BOJA. KENDALMU.OR.ID. Mengisi liburan sekolah yang tinggal sepekan, SMK Muhammadiyah 2 (Muha) Boja, Kabupaten Kendal, menggelar workshop khusus untuk para guru bertema “Implementasi Deep Learning Terintegrasi dengan Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah”, Sabtu (5/7/2025).
Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam menyongsong tahun ajaran baru 2025/2026, sekaligus menjawab tuntutan perubahan besar dalam sistem pendidikan nasional.
Workshop ini menghadirkan Pengawas SMK dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Anie Kartika, sebagai narasumber utama.

Kepala SMK Muhammadiyah 2 Boja, Nur Khirin, menyampaikan bahwa workshop ini sangat penting untuk membekali guru dengan pendekatan deep learning yang kini menjadi bagian dari kurikulum nasional.
“Sesuai Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024, Kurikulum 2025 merupakan gabungan dari Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka dengan penambahan pendekatan deep learning. Konsep ini mendorong pemahaman yang mendalam dan menekankan pentingnya berpikir kritis serta adaptif terhadap perubahan zaman,” jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Khirin, sekolah Muhammadiyah juga mengacu pada Surat Edaran PP Muhammadiyah Nomor 22 Tahun 2024 yang menegaskan penerapan Kurikulum ISMUBA (Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab) berbasis Kurikulum Merdeka di seluruh Amal Usaha Muhammadiyah bidang pendidikan.
“Jadi mulai tahun ajaran ini, kami mengintegrasikan kurikulum pemerintah dengan kurikulum pendidikan Muhammadiyah. Guru Muhammadiyah harus mampu menyelaraskan dua arus besar ini demi lahirnya generasi yang berilmu, berkarakter, dan berakhlak Islami,” tegasnya.
Ia menambahkan, deep learning bagi guru Muhammadiyah bukan sekadar strategi belajar, tetapi dorongan untuk merancang pembelajaran yang menyenangkan, menggugah rasa ingin tahu siswa, dan membentuk karakter mulia.
“Workshop ini bukan sekadar pelatihan, tapi harus menjadi gerakan nyata di kelas. Karena itu, kami harap ada tindak lanjut oleh tim kurikulum dan Al-Islam di sekolah,” ujarnya.

Sementara itu, Anie Kartika mengingatkan pentingnya peran guru sebagai pembentuk generasi yang siap menghadapi dunia kerja sekaligus kuat dalam karakter.
“Jangan sampai orang tua kecewa karena anak-anaknya tidak mendapatkan pendidikan karakter yang layak di sekolah,” tegas Anie.
Ia menyoroti realitas banyak lulusan SMK yang mengalami turn off di tempat kerja—keluar atau diberhentikan karena tidak mampu menghadapi tekanan pekerjaan.
“Mereka tidak siap. Misalnya tugas hari ini tidak selesai, besok sudah menumpuk, akhirnya ditegur atasan lalu menghilang. Ini menunjukkan betapa pentingnya pembentukan soft skill dan mental tangguh sejak di bangku sekolah,” ujarnya.
Anie juga menekankan bahwa guru harus menjadi teladan sebelum menanamkan disiplin kepada siswa.
Ia mencontohkan, jika guru memberi tenggat tugas kepada siswa hari ini, maka tidak boleh memberi kelonggaran tanpa alasan.
“Kalau hari ini diberi tugas, ya harus selesai hari ini. Jangan justru guru sendiri yang tidak konsisten, itu tidak mencerminkan disiplin yang ingin kita tanamkan,” tandasnya.
Workshop ini menjadi titik awal yang penting bagi SMK Muha Boja dalam menyambut tahun ajaran baru dengan semangat transformasi. Guru tidak lagi cukup menjadi pengajar, tapi juga pembelajar, pemantik, sekaligus penanam nilai. Sebuah upaya bersama mencetak generasi SMK yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap hidup dalam nilai. (fur)