Oleh : Romanto Pribadi
Hari Guru selalu datang sebagai pengingat bahwa pendidikan bukan sekadar proses mentransfer ilmu, tetapi sebuah perjalanan panjang merawat peradaban.
Pada momen ini kita kembali menundukkan kepala, melihat jauh ke dalam diri, untuk menyadari betapa guru hadir sebagai penjaga cahaya, penabur kasih, dan perawat semesta.
Guru tidak hanya berdiri di depan kelas dengan kapur dan buku.
Mereka menghidupkan cinta—cinta pada ilmu, pada sesama manusia, dan pada alam semesta yang Allah amanahkan untuk dijaga. Melalui tangan dan hati para guru, manusia dibentuk menjadi pribadi yang kuat secara spiritual, cerdas secara intelektual, dan anggun dalam akhlak.
Ilmu sebagai Cahaya Pertama: Membaca sebagai Perintah Agung
Perjalanan cinta seorang guru sejatinya dimulai dari wahyu pertama: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan… Yang mengajar manusia dengan pena, mengajarkan apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1–5)
Ayat pertama yang turun bukan perintah bersujud, bukan pula perintah berhenti dari kemaksiatan, tetapi perintah membaca—tanda bahwa misi suci peradaban dimulai dari ilmu.
Guru adalah perpanjangan tangan dari misi ilahi ini.
Ketika seorang guru mengajar, ia sedang meneruskan tugas yang Allah muliakan sendiri: membuka pintu-pintu pengetahuan agar manusia tidak kembali pada kegelapan.
Maka, merawat semesta dengan cinta berarti menyalakan cahaya ilmu agar manusia terus ingat pada asal, tujuan, dan tanggung jawabnya.
Guru sebagai Pewaris Spiritualitas Para Nabi
Nabi Muhammad SAW menegaskan: “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Tirmidzi).
Guru berada dalam garis keturunan spiritual para nabi. Tugasnya sama: mencerahkan, membimbing, dan menyelamatkan manusia dari kebodohan, kesesatan, dan kerusakan moral.
Warisan para nabi bukan harta benda, tetapi ilmu dan kasih sayang.
Guru yang mengajar dengan cinta sejatinya sedang menyalurkan rahmat kerasulan—menghidupkan semangat kemanusiaan dan menegakkan martabat manusia.
Guru: Khalifah bagi Para Khalifah Kecil
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (QS. Al-Baqarah: 30)
Setiap manusia adalah khalifah—penjaga bumi, perawat harmoni hidup, dan penggerak kebaikan. Tetapi sebelum menjadi khalifah sejati, manusia membutuhkan bimbingan. Di sinilah guru hadir sebagai khalifah bagi para khalifah kecil.
Guru membentuk generasi yang kelak membawa amanah besar: merawat bumi, menjaga kedamaian, dan menciptakan peradaban yang manusiawi.
Tema “Merawat Semesta dengan Cinta” mengingatkan kita bahwa guru tidak hanya mengurus mata pelajaran, tetapi juga mengurus masa depan bumi melalui pendidikan karakter, akhlak, dan hati nurani.
Cinta sebagai Inti Iman dan Pendidikan
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Guru yang mengajar dengan cinta sedang menjalankan inti ajaran iman. Setiap kesabaran yang dipupuk, setiap tatapan penuh perhatian, setiap doa yang terucap untuk murid-muridnya, adalah bagian dari energi cinta yang membangun manusia.
Merawat semesta dimulai dari merawat hati manusia, dan itulah yang dilakukan seorang guru setiap hari: menanam benih-benih kebaikan yang akan tumbuh menjadi pohon-pohon keteduhan peradaban.
Refleksi Utama: Guru adalah Penjaga Semesta :
- Guru merawat manusia, dan manusia yang berakhlak baik akan merawat bumi.
- Guru menyalakan ilmu, dan ilmu adalah cahaya yang mengusir kerusakan, kezaliman, dan kebodohan.
- Guru menanam cinta, dan cinta adalah kekuatan yang mampu menciptakan perdamaian dan kesejahteraan.
- Guru adalah pilar peradaban, penyambung hikmah masa lalu dengan harapan masa depan.
Penutup : Guru Sang Tukang Kebun Semesta
Di Hari Guru ini, mari kita renungkan kembali peran mereka. Jika semesta membutuhkan perawatan, maka guru adalah tukang kebunnya—menyiram setiap benih kebaikan dengan kesabaran, ketulusan, dan cinta. Dan ketika benih itu tumbuh menjadi pohon-pohon yang rindang, dunia akan menjadi lebih sejuk, lebih damai, dan lebih bermakna.
Selamat Hari Guru.
Semoga seluruh guru senantiasa diberi kekuatan untuk terus merawat semesta dengan cinta.
Romanto Pribadi, S.Pd.I; M.Pd adalah guru Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Weleri dan Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kendal
