KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Memasuki akhir Ramadan 1446 H Ustadz Muhammad Hamka bertanya, ketika Ramadan segera berakhir apakah kita bahagia atau sedih ? Ini sebuah pertanyaan yang dirasakan campuran emosi yang kompleks.
Di penghujung Ramadan dan bisa merayakan Idul Fitri kadang harus bahagia sampai menangis dengan linangan air mata, tetapi di sisi lain kita sedih karena kehilangan peluang, kesempatan untuk memohon ampunan kepada Allah karena Ramadan meninggalkan kita.
Demikian kesimpulan Kajian Jelang Buka Puasa yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Mujahidin Kota Kendal, Jum’at sore (28/3/2025).
Ustadz Hamka mengatakan, bulan Ramadan datang dengan segala kebaikan, dan jika hati kita tidak tergerak sedikitpun untuk melakukan kebaikan hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah dalam spiritualitas kita.
“Tidak sedikit orang bilang; puasa, sedekah, ngaji dan berbuat kebaikan lain tidak harus di bulan Ramadan,” kata Ustadz Hamka di hadapan ratusan jamaah.

Pernyatan tersebut dijawab Ustadz Hamka; di bulan Ramadan saja malas berbuat kebaikan, tidak memaksimalkan ibadah, apalagi selain bulan Ramadan, tidak ada jaminan meningkatkan ibadah, karena Allah telah memberi keberkahan di bulan Ramadan tetapi tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Ustadz Hamka menekankan pentingnya membawa makna mendalam ketika Ramadan berakhir.
“Ramadan yang kita rasakan mestinya memiliki makna yang mendalam dan meninggalkan kenangan yang berharga, sehingga ketika Ramadan berakhir kita tidak merasa rugi amat,” katanya.
Berakhirnya Ramadan juga menyimpan rasa sedih bagi kita, karena kesempatan memberi sedekah kepada orang yang berpuasa pahalanya tidak sebesar orang berpuasa di bulan Ramadan.
“Di akhir-akhir Ramadan manfaatkan sisa waktu untuk meningkatkan kualitas ibadah. Setiap amal kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas akan meninggalkan jejak yang indah dalam ingatan kita sehingga tidak merasa sedih ketika Ramadan meninggalkan kita,” pesannya.

Menurutnya, banyak bentuk-bentuk ibadah yang masih terbentang luas di akhir Ramadan selain meningkatkan kualitas ibadah puasa, seperti juga qiyamu lail, menambah khatam tadarus Al qur’an, bersadaqah, beriktikaf di masjid, memperbanyak do’a, dan ibadah lainnya.
Diakhir kajian Ustadz Hamka mengajak kita supaya dapat menciptakan kenangan kebaikan yang akan terus hidup dalam hati kita, sehingga saat bulan Ramadan meninggalkan kita, perasaan sedih dapat diminimalkan dan digantikan dengan rasa syukur atas segala pengalaman baik yang telah dilalui.
Sedangkan Wakil Ketua PCM Kota Kendal, Nurrudin berharap jejak Ustadz Hamka dapat ditiru oleh generasi muda, Pemuda Muhammadiyah.
“Ustadz Hamka telah mendunia dengan segala pengalaman yang didukung dengan pendidikannya sangat baik,” kata Nurrudin yang juga Kepala SD Taruna Muhammadiyah Kendal.
Dia meminta kepada Pemuda Muhammadiyah dalam menyelenggarakan kegiatan bisa dikemas sebaik dan semenarik mungkin.
“Kegiatannya dibranding semenarik mungkin dan siap bersaing di era digital,” ujarnya.
Nurrudin berharap kajian ini bisa menjadi inspirasi jamaah dalam menyempurnakan ibadah puasa yang segera akan berakhir. (fur)
