KANGKUNG, KENDALMU.OR.ID — SDIT Muhammadiyah Truko, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal menggelar kegiatan Ceria Pandu Athfal Hizbul Wathan yang diikuti 200 siswa dari kelas IV, V dan VI, Jumat–Sabtu (14–15/11/2025), di halaman sekolah setempat.
Kegiatan dua hari itu sebelumnya direncanakan berlangsung di Lapangan Desa Truko, namun terpaksa dialihkan karena lapangan tergenang air usai hujan deras.
Hizbul Wathan merupakan gerakan kepanduan Muhammadiyah bagi anak-anak usia sekolah dasar yang bertujuan membentuk karakter, kemandirian, kedisiplinan, serta akhlak peserta didik melalui kegiatan kepanduan.

Acara dibuka dengan pelepasan beberapa burung merpati secara serentak oleh Ketua PCM dan PCA Kangkung, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Kangkung, Komite SDIT Muhammadiyah Truko, Kepala PAUD dan TK ABA, serta Kepala Desa Truko.
Ketua Majelis Dikdasmen PCM Kangkung, Sinwan, mengapresiasi penuh penyelenggaraan kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini bukan hanya ajang bermain, tetapi juga sarana membentuk karakter, kemandirian, kedisiplinan, dan akhlak mulia bagi para Pandu Athfal,” ujarnya.
Ia juga memotivasi siswa agar mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan semangat dan keceriaan.
Sinwan menekankan pentingnya mematuhi arahan guru, berani menyampaikan kesulitan, serta menciptakan pendampingan yang menyenangkan.
“Guru pendamping hendaknya memberi bimbingan penuh kasih sayang, sehingga kegiatan ini menjadi pengalaman berharga yang membekas dalam diri anak-anak,” katanya.
Sinwan menambahkan bahwa kegiatan ini sekaligus digelar dalam rangka menyambut Milad Muhammadiyah ke-113.
Ia berharap kegiatan tersebut mampu menumbuhkan keberanian, kecerdasan, akhlak, dan keluhuran budi anak-anak sesuai nilai-nilai Muhammadiyah.

“Semoga para pembina, orang tua, dan seluruh warga sekolah terus bersinergi memberikan pendampingan terbaik untuk generasi penerus kita,” imbuhnya.
Kepala SDIT Muhammadiyah Truko, Muhammad Fajrinshah, menjelaskan bahwa pelepasan merpati dalam kontek pembukaan kegiatan ini memiliki makna khusus.
“Burung merpati melambangkan kesetiaan. Seperti merpati yang akan kembali ke pemiliknya, kami berharap siswa-sisisi kelak tetap kembali kepada Muhammadiyah, di mana pun mereka berada,” ungkapnya.
Ketua Panitia, Ganang Abdul Sofi, menyampaikan bahwa kegiatan disusun sesuai SOP dengan persiapan matang, mengutamakan pembinaan kedisiplinan dasar, cinta lingkungan, kerja sama, keceriaan, dan kreativitas.
Ia menyebutkan, awalnya kegiatan dirancang menggunakan tenda parasit di Lapangan Desa Truko, namun kondisi cuaca memaksa perubahan lokasi.
“Kami menyediakan tenda parasit dan meminta setiap siswa membawa jas hujan. Jika hujan terlalu lebat, seluruh peserta akan dipindah ke ruang kelas demi keamanan,” jelasnya.
Meski cuaca tidak sepenuhnya bersahabat, antusiasme siswa dan guru tetap tinggi.
“Hujan bukanlah halangan. Hujan adalah rahmat dan anugerah dari Allah,” tutup Ganang.
Kegiatan Ceria Pandu Athfal Hizbul Wathon ini menjadi momen yang bukan hanya seru dan menyenangkan, tetapi juga sarat nilai kebersamaan, kemandirian, dan karakter Islami bagi para siswa. (tibyani)
