NGAMPEL.KENDALMU.OR.ID. Dalam konteks ini, “kesesatan” merujuk pada kekafiran atau ketidakbenaran, sementara “petunjuk” merujuk pada keimanan dan kebenaran yang ditawarkan oleh Allah. Orang-orang yang disebut dalam ayat ini lebih memilih untuk meninggalkan keimanan demi mengikuti jalan yang salah.
Demikian kata Ustadz Drajat Al Maula mengutip ayat Al qur’an Surat Al Baqarah ayat 16 dalam kajian Ahad Pagi Al Ikhlas PCM Ngampel (26/1/2025) di aula Kec. Ngampel.
أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
Artinya : ‘Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka, tidaklah beruntung perniagaannya dan mereka bukanlah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. QS. Al-Baqarah 16.
Ustadz Drajat menjelaskan, mengutip buku Tafsir As-Sa’di, kata membeli disini merupakan makna kinayah atau sindiran.
“Bahwa membeli bisa diartikan sebagai memilih seperti saat kita memilih barang di toko ada banyak barang yang bisa dipilih dan orang-orang Musrik memlilih kesesatan meninggalkan hidayah,” katanya mengutip Al qur’an Surat Fusilat ayat 17
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Artinya: ‘Adapun (kaum) Samud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk itu. Maka, mereka disambar petir sebagai azab yang menghinakan karena apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Fussilat ayat 17)
“Ayat tersebut yang menurut Mufasir yaitu oarang Munafik menyimpang dari Hidayah,” imbuhnya.
Ustadz Srajar melanjutkan dengan membaca surat Al-Baqarah ayat 17 & 18 :
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ
Artinya: ‘Perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api. Setelah (api itu) menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (QS. Al-Baqarah 17.)
صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
Artinya: ‘ (Mereka) tuli, bisu, lagi buta, sehingga mereka tidak dapat kembali. (QS Albaqarah ayat 18)
Dalam konteks ilmu fisika, dikatakan, orang melihat menggunakan cahaya dibantu kornea, bagaimana dengan hewan mereka bisa melihat dalam gelap?. Sinar itu dibagi menjadi sinar Alfa, Beta dan Gama maka Hewan bisa melihat keberadaan Mahkluk Ghoib seperti ayam yang berkokok jam 3 pagi melihat Malaikat turun dan Anjing yang menggongong melihat Setan. Maka Allah mengilangkan Cahaya itu.
“Tuli, bisu dan buta bagi orang munafiq dalam konteks Al qur’an pada hakikatnya nereka mendengarkan, bisa bicara, dan melihat kebenaran,tetapi mereka itu sulit menerima kebenaran yang datangnya dari Allah,” ujarnya.
“Buta bukan buta mata namun buta hainya tidak mau melihat kebenaran seperti orang Kafir Quraisy berpendapat bahwa Al-Quran itu ciptaan Nabi Muhammad padahal nabi adalah seorang ‘Nabiyyil Ummiyyi’ atau nabi yang buta, buta disini buta huruf dan tidak bisa menulis” jelasnya.
“Allah menghilangkan manfaat api yang memberikan pencerahan, api nasihat mencerahkan mengehilang dalam kegelapan dalam tafsir Ibn Qasir ada tanda-tanda cahaya itu hilang 1 keraguan, kekufuran, kemunafikan, tidak bisa melihat kebenaran dan jalan hidupnya ngawur,” pungkasnya.
Pengajian Ahad Pagi ini Ust. Drajat berharap kepada seluruh Jamaah Pagi PCM Ngampel untuk terus menjaga Api Cahaya Hidayah agar tidak berada dalam kegelapan atau kekufuran. (rio)