KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Enam Kabupaten dan Kota, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang terdiri Kab. Kendal, Grobogan, Kota Semarang, Demak, Kab. Semarang, dan Kota Salatiga dan tergabung Semarang Raya mengikuti acara halal bihalal di Auditorium Prof. KH. Ahmad Basyir, MA, RSI Muhammadiyah Kendal, Ahad (13/4/2025)

Kehadiran seluruh jajaran PDM tersebut masing-masing didampingi oleh PD Aisyiyah, PC Muhammadiyah, dan PC Aisyiyah. Turut hadir pula Ketua PW Aisyiyah Jateng, Eni Winaryati, dan Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Prof Zakiyuddin Baidhawy, dan Wahyudi
Sekretaris PDM Kendal, Moechammad Noer Agoes Hidayat mengatakan PDM Kendal merasa terhormat dipercaya oleh PWM Jateng sebagai tuan rumah halal bihalal 1446 H se Semarang Raya.
Agoes menyampaikan, kegiatan ini dikomandani oleh Majelis Tabligh PDM Kendal yang dibantu kesekretariatan PDM Kendal, RSI Kendal, dan Ortom Daerah Kendal.

Dia berharap halal bihalal sebagai ajang sillaturrahmi sesuai tema ‘Satukan Hati, Eratkan Sillaturrahmi Raih Ridho Illahi’
“Kita saling memaafkan dan membersihkan hati dari segala kesalahan dan kekhilafan sehingga halal bihalal ini memberi manfaat dan keberkahan,” katanya.
Agoes juga berharap acara ini bisa menjaga ukhuwah Islamiyah, memperkuat komitem dalam menjalankan konsep tiga dakwah Muhammadiyah, yakni mencerahkan, menggembirakan, dan mensejahterakan.
Di akhir sambutan dari tuan rumah, Agoes menyampaikan pantun, ‘membeli ikan teri di pasar Weleri, tak terasa bulan Ramadan dan hari raya idulfitri telah kita lalui, semoga amalan ibadah kita diterima ilahi robbi,’.
Sementara itu Ketua PW Aisyiyah Jateng, Eni Winaryati ketika diminta menyampaikan sambutan, justru memanfaatkan waktunya di podium membaca sebuah puisi karyanya, yang sebelumnnya diminta oleh Wakil Ketua PWM Jateng, Wahyudi.
“Sebelum tadi menyampaikan sambutan, (saya) sudah dikethik (diingatkan-red) oleh Pak Wahyudi, ojo suwe-suwe lho (jangan lama-lama-red), maka saya tidak akan banyak bicara (tapi) mencari berbeda dari yang ada. Cukup akan membacakan puisi yang tadi saya tulis di situ (tempat duduk),” kata Eni disambut gerr jamaah yang hadir.
“Dan saya tidak bermaksud menyaingi yang tadi tampil, kebetulan saya punya hoby nulis puisi. Ada sekitar 20 buku puisi yang saya tulis, meskipun background, latar belakang bukan orang Bahasa Indonesia,” imbuhnya.

Berikut puisinya : Di hari nan fitri, bersama ibu Aisyiyah cinta abadi. Dalam tautan nilai ilahi, tak ada pamrih, semua dalam basutan hati, berharap ridho ilahi. Bunda Aisyiyah dalam lintasan sejarah, engkau telah canangkan hikmah. Dalam setiap langkah adalah derap perjalanan yang selalu engkau ukir hikmah, tuk meraih nilai nikmah, dalam muatan harap penuh berkah. Beragam nilai telah engkau ikhtiari, harapkan setiap desah nafas ada nilai maknawi, menyebar pada seluruh lini yang wanginya bak kesturi, harumnya prestasi kelak menjadi saksi di jannati. Sejarah telah berikan bukti, engkau tampil pertama penuh dedikasi. Catatan pena menjadi saksi, derap langkah tegap penuh maknawi. Setiap diksi narasi berikan arti yang dalam sekali. Uluran tanganmu menggapai dan menangis anak telantar ditinggal pergi oleh orang tuannya yang telah lari. Engkau rengkuh dengan kasih sayang nan abadi, kakimu melangkah cepat sekali menyapu kemungkaran, menjemput kemakrufan, dalam komitmen diri. Mari di hari nan fitri ini, bersama satukan hati eratkan tali sillaturrahmi dalam rengkuhan nilai hakiki. Dalam bingkai emas mendominasi, berikan nilai agar menjadi primadona di jannati, karena syarat prestasi.
Selama Ketua PW Aisyiyah Jateng membacakan puisi, tercipta suasana hening yang menyelimuti Auditorium Prof KH Ahmad Basyir, M.A. Semua tamu undangan menyimak kata demi kata yang meluncur. Kadang tegas, kadang lirih, namun selalu menghunjam ke dalam sanubari. Hampir setiap bait membawa getar, seolah semua tamu undangan diajak menyusuri sejarah perjuangan Aisyiyah, mengenang derap langkah para pejuang yang tak pernah menyerah dalam meraih prestasi sebagai bekal di jannati. Dan saat bait terakhir meluncur dengan lirih, ‘Dalam bingkai emas mendominasi, berikan nilai agar menjadi primadona di jannati, karena syarat prestasi’, seluruh tamu undangan memberi aplous.
Wakil Ketua PWM Jateng, Prof Zakiyuddin Baidhawy mengatakan kalau kita perhatikan perintah Allah dalam surat Al Baqarah ayat 183-187 yang mengiringi perintah ibadah shiam Ramadan, Allah dalam ayat itu menggunakan pendekatan semiotika tarajih, simbol harapan bagi orang-orang yang berpuasa Ramadan, karena pada akhir di ayat disebutkan la’allakum tattaquun, la’allakum tashkuruun, la’allahum yarshuduun, dan la’allahum yattaquun

“Nampaknya Allah subhanahu wata’ala ingin menyampaikan pesan secara eksplisit melalui ayat-ayat yang mengiringi peintah ibadah shiam Ramadan, bahwa ibadah di bulan Ramadan itu penuh dengan harapan,” kata Prof Zakiyuddin.
Artinya, kalau orang berpuasa satu bulan di bulan Ramadan, kemudian menjumpai idulfitri itu tidak semakin bangkit semangatnya, tidak menjadi Syawwal, meningkat ghirohnya, tidak meningkat berMuhammadiyah dan berAisyiyahnya, maka semiotika tarajih tidak tercapai.
“Padahal ibadah shiam di bulan Ramadan bagi muslim dan muslimah penuh harapan untuk masa depan yang lebih cerah, termasuk dalam berMuhammadiyah dan berAisyiyah,” tegasnya.
Prof Zakiyyudin berharap momentum Syawwal menjadi penyemangat bersama dalam membentuk umat step by step dengan sistematis agar menjadi umat berkemajuan yang selalu menjunjung tinggi Agama Islam dalam mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya dan kita menjadi bagian di dalamnya.

Sedangkan Ketua PDM Kendal, KH. Ikhsan Intizam dalam tausiahnya melakukan sosialisasi taglne Ashoi (membaca Al qur’an, Sholat berjamaah, dan Infaq) yang sudah dilaunching saat pengajian akbar Ramadan 1446 H di Plantungan beberapa waktu lalu. (fur)