Oleh Supardi dan Latifah*)
KENDALMU.OR.ID. SETELAH sebulan penuh menjalani ibadah di bulan Ramadan, umat Islam memasuki bulan Syawal yang merupakan momentum penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas spiritual yang telah dibangun.
Bulan Syawal merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah yang memiliki makna dan keutamaan khusus dalam Islam.
Kata “Syawal” berasal dari akar kata dalam bahasa Arab yang berarti “mengangkat” atau “meningkat”.
Diungkapkan, penamaan bulan Syawal dikaitkan dengan tradisi masyarakat Arab kuno yang mengamati bahwa pada bulan ini, unta betina cenderung mengangkat ekornya sebagai tanda penolakan terhadap unta jantan. Fenomena ini diungkapkan dengan istilah “syāla bi dzanabiha” yang berarti “mengangkat ekornya”.
Dalam konteks Islam, Syawal memiliki beberapa hakikat penting, antara lain kembali ke fitrah yang ditandai dengan perayaan Idul Fitri, kembalinya umat muslim kepada keadaan fitrah (suci) setelah sebulan penuh berpuasa dan beribadah di bulan Ramadan.
Jika Syawal diartikan peningkatan spiritualitas, maka Syawal sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah dan spiritualitas.
Setelah latihan spiritual di bulan Ramadan, umat Muslim dianjurkan untuk mempertahankan dan meningkatkan amal ibadah mereka, karena beribadah setelah Ramadan sangat penting sebagai upaya untuk tetap menjaga rutinitas ibadah, sepertiberjamaah shalat lima waktu, membaca Al-Qur’an, dan dzikir, sebagai bentuk keistiqomahan dalam beribadah yang akan membantu mempertahankan kedekatan dengan Allah SWT yang telah dicapai selama Ramadan.
Puasa enam hari di bulan Syawal memiliki keutamaan besar. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti berpuasa sepanjang tahun.” Puasa ini dapat dilakukan secara berurutan atau terpisah selama bulan Syawal

Bulan Syawal adalah waktu yang tepat untuk terus meningkatkan amal shalih seperti bersedekah, membantu sesama, dan melakukan kegiatan sosial lainnya. Hal ini akan memperkuat hubungan sosial dan mempererat tali silaturahmi antar sesama.
Menghadirkan literasi di bulan Syawal dengan memperdalam pengetahuan agama dengan menghadiri majelis ilmu atau mengikuti kajian-kajian Islam akan membantu mempertahankan semangat belajar dan memahami ajaran Islam lebih dalam.
Syawal juga identik dengan tradisi saling bermaafan dan mempererat silaturahmi. Manfaatkan momen ini untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman, dan tetangga, serta memperluas jaringan sosial yang positif.
Bulan Syawal juga menandai dimulainya musim haji. Beberapa amalan haji dapat dimulai pada bulan ini, menjadikannya bagian dari bulan-bulan haji yang disebut “Asyhur Al-Hajj”.
Syawal bukan hanya sekadar bulan setelah Ramadan, tetapi juga periode penting yang menawarkan berbagai kesempatan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas spiritual serta amal ibadah umat Muslim.
Dengan meningkatkan spiritualitas di bulan Syawal, diharapkan umat Islam dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan kualitas ibadah dan spiritualitas yang telah dibangun selama Ramadan, sehingga nilai-nilai kebaikan dapat terus diamalkan sepanjang tahun.
Selamat Idul Fitri 1446 H “Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan amal ibadah kalian semua.”
*) H. Supardi, S.Pd; M.Pd adalah Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PD Muhammadiyah Kendal, dan Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Boja, Kab. Kendal.
*) Latifah, S.E; M.Si adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Kendal Batang (Umkaba) dan Bendahara Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PD Muhammadiyah Kendal.
