KANGKUNG, KENDALMU.OR.ID — Pengajian Ahad Manis, atau yang akrab disebut Jihad Manis, kembali digelar di Masjid Al Ittiba’ Muhammadiyah Truko, Kec. Kangkung, Kendal, Ahad (21/9/2025).
Tradisi panjang yang digagas Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kangkung ini memang memiliki daya tarik tersendiri, karena hanya dilaksanakan setiap pasaran Ahad Manis.
Kali ini, Jihad Manis menghadirkan mubaligh KH. Ali Mu’zi, Ketua PCM Weleri sekaligus sosok yang sangat akrab di hati para alumni SMA Muhammadiyah Weleri.
Kehadirannya seolah membawa nuansa nostalgia, karena sejumlah mantan murid yang hadir mengaku masih merasakan gaya khas KH. Ali: tegas, berapi-api, namun tetap menyejukkan dengan balutan humor yang mengena.
Dalam tausyiahnya, KH. Ali mengangkat pesan mendalam dari Al-Qur’an, surat Al-Baqarah ayat 249, tentang kisah ujian Thalut dan pasukannya ketika menghadapi Jalut.
Ayat ini mengingatkan jamaah bahwa kemenangan tidak ditentukan oleh jumlah atau kekuatan fisik semata, melainkan oleh teguhnya iman, kesabaran, dan pertolongan Allah.
كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ ٢٤٩
“Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 249)

Ali menegaskan bahwa hikmah utama dari ayat yang dibacakan adalah pentingnya menjadikan kesabaran sebagai kunci kemenangan.
Ia mengingatkan bahwa kehidupan tidak pernah lepas dari ujian, tetapi justru di situlah seorang mukmin ditempa untuk semakin kuat dan dekat kepada Allah.
“Kesabaran adalah kunci kemenangan,” ujarnya tegas. “Doa, iman yang kokoh, serta keberanian menghadapi kesulitan merupakan bekal utama seorang mukmin dalam menjalani hidup.”
Pesan itu menggema di tengah jamaah, seolah mengingatkan bahwa perjuangan tidak hanya soal kekuatan fisik atau jumlah, melainkan tentang keteguhan hati, keyakinan kepada pertolongan Allah, dan keberanian untuk tetap melangkah di saat jalan terasa terjal.
Tradisi Jihad Manis yang konsisten digelar ini kembali membuktikan perannya sebagai wadah pembinaan ruhani umat.
Bukan sekadar forum pengajian, namun juga sarana mempererat ukhuwah, menumbuhkan semangat dakwah, sekaligus menghadirkan keteladanan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (yani)
Kontributor: Muhammad Tibyani, Editor: Abdul Ghofur