KENDAL, KENDALMU.OR.ID – Dalam upaya memperkuat karakter dan spiritualitas umat, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kota Kendal menggelar Kajian Ahad Pagi bertema “Meneladani Kesabaran Urwah bin Az-Zubair”.
Kajian yang berlangsung di Masjid Mujahidin Kendal ini menghadirkan Ustadz Nur Ariyanto, dan diikuti ratusan jamaah yang antusias menyimak kisah inspiratif dari salah satu tokoh besar tabi’in.
Dalam pemaparannya, Ustadz Nur Ariyanto menjelaskan bahwa Urwah bin Az-Zubair adalah putra dari Asma binti Abu Bakar serta keponakan dari istri Rasulullah saw., Aisyah r.a.
Sejak muda, Urwah dikenal tekun menuntut ilmu dan menjadi salah satu perawi hadis terkemuka di kalangan tabi’in.
“Beliau bukan hanya ahli ilmu, tetapi juga teladan dalam kesabaran dan keteguhan hati menghadapi ujian,” ujar Ustadz Nur Ariyanto di hadapan jamaah.
Ia kemudian menuturkan kisah ketika Urwah menderita penyakit parah hingga kakinya harus diamputasi. Meski menghadapi cobaan berat, Urwah tetap bersyukur dan tidak mengeluh sedikit pun.
“Urwah berkata, ‘Ya Allah, jika Engkau telah mengambil satu anggota tubuhku, Engkau masih menyisakan yang lain untukku.’ Ini bukti betapa besar rasa syukur dan ketundukannya kepada Allah,” jelasnya.
Menurutnya, kisah tersebut menjadi pelajaran berharga bahwa seorang mukmin sejati selalu bersyukur dalam kesempitan, bersabar dalam ujian, dan bertawakal dalam setiap keadaan. “Kekuatan sejati seorang mukmin bukan pada jasad atau harta, tapi pada iman dan kerelaan hatinya menerima takdir Allah,” tegasnya.
Dalam kajian itu, Ustadz Nur Ariyanto juga mengungkapkan bahwa Urwah dikenal sebagai pribadi kaya namun zuhud dan dermawan. Ia memiliki kebun kurma luas di Madinah dengan hasil mencapai sepuluh ribu dinar per tahun, namun sebagian besar disedekahkan kepada fakir miskin dan penuntut ilmu.
“Meski berkecukupan, beliau tidak bergantung pada harta. Ia justru menggunakannya untuk jalan Allah,” tambahnya.
Selain kesabarannya, Urwah juga dikenal sangat berbakti kepada ibunya, Asma binti Abu Bakar. Meski telah menjadi ulama besar, ia tetap membantu pekerjaan rumah tangga dan selalu menjaga sikap hormat kepada ibunya.
“Nilai-nilai seperti ini harus diteladani oleh generasi Muslim masa kini,” ujar Ustadz Nur.
Lebih lanjut, ia menyebutkan empat hal utama yang bisa dipetik dari kisah Urwah bin Az-Zubair, yakni sabar, syukur, cinta ilmu, dan hormat kepada orang tua.
“Jika empat hal ini tertanam dalam diri umat Islam, insya Allah akan lahir pribadi yang kuat dan berakhlak mulia,” ujarnya menegaskan.
Ustadz Nur Ariyanto juga menguraikan bahwa Urwah memiliki saudara kandung Abdullah bin Zubair, serta empat saudara lainnya: Hisyam, Abdullah, Yahya, dan Utsman bin Urwah. Dari keluarga inilah lahir banyak ulama dan pejuang Islam besar.
“Yang perlu kita contoh dari Urwah bin Az-Zubair adalah kebaikan, kesabaran, ketaatan, keteguhan dalam berprinsip, serta kemampuan menjaga hubungan baik dengan sesama,” ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam membentuk karakter dan kecintaan anak terhadap ilmu.
“Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh ilmu dan keteladanan akan menjadi pribadi yang kuat dan berakhlak. Maka, tugas kita sebagai orang tua adalah menuntun mereka dengan kasih dan teladan,” pesannya.
Ia juga berpesan agar umat terus menuntut ilmu dengan kesungguhan.
“Carilah ilmu dari para guru dan ulama, dari berbagai sumber yang membawa kita semakin dekat kepada Allah,” pungkasnya. (novia)
Kontributor : Novia Labila