sini melambangkan wahyu Allah (Al-Qur’an) yang turun kepada manusia sebagai petunjuk. Sedangkan kegelapan, guruh, dan kilat melambangkan ketakutan dan kebingungan orang-orang munafiq dalam menghadapi perintah Allah,” terangnya.
Dikatakan ayat tersebut menunjukkan orang munafiq menutup telinga mereka dari kebenaran karena takut terhadap akibatnya, sebagaimana mereka menutup telinga dari suara petir agar tidak mendengar ancaman Allah.
Ustadz Drajat memberikan gambaran menurut para Ulama dan sahabat bahwa hujan turun dari langit merupakan situasi langit menjadi gelap mendung gelap gulita dan jarak pandang menjadi kabur disertai suara gemuruh menjadikan takut hati takut suara guruh itu tertuju kepada mereka .
“Hujan lebat biasanya terjadi kilat. Kilat sendiri seperti hati dan iman seorang munafiq yang begitu cepat datang kemudian pergi tidak bertahan lama di hati. Ketika datang petir mereka menutup telinga berarti tidak dapat mendengar kuasa Allah yang menjangkau di mana saja,” bebernya.
Dari hal tersebut Ust. Drajat mengingatkan kembali kepada para Jamaah Ahad Pagi PCM Ngampel agar tidak bersifat munafiq.
“Orang munafiq tidak tenang hidupnya tidak ada ketentuan hati punya prinsip mencla-mencle. Mari kita jaga keteguhan hati dan jaga kehormatan atau marwah kita,” tegasnya.
Ustadz Drajat mengaitkan munafiq dalam kontek Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dimana kemunafikan bisa terlihat dalam berbagai bentuk, terutama pada sikap dan tindakan para kandidat, tim sukses, atau pemilih yang tidak konsisten antara ucapan dan perbuatan.
“Kita dibuat munafiq oleh sistem politik,” ujarnya.
Dia juga mengungkapkan sikap Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi orang munafiq yang serba salah ketika ingin ditindak mereka berkata bahwa mereka muslim tetapi hati mereka tidak.
“Dalam kontek Muhammadiyah kita sudah berjanji untuk berkomitmen, setia menjalankan amanat-amanat persyarikatan,” kata Ustadz Drajat mengutip Al qur’an Surat Al Fath ayat 10 :
اِنَّ الَّذِيۡنَ يُبَايِعُوۡنَكَ اِنَّمَا يُبَايِعُوۡنَ اللّٰهَ ؕ يَدُ اللّٰهِ فَوۡقَ اَيۡدِيۡهِمۡ ۚ فَمَنۡ نَّكَثَ فَاِنَّمَا يَنۡكُثُ عَلٰى نَفۡسِهٖۚ وَمَنۡ اَوۡفٰى بِمَا عٰهَدَ عَلَيۡهُ اللّٰهَ فَسَيُؤۡتِيۡهِ اَجۡرًا عَظِيۡمًا ١٠
“Bahwa orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka, maka barangsiapa melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar atas (janji) sendiri; dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Dia akan memberinya pahala yang besar.” (QS Al-Fath 10)
Menurutnya, ayat tersebut sebagai penegasan bahwa pentingnya keteguhan hati dan kesetiaan dalam bermuhammadiyah agar Muhammadiyah tetap kokoh di dalam arus modern saat ini yang penuh kembimbangan.
Ustadz Drajat berharap seluruh jamaah Ahad Pagi PCM Ngampel untuk meninggalkan sifat kemunafikan dan menjaga kehormatan dalam bermuhammadiyah. (rio)
Kontributor : Ario Bagus Pamungkas
Editor : Abdul Ghofur